Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Setiap Buka-Tutup Toko, Warga Tionghoa Bakar Dupa untuk Siapa?

Berbeda dengan Frans pemilik Toko Sumber Ole-ole Indonesia.

Penulis: Muh. David Aritanto | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/MUH DAVID ARIANTO
pemilik toko di Jl Bacan, Makassar, Albert 

TRIBUN-TIMUR.COM - Setiap pagi hari saat membuka toko, warga Tionghoa yang membakar dupa sambil menghadap ke langit. Demikian juga saat waktu tutup tokonya di petang hari.

Kepada Tribun-Timur-Com, pemilik toko di Jl Bacan, Makassar, Albert, Sabtu (8/5/2016) mengatakan, pada pagi hari bila toko baru buka ia membakar dupa memohon kepada Tuhan untuk dilancarkan rejekinya.

Dan jika dilakukan pada petang harinya adalah menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan. Selain di depan tokonya. Albert juga membakar dupa didepan altar leluhur. Kebiasaan ini telah berlangsung secara turun temurun.

Berbeda dengan Frans pemilik Toko Sumber Ole-ole Indonesia. Frans mengatakan setiap harinya saat buka dan tutup toko ia minta keselamatan dengan membakar dupa.Yakni kepada Tuhan di langit dan Dewa Tanah atau To Ti Kong.

Pagi saya mohon Tuhan lancarkan rejeki. Dan kepada Dewa Tanah, saya mohon izin karena memakai tempatnya beraktivitas cari nafkah.

Petang, saya bakar dupa sebagai ucap syukur kepada Tuhan dan ucapan terima kasih kepada Dewa Tanah To Ti Kong, kata Frans.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved