Makassar Mulia
Munafri Arifuddin Pimpin Rakor Revitalisasi Pedestrian dan Pengembangan MCH
Ringkasan Berita:
- Pemkot siapkan konsep revitalisasi pedestrian
- 4 koridor akan disasar kawasan Hasanuddin, Pattimura, Thamrin, dan Kajaolalido
- Pemkot gandeng MCH
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan arah pembangunan kota yang lebih inklusif, dan kreatif dalam rapat koordinasi revitalisasi pedestrian dan ruang-ruang publik, serta pembangunan Makassar Creative Hub (MCH) di sejumlah kecamatan, Selasa (18/11/2025).
Melalui Rakor ini, Pemerintah Kota Makassar menegaskan pembangunan infrastruktur bukan tidak hanya sekadar memperbaiki fisik kota, tetapi menciptakan ruang hidup yang menggerakkan masyarakat.
Rapat tersebut menghadirkan Tenaga Ahli Arsitektur dan Rancang Kota untuk MCH dan Revitalisasi Pedestrian kota Makassar, Yulianti Tanyadji, yang memaparkan konsep revitalisasi pedestrian di empat koridor utama.
Di antaranya kawasan Hasanuddin, Pattimura, Thamrin, dan Kajaolalido.
Dalam paparannya, Yulianti menyoroti sejumlah persoalan teknis yang harus ditangani mulai dari pelebaran trotoar, perbaikan drainase menjadi jalur pedestrian hijau, penataan titik lampu jalan dan kabel udara, hingga penataan ulang pepohonan.
“Penghijaun harus tetap menjadi prioritas. Pohon yang masih sehat kita pertahankan, yang mati kita ganti. Kita ingin koridor ini bukan hanya rapi, tapi hidup," jelas Yulianti.
Dalam sesi pembahasan Makassar Creative Hub (MCH), Yulianti menawarkan rancangan program MCH kota Makassar dengan konsep pusat-satelit-mikro, agar tidak terjadi duplikasi proyek tetapi saling menguatkan, yang disambut positif oleh Munafri.
Diketahui, saat ini, Makassar telah memiliki dua MCH, di Kawasan Jalan Nusantara dan Pantai Losari. Dua lokasi baru disiapkan di Kecamatan Biringkanaya dan Rappocini, lalu beberapa penjajakan lokasi sedang dilakukan di kecamatan lainnya, termasuk untuk wilayah kepulauan.
Munafri menegaskan bahwa MCH bukan sebatas proyek bangunan, tetapi ekosistem kreatif yang harus berfungsi. Ia menuturkan pengembangan cabang MCH harus mampu menghidupkan ruang ide dan sosial sesuai dengan potensi wilayah.
Lebih jauh, Munafri juga menekankan pentingnya standar hospitality bagi pengelola MCH seperti kesiapan dan kualitas SDM.
“Begitu bangunan jadi, staffnya juga harusnya sambil dibangun, SDM-nya sudah dilatih. Begitu MCH selesai, aktivitas bisa langsung jalan,” tambahnya.
Selain pedestrian dan MCH, Munafri memperkenalkan pendekatan akupuntur arsitektur, yakni menciptakan ruang interaksi kecil dan strategis di tengah kepadatan kota.
Ia menyarankan kemungkinan pembebasan beberapa rumah di titik tertentu untuk dijadikan ruang napas warga.
“Dua, tiga rumah kita beli, lalu kita jadikan ruang publik. Tempat seperti ini akan jadi titik temu masyarakat,” jelasnya.
Di akhir pertemuan, Munafri menegaskan bahwa seluruh dinas terkait harus menjadi motor penggerak, bukan hambatan.
“Dinas harus support, tidak boleh main-main. Mereka ini anchor-nya. Kalau pondasinya kuat, programnya jalan,” tutupnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251119-Munafri-Arifuddin-pimpin-rakor-45.jpg)