Kantor Tribun Diserang Teroris, Satu Kru Lolos
Hanya satu kru redaksi yang lolos dari sanderaan teroris tersebu
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Ridwan Putra

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Suara letusan senjata puluhan kali terdengar dari Kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih 430, Makassar, Sabtu (15/9/2012) pukul 09.45 Wita.
Sejumlah karyawan sedang berada di ruang kerja masing-masing guna menyelesaikan tugas, termasuk jurnalis di ruang redaksi pun tersentak mendengar letusan tembakan berkali-kali.
Tiba-tiba sebanyak lima pria berbadan tegap, berambut cepak, berkacamata hitam, berkaus ketat menyerbu kantor perusahaan media ini.
Pria tersebut tak lain adalah kawanan teroris. Masuk ke kantor melalui sejumlah pintu dan jendela dengan senjata lengkap. Setiap letusan juga mengeluarkan bunyi lentingan selongsong peluru yang jatuh ke lantai.
Salah satu karyawan di bagian sirkulasi, Mas Eko, malah diseret sebagai sandera kemana-mana oleh salah satu kawanan teroris tersebut. Sementara seorang pekerja wanita di gudang pengepakan koran shock lalu sempat tak sadarkan diri.
Mereka langsung menodongkan senjata laras panjang ke sejumlah karyawan dan meminta merapatkan badan di dinding seraya mengangkat tangan dan tak bergerak sedikit pun.
“Jangan bergerak, mengahadap ke dinding, rapat. Angkat tangan, tunduk dan diam jangan bersuara,” kata salah teroris bertampang sangar tersebut seraya memberi tembakan peringatan kepada sandera.
Teroris lainnya menyisir tiap ruangan dan memastikan ada atau tidak karyawan untuk disandera. Hampir seluruh karyawan, termasuk tenaga pengamanan internal atau satpam turut disandera.
Hanya satu kru redaksi yang lolos dari sanderaan teroris tersebut, yaitu Ilham Mangenre (ilo) yang saat penggerebekan oleh kawanan teroris itu, berada di dalam toilet wanita di ruang redaksi.
Dia menggunakan toilet tersebut karena toilet pria di ruang redaksi sedang dalam perbaikan. Ia lolos saat tengah mandi karena para teroris tidak sempat memeriksa toilet yang berada tepat di sudut ruangan redaksi itu.
Tak lama kemudian, sebanyak 50 pasukan antiteror dari Batalyon Infanteri Rider 700, Kodam VII Wirabuana pun datang melakukan evakuasi sandera sekaligus melumpuhkan para teroris.
Terjadi baku tembak antara teroris dengan pasukan antiteror yang mengenakan seragam loreng. Mereka menenteng senjata jenis SS1-R5, AK-47, dan MP5 berisi peluru kaliber.
Sebagian teroris berhasil disergap dan lainnya tewas dalam baku tembak. Sandera pun seluruhnya berhasil diselamatkan.
Tak ada karyawan yang cedera dalam peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 10.30 itu. Usai penyelamatan yang dilakukan tim anti teror, para karyawan yang sempat disandera malah senyum-senyum dan ada yang berecengkrama sambil tertawa. Beberapa teroris yang tewas tertembak tim anti teror dari Raider 700 Kodam VII, hidup kembali.
Adegan itu hanya merupakan bagian dari simulasi penanganan teror di kantor perusahaan media. Simulasi ini melibatkan 55 personel. Sebanyak lima berperan sebagai teroris dan 50 lainnya berperan sebagai pasukan anti teror.