Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sampah di Drainase Penyebab Utama Banjir di Makassar

Sampah di Drainase Penyebab Utama Banjir di Makassar

Editor: Muh. Irham
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Menumpuknya sampah di sejumlah drainase di Makassar Sulawesi Selatan menjadi penyebab utama banjir di beberapa jalan protokol sehingga air tidak mengalir maksimal ke kanal, kata anggota DPRD setempat.
     
"Penanganan banjir masih bersifat kompleks dan rumit. Kesadaran masyarakat membuang sampah di drainase masih dilakukan sehingga menumpuk ditambah sendimentasi sistem drainase tidak terintegrasi dengan baik," kata Anggota DPRD Makassar Lukman Basrah di Makassar, Kamis.  
     
Menurut dia, sejumlah permasalahan dan penanganan banjir menjadi lintas sektoral. Namun, pemerintah terkesan "tutup mata". Buruknya perilaku masyarakat pemukiman di perumahan yang kali membuang sampah rumah tangga ke drainase dan got menjadi hal biasa.
     
"Kebiasaan masyarakat itu yang harus diubah, di semua kompleks perumahan sering kali masyarakat tidak sadar melakukan itu, padahal akibatnya dapat merugikan diri dan orang lain. Menjadi tugas Dinas Kebersihan, dapat mengupayakan bak-bak sampah di sekitar lingkungan pemukiman," katanya.
     
Anggota DPRD lain, Mudzakkir Ali Djamil menyebutkan, daerah resapan air di Makasar sudah tidak ada lagi untuk menampung debit air yang cukup besar ketika hujan turun hanya beberapa jam.   
     
Untuk itu diperlukan keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melakukan upaya perluasan dan pengerukan drainase serta masyarakat diminta meninggikan rumah dengan menambah timbunan agar mengantisipasi banjir.  
     
"Diperlukan keseriusan pemerintah, 'kan sudah jelas anggarannya untuk penanganan banjir dan pengerukan drainase," katanya.
     
Anggaran untuk dinas Pekerjaan Umum Makasar sebesar Rp197 miliar dan untuk perawatan serta pengerukan drainase dianggrakan Rp4,7 miliar.
     
Legislator lainnya, Imran Tenri Tata Amin Syam mengharapkan ke depan pemkot serius dalam menanggulangi masalah banjir sehingga tidak berlarut-larut ketika masuk pada musim penghujan.
     
"Pemkot mesti mengubah prototype drainase yang lebih dari 3.000 kilometer itu mulai dari luasan serta sistem perawatan. Penyiapan daerah resapan air mesti ada dan menjaganya dengan baik. Kalau perlu diperbaiki, sebab tahun ini tidak semua drainase dikeruk," katanya. (*/tribun-timur.com)  
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved