Opini
Tawassul dalam Tarekat Jalan Menuju Tuhan -3
Jadi keberadaan mursyid sangat penting dalam tarekat sebagai jalan tawassul menuju Tuhan.
Begitulah perumpamaan seseorang yang bermohon sesuatu kepada Tuhan, dia harus lebih awal bermohon dengan perantaraan kepada Nabi SAW., para kekasih-Nya, kepada para aulia, kepada orang-orang saleh.
Begitu pulalah para murid-murid dan ahli tarekat bertawassul kepada mursyid, guru-gurunya yang dengan silsilah sanadnya itu menyambungkan untuk sampai kepada Nabi SAW dan juga sebagai wujud keabsahan birokrasi Ilahiyah.
Seseorang tidak mungkin bisa berkomunikasi dengan keluarganya yang tinggal di tempat yang jauh, tanpa berwasilah antara lain dengan menggunakan sarana telepon, sarana ini disebut wasilah.
Apalagi jika hendak menuju jalan menghubungkan ke Tuhan yang sulit dijangkau oleh manusia, maka tidak ada jalan lain perlu diupayakan kecuali bertawassul.
Karena itu tawassul atau dengan cara berwasilah kepada mursyid, masyaikh, yang memiliki silsilah sanad sampai kepada Nabi SAW adalah suatu jalan, cara dan metode yang seharusnya ditempuh agar dapat takarub, mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dengan demikian, tawassul dalam dunia tarekat adalah sebuah keharusan.
Cara Nabi SAW Bertawassul
Nabi SAW sebagai habibullah, kekasih Allah SWT namun dalam berbagai usahanya selalu bertawassul.
Segala kejadian dan peristiwa yang dialami Nabi SAW tidak luput dari usahanya untuk bertawassul, ketika Isra’ mikraj misalnya sebelum wushul ilallah menjadikan Jibril AS sebagai perantara.
Demikian sebaliknya dari Allah SWT menurunkan wahyu tidak serta merta langsung sampai kepada Nabi SAW kecuali dengan perantaraan Jibil AS.
Sedangkan Nabi SAW sendiri untuk sampai kepada Tuhan memerlukan wasilah lewat Malaikat Jibril AS apalagi manusia selain Nabi SAW maka tentulah bertawassul sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW sangat penting untuk diikuti.
Bahkan Nabi SAW dalam peristiwa Isra’ mikraj dikisahkan beberapa tahapan tawassul dilaluinya sekaligus menjadi silsilah sanad dari nabi-nabi sekaligus leluhurnya.
Bertemu dengan Nabi Adam, Nuh as, di langit pertama, Nabi Yahya dan Isa as pada langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat demikian seterusnya sampai ke langit ketujuh bertemu dengan Nabi Musa dan perantaraan Jibril untuk sampai kepada Tuhan.
Dalam kaitan itulah, sangat tidak mungkin untuk wusul (sampai) kepada Tuhan tanpa mengikuti Nabi SAW dan untuk sampai ke maqam tersebut tiada jalan kecuali bertawassul kepada guru mursyid yang membimbingnya.
Bertawassul kepada orang-orang saleh, waliyullah, para mursyid, masyaikh pada hakikatnya disebabkan mereka kekasih Tuhan yang doa-doanya maqbul.
| Ulama yang Digantikan Mesin: Krisis Otoritas dan Nalar Islam di Era AI |
|
|---|
| Paradigma Baru Undang-undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan |
|
|---|
| Bagaimana Komunikasi Jadi Senjata |
|
|---|
| Kampus Unggulan Terpusat di Jawa, tapi SDM di Daerah Kaya Nikel dan Gas Tertinggal |
|
|---|
| Ketika Negara Memberi Trauma |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/opini-mahmud-suyuti-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.