PSM Makassar
CEO PSM: Kasus Maitimo Harus Jadi Pelajaran
Raphael Maitimo yang seenaknya hengkang dari tim, hanya dengan menyebarkan rilis melalui media massa dan media medsos.
Penulis: Ilham Mulyawan | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun TImur, Ilham Mulyawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setelah cukup lama bungkam, Chief Executive Officer (CEO) PT (Persaudaraan Sepakbola Makassar ), Munafri Arifuddin akhirnya angkat bicara soal pernyataan Raphael Maitimo yang seenaknya hengkang dari tim, hanya dengan menyebarkan rilis melalui media massa dan media sosial (medsos).
Maitimo mengeluarkan pernyataan resmi melalui agennya, Ryan Gozali pada tanggal 8 Maret 2017 pekan lalu.
Dalam isi pesannya, mantan pemain Arema Cronous itu mengatakan ia memilih keluar dengan alasan ada perbedaan visi dari segi teknis, dengan Pelatih Robert Rene Alberts, dalam menentukan perannya di tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur tersebut.
Munafri sendiri tidak pernah menahan Maitimo jika tidak ingin bermain di PSM.
Baca: Direktur PT PSM Nilai Raphael Maitimo Tidak Beradab
Baca: BREAKING NEWS: Maitimo Resmi Keluar dari Tim PSM Makassar, Ini Pernyataan Resminya
Ia akui telah berkomunikasi dengan pihak yang mewakili Raphael Maitimo.
Tapi ada hal-hal yang harus dibicarakan terlebih dahulu bersama-sama, tidak seenaknya mengatakan keluar dan pamit melalui media.
“Intinya kami dari manajemen tidak mempermasalahkan apabila Maitimo ingin meninggalkan PSM. Tetapi ada baiknya kita duduk bersama membicarakan jalan keluarnya termasuk persoalan kompensasi. Setelah itu dia bebas memilih klub yang dia inginkan untuk karirnya," ujar Munafri.
Ia menambahkan, tinggal membicarakan masalah kompensasi, sehingga proses ini bisa berjalan dengan baik dan selesai dalam proses kekeluargaan.
Appi - sapaan akrabnya juga mengatakan, kasus Maitimo menjadi pelajaran kepada semua pemain, agar mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum ingin dikontrak.
"Ini harus jadi pelajaran, itulah mengapa kami selalu mengajak pemain datang dulu melihat situasi, latihan bersama sebelum mengambil keputusan apalagi sampai dikontrak. Agar menghindari kejadian seperti ini. Karena kalo sudah sepakat dan kontrak sudah ada konsekuensinya, “ ujar Appi - sapaan akrabnya, Senin (13/3/2017). (*)