Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Reshuffle Kabinet

Daftar 7 Putra Sulsel di Kabinet Prabowo Usai Abdul Kadir Kena Reshuffle

Abdul Kadir Karding kena reshuffle kabinet, inilah 7 putra Sulsel di kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo

Editor: Ari Maryadi
Kolase Tribun Timur
PUTRA SULSEL - Kolase 6 putra-putri Sulsel di kabinet merah putih pemerintahan Prabowo. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Satu putra Sulsel kena reshuffle dari Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto.

Namanya Abdul Kadir Karding.

Sekjen Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) itu dicopot dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).

Ia hanya 11 bulan menjabat di Kabinet Merah Putih.

Terhitung sejak Senin 21 Oktober 2025 hingga Senin 8 September 2025.

Pada awal pemerintahan, Prabowo mempercayakan 8 putra Sulsel masuk kabinet.

6 dipercaya sebagai menteri, 2 sebagai wakil menteri.

Kini seusai reshuffle kabinet Abdul Kadir Karding, masih ada 7 putra Sulsel di kabinet.

Abdul Kadir Karding tengah melakukan audiensi dengan jajaran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Kantor KP2MI/BP2MI, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025) siang.

Audiensi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB tersebut membahas isu-isu terkait perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia.

Di saat yang hampir bersamaan, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle kabinet di Istana Negara. 

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan keputusan reshuffle merupakan hasil evaluasi yang dilakukan Presiden secara berkelanjutan.

Baca juga: Alasan Prabowo Ganti 5 Menteri, Termasuk Putra Sulsel Abdul Kadir Karding

“Atas berbagai perkembangan masukan dan evaluasi yang dilakukan terus-menerus oleh bapak presiden, maka pada sore hari ini bapak presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan kabinet merah putih pada beberapa jabatan Kementerian,” kata Prasetyo di Istana Negara.

1. Sjafrie Sjamsoeddin

Sjafrie Sjamsoeddin (EYD: Syafrie Syamsuddin, lahir 30 Oktober 1952) adalah seorang birokrat dan menteri dari Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

Ia pernah menjadi pengawal Soeharto dan salah satu orang kepercayaannya hingga kejatuhannya dan juga teman lama presiden Indonesia saat ini Prabowo Subianto, yang merupakan teman sekelasnya di akademi militer.

Kehidupan awal dan pendidikan

Sjafrie lahir di Ujungpandang pada 30 Oktober 1952.

Ia merupakan anak ke -6 dari 11 bersaudara dari pasangan Sjamsoeddin Koernia yang berprofesi sebagai mantan tentara dan Hamdana.[3] Sjafrie masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 1971 dan lulus pada 1974.

Ia merupakan teman satu angkatan dengan Prabowo Subianto dan Ryamizard Ryacudu.[5] Pada tahun 1989, ia mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat pada tahun 1989.

Karier

Saat kelulusannya, ia meraih Adhi Makayasa dan bergabung bergabung di satuan Infanteri Komando Pasukan Khusus pada tahun 1975.

Jabatan pertamanya merupakan komandan peleton Grup 1 Komando Pasukan. dan menjabat sebagai Komandan Nanggala X pada tahun 1976.[9]ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014 mendampingi Purrnomo Yusgiantoro[10] sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia sejak tanggal 21 Oktober 2024.

Pada 10 Agustus 2025, ia diberikan penghargaan pangkat kehormatan menjadi Jenderal (Kehormatan) oleh presiden Prabowo Subianto.[12]

2. Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman (lahir 27 April 1968)[2] adalah seorang bangsawan Bugis dan pengusaha berkebangsaan Indonesia yang menjabat Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023 setelah sebelumnya memangku jabatan itu dari 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019.

Sebelum menjadi menteri, ia adalah pemimpin Tiran Group, sebuah perusahaan konglomerat yang bermarkas di Makassar ini sebagian besar beroperasi di Indonesia Timur menjadikannya menteri terkaya yang diangkat ke kabinet baru.

Pada Prabowo Subianto, ia kembali terpilih sebagai menteri pertanian indonesia untuk ketiga kalinya pada Kabinet Merah Putih.

Lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pendidikan dan sebagian besar kariernya berkisar pada bidang pertanian, dan ia tercatat sebagai dosen ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin.

Setelah lulus, Sulaiman bekerja di PT Perkebunan Nusantara XIV.

Ia memulai kariernya sebagai kepala operasi lapangan di sebuah pabrik gula pada tahun 1994, dan dipromosikan sebanyak 4 kali selama enam tahun pertamanya di perusahaan tersebut, dengan puncaknya sebagai kepala logistik.

Dia mengundurkan diri setelah 15 tahun. Kemudian, ia mendirikan bisnisnya sendiri, dimulai dengan patennya atas racun tikus (bernama "Tiran" sebagai akronim dari Tikus diracun Amran) dan berkembang pesat, mencakup 10 perusahaan dengan pendapatan tahunan gabungan mendekati US$1 miliar pada tahun 2014 Ia menerima penghargaan sipil Satyalancana Pembangunan dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.

Joko Widodo mengumumkan pengangkatannya sebagai Menteri Pertanian pada 26 Oktober 2014 (dilantik kembali pada 25 Oktober 2023), dan ia dilantik keesokan harinya.

Ia kemudian menjadi menteri dengan kekayaan bersih tertinggi yang dilaporkan, senilai Rp330,8 miliar pada November 2014.

Target kementeriannya adalah swasembada 4 komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, dan gula dalam waktu 3 tahun serta perbaikan sistem irigasi di 11 provinsi di Indonesia.

Ia berhasil selamat dari dua perombakan kabinet yang dilakukan oleh Widodo, yang dilakukan masing-masing pada tahun 2015 dan 2016 meskipun ada rumor awal tentang penggantinya.

3. Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar (lahir 23 Juni 1959)[2] adalah Menteri Agama RI ke-25 sejak 21 Oktober 2024 pada Kabinet Merah Putih serta Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta. Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia [3] dari tahun 2011 sampai 2014.

Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia. Ia juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.[4] Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.

Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, AG.Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.[5] Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022. Pada tahun 2024, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Nasaruddin Umar dilahirkan di Ujung, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959. Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970, ia menamatkan pendidikan di Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976. Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN/UIN Alauddin Makassar.

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998). Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993–1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995). Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001–2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003–2004). Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

4. Meutya Hafid

Meutya Viada Hafid (lahir 3 Mei 1978) adalah seorang penyiar berita dan politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia. Sebelumnya ia menjadi Anggota DPR-RI sejak 2010 menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.[2] Seorang kader Partai Golongan Karya, ia mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara I.[3]

Di DPR-RI, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR sejak 2019. Sebelumnya, ia bekerja sebagai jurnalis di Metro TV serta menjadi pembawa acara di beberapa acara televisi.

Selain itu juga ia merupakan putri daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari Soppeng.

5. Supratman Andi Agtas

Supratman Andi Agtas (lahir 28 September 1969) adalah seorang akademisi, advokat, dan politikus Indonesia yang sejak tanggal 21 Oktober 2024 menjabat sebagai Menteri Hukum.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Yasonna Laoly serta anggota DPR-RI selama dua periode sejak 2014 hingga 2024. 

Ia mewakili daerah pemilihan Sulawesi Tengah.

Supratman merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya dan duduk di Komisi VI.

Ia adalah ayah dari Abcandra Muhammad Akbar Supratman, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia periode 2024–2029 dari Sulawesi Tengah, yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

6. Dzulfikar Ahmad Tawalla

Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd.,M.Ikom (lahir 28 April 1987) adalah seorang pegiat Indonesia kelahiran Sungguminasa, Gowa. Ia dikenal sebagai putra ulama kharismatik asal Gowa, K.H. Ahmad Tawalla, yang juga aktif di Muhammadiyah. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Sulawesi Selatan.

Dzulfikar menamatkan pendidikan di MTS Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin pada 2002 dan SMA Muhammadiyah Limbung 2005.

Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika dari Universitas Muhammadiyah Makassar 2013 dan Magister Ilmu Komunikasi dari STIKOM Interstudi pada 2021.

Dzulfikar menjabat sebagai Sekjen pada masa kepemimpinan Cak Nanto sebagai Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.

Ia sempat menjadi Sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) 2010-2012, sayap organisasi Muhammadiyah. Di daerahnya, ia pernah memimpin Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel pada periode 2008-2010.

Dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang digelar pada 22 Februari 2023, Dzulfikar resmi ditetapkan sebagai ketum oleh 13 tim formatur. Dia terpilih dalam rapat formatur yang beranggotakan 13 orang. Awalnya Dzulfikar meraih suara terbanyak ketiga dalam pemilihan 13 Anggota PP Pemuda Muhammadiyah.

Dzulfikar mengumpulkan 622 suara, di bawah Machendra Setyo Atmaja (643 suara), dan Dedi Irawan (642 suara). Namun, dalam rapat 13 formatur, Machendra Setyo Atmaja dan Dedi Irawan tidak bersedia dipilih. Formatur pun menetapkan Dzulfikar sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2023-2027.

7. Anis Matta

Muhammad Anis Matta, L.c (lahir 7 Desember 1968)[3] adalah seorang politikus Indonesia yang saat ini sedang menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri di Kabinet Merah Putih sejak tanggal 21 Oktober 2024 mendampingi Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono. Anis Matta juga merupakan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia sejak 2019.

Sebelumnya, Anis adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera dari 2013 hingga 2015[5] dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan dari 2009 hingga 2013 yang kemudian memilih untuk mengundurkan diri karena ingin berfokus dalam mempersiapkan PKS menghadapi pemilu legislatif tahun 2014.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved