Mengenal Embraer Legacy 650 Jet Pribadi Harga Rp512 M Dipakai Ketua KPU RI, Bisa Bersantai

TRIBUN-TIMUR.COM - Mengenal private jet jenis Embraer Legacy 650, jet pribadi dipakai Ketua KPU RI, Mochamad Afifuddin.

Afifuddin disanksi teguran keras Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) imbas pakai jet pribadi.

Setelah habiskan Rp46 miliar lebih untuk pakai Jet Pribadi, sanksi teguran keras dinilai tak layak.

DKPP menjatuhkan sanksi berupa teguran keras karena Afifuddin bersama komisioner KPU RI lain ketahuan 59 kali menggunakan private jet atau jet pribadi.

Jet Pribadi itu digunakan selama masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Sanksi peringatan sangat tidak layak untuk kasus sebesar ini," kata Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Haykal, saat dihubungi pada Rabu (22/3/2025). 

Perludem menilai perbuatan anggota KPU itu merupakan bentuk menghambur-hamburkan anggaran. 

Serta bentuk kemewahan pejabat negara yang dibungkus dengan alasan tidak masuk akal. 

Apalagi mengingat uang yang digunakan adalah bersumber dari pajak masyarakat. 

 "Semakin menegaskan pentingnya untuk melakukan penataan ulang kelembagaan penyelenggara pemilu kita. Mulai dari proses rekrutmen hingga penegakan kode etiknya," pungkas Haykal. 

DKPP telah menjatuhi peringatan keras kepada Afif, Sekretaris Jenderal KPU Bernad Dermawan Sutrisno, dan empat komisioner atas tindakan penggunaan private jet selama masa kampanye Pemilu 2024. 

 Empat komisioner lainnya yakni  Idham Holik, August Mellaz, Yulianto Sudrajat, dan Parsadaan Harahap.

Hanya Anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos dan Iffa Rosita yang tak disanksi karena tidak ikut menggunakan fasilitas private jet.

Betty merupakan pihak yang menolak penyewaan dan tidak ikut menggunakan fasilitas private jet. 

Sementara Iffa kala itu masih belum merupakan bagian dari KPU RI. Ia baru menggantikan posisi Afif yang kini menjadi ketua usai Hasyim Asy'ari lengser. 

Anggota DKPP RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengungkapkan fakta persidangan ihwal pengadaan sewa kendaraan dilakukan dua tahap dengan nilai total kontrak sebesar Rp65.495.332.995

"Jumlah yang dibayarkan dalam pelaksanaan kontrak tahap 1 dan tahap 2 adalah sebesar Rp46.195.658.356,” kata Sandi di Ruang Sidang DKPP, Jakarta, Selasa (21/10/2025). 

Terdapat selisih anggaran sebesar Rp19.299.674.639. 

Saat DKPP bertanya kemana sisa anggaran itu, KPU menjawab pengadaan sewa kendaraan itu sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Afif dkk dinilai tidak profesional sehingga menimbulkan kecurigaan negatif dalam masyarakat.

DKPP mengatakan komisioner KPU menjadi teradu memilih private jet jenis Embraer Legacy 650.

"Dalam pengadaan sewa private jet teradu satu sampai dengan teradu lima dan teradu tujuh memilih jenis private jet Embraer Legacy 650 dengan dua nomor registrasi penerbangan yaitu VVCLL dan PKRJA," ujar  I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.

"Bahwa nomor registrasi tersebut semuanya menggunakan Embraer Legacy 650,"  lanjut dia.

Para jajaran anggota KPU RI tebukti melanggar kode etik dan pedoman perilaku penyelenggara pemilu, yakni:

Pasal 15 huruf A, huruf B, huruf C, huruf D, huruf E, huruf F, huruf G dan Pasal 18 huruf A dan huruf B Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum nomor 2 tahun 2017.

Embraer Legacy 650

Embraer Legacy 650 adalah jenis pesawat jet bisnis (private jet) kategori jarak jauh (long-range).

Diproduksi perusahaan kedirgantaraan Brasil, Embraer.

Jet ini sangat populer di kalangan eksekutif dan perusahaan karena menawarkan kombinasi antara jangkauan terbang yang luas, performa andal, dan kabin yang sangat nyaman.

Karakteristik Utama Embraer Legacy 650, kapasitas penumpang 13 hingga 14 orang, mesin 2 x Rolls-Royce AE 3007A2 turbofan.

Mesin ini merupakan bagian keluarga mesin AE 3007 dikembangkan Allison Engine Company, kemudian diakuisisi oleh Rolls-Royce.

Keluarga mesin ini dikenal luas karena keandalannya di pasar penerbangan regional dan jet bisnis.

Jangkauan maksimum sekitar 3.900 mil laut (sekitar 7.223 km)

Kecepatan 850 km/jam (459 knot)

Ketinggian maksimum 41.000 kaki (sekitar 12.497 meter)
 
Keunggulan Utama

-Kabin yang Luas (Three-Zone Cabin)

Dua kabinnya sangat lega dan biasanya dibagi menjadi tiga zona terpisah, misalnya, untuk bekerja, bersantai, dan lounge.

Kabin ini ideal untuk penerbangan jarak jauh.

Tinggi kabinnya sekitar 1,82 meter (6 kaki), memungkinkan penumpang berdiri tegak.

-Terbaik di Kelasnya

Dengan jangkauan 3.900 mil laut, jet ini mampu penerbangan antarbenua tanpa henti, seperti dari Jakarta ke Tokyo, atau rute trans-Atlantik.

-Kapasitas Bagasi Terbesar

Legacy 650 dikenal memiliki kompartemen bagasi terbesar di kelasnya, dapat diakses dari dalam kabin selama penerbangan (in-flight accessible), sebuah fitur yang sangat dihargai.

-Fleksibilitas Operasional

Meskipun merupakan jet besar, ia dirancang untuk dapat beroperasi di bandara dengan landasan pacu yang relatif pendek, memberikan lebih banyak pilihan destinasi.

Pesawat ini merupakan pengembangan dari seri Embraer Legacy 600 dengan peningkatan signifikan pada jangkauan terbangnya.

Legacy 650 sering digunakan sebagai transportasi jet pribadi untuk perjalanan dinas maupun pribadi. 

Harga Embraer Legacy 650

Harga Embraer Legacy 650 bervariasi tergantung pada statusnya (baru atau bekas) dan tahun pembuatannya.

Mengingat model ini sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 2020.

Berikut adalah perkiraan harga berdasarkan data pasar terbaru:

1. Harga Baru (Saat terakhir diproduksi)

Ketika masih diproduksi, harga Embraer Legacy 650 berada di kisaran $32 Juta USD, sekitar Rp512 Miliar, asumsi kurs Rp 16.000/USD.

2. Harga Bekas (Pre-Owned)

Karena jet ini sudah tidak diproduksi lagi, harga yang berlaku adalah harga unit bekas, yang sangat dipengaruhi oleh tahun pembuatan, jam terbang total, dan kondisi perawatannya (program perawatan mesin, avionik, dll.).

Kisaran harga umum bekas,   $11 Juta hingga $20,5 Juta USD.

3. Biaya Sewa (Charter)

Sebagai alternatif kepemilikan, Legacy 650 juga sering disewakan.

Perkiraan biaya sewa per jam adalah sekitar $7.000 USD atau Rp 112 Juta per jam. (*)