Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Mengajar dengan Media Prangko

Prangko yang merupakan benda terbitan pemerintah ini, dicetak sebagai bukti pelunasan dalam pengiriman surat

Penulis: Ridwan Putra | Editor: Ridwan Putra
zoom-inlihat foto Mengajar dengan Media Prangko
Anak-anak diajar mengenal Media Prangko
Citizen Reporter
Darmawan Denassa, Direktur The Gowa Center

TIDAK banyak yang tahu jika prangko bisa menjadi media ajar yang menyenangkan. Prangko yang merupakan benda terbitan pemerintah ini, dicetak sebagai bukti pelunasan dalam pengiriman surat, namun karena memiliki tema yang lengkap sehingga bisa digunakan sebagai media ajar.

Ditemukan Sir Rowland Hill  pada tahun 1840 di Inggris, lalu menyebar keseluruh dunia dicetak dan digunakan semua negara dengan beragam bentuk dan gambar.

Prangko sejak awal selain menjadi identitas negara penerbitnya, juga merupakan lambang kedaulatan, dan menjadi media diplomasi.
Sayang, saat ini sebagian besar anak-anak usia sekolah sudah tidak mengetahui keberadaan carik kertas yang berharga ini. Kebiasaan  berkirim surat yang sudah jarang diminati anak-anak sekarang merupakan penyebab utama yang menurunkan minat mereka. Umumnya masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan telepon genggam dan internet untuk bertukar informasi dan bersosialisasi.

Untuk mendorong mereka memahami prangko dan nilai yang terdapat di dalamnya, saya sering memperkenalkan prangko kepada beberapa pihak tidak terkecuali anak-anak usia sekolah, orang tua peserta didik, serta guru yang berkunjung ke Rumah Hijau Denassa (RHD).
Bagi anak-anak prangko dapat menjadi media  untuk mendorong mereka memahami keberagaman, sedangkan bagi guru kompleksitas tema dan negara penerbit bisa dimanfaatkan sebagai media ajar menarik berbagai mata pelajaran.

Hari ini (2/10) anak-anak pengunjung RHD  kembali memperoleh materi tentang prangko.

Negara, mata uang, dan hubungan prangko dengan persahabatan merupakan pembahasan hari ini. Jumlah peserta yang ikut pada materi kali ini sebanyak 20 orang. Karena beberapa peserta masih baru melihat prangko, maka perkenalan fungsi dan bagian prangko juga disampaikan.

Ketika saya tanya siapa yang tertarik dengan prangko semua menyatakan ketertarikannya "saya senang lihat gambarnya yang cantik" ungkap Sri Rahayu peserta dari Kalase'rena, diiyakan teman-teman lain yang hadir.

Setelah mendapat penjelasan mereka diarahkan membuat tulisan tentang pengalamannya  hari ini mengenal prangko. Kegiatan untuk materi ini akan berlanjut, dengan mengajak mereka mencari teman yang akan diajak berkirim surat, mengunjungi kantor pos, dan praktek menjaga prangko.

Menyimpan prangko dengan benar akan mendorong mereka menginternalisasi karakter bersih, jujur, senang pada persahabatan, serta akan memberi manfaat untuk menambah  pengetahuan. Ini merupakan tujuan dari proses belajar dengan media benda pos ini.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved