Makassar Mulia

Penanaman Kabel Bawah Tanah di Makassar Mulai 2026, 6 Ruas Jalan Percontohan

TRIBUN-TIMUR.COM/Siti Aminah
KABEL BAWAH TANAH - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar Zuhaelsi Zubir diwawancara di Tribun Karebosi Jl. Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Ujung Pandang, Minggu (9/11/2025). Pemkot Makassar memulai proyek kabel bawah tanah tahun 2026. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar akan menjalankan program ducting sharing atau penataan kabel bawah tanah pada 2026.

Rencana ini telah diumumkan Pemerintah Kota Makassar saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke 418 Kota Makassar di Lapangan Karebosi Jl Jenderal Ahmad Yani, Minggu (9/11/2025) . 

Ada enam ruas jalan utama yang disasar pada pembangunan ducting sharing tahap 1.

Antara lain Jl Boulevard sepanjang 2" 8 km, jJl Pengayoman 4,5 km, Jl Rappocini 1,9 Kilometer, Jl Hj Bau 1,7 Kilometer, Jl Bontolempangan 2,4 Kilometer, serta Jl Sultan Hasanudin 2,2 kilometer. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar Zuhaelsi Zubir menyampaikan, total 15,5 km panjang Jalan yang akan menjadi percontohan program ducting sharing. 

"Kita akan bangun di enam titik ruas jalan utama itu pada tahun depan," kata Zuhaelsi. 

Tim masih mengkaji apakah proyek ini menggunakan APBD murni atau menggandeng swasta dengan skema investasi. 

Baca juga: Mengenal Proyek Ducting Sharing Pemkot Makassar, Proyek Kabel Bawah Tanah Tak Masuk di APBD 2025

Berdasarkan perhitungan awal, investasi tahap pertama yang mencakup enam ruas jalan sepanjang sekitar 15 kilometer diperkirakan menelan biaya sekitar Rp33,4 miliar, atau setara Rp2,1 miliar per kilometer (sekitar Rp2,1 juta per meter).

Komponen ducting sharing kabel bawah tanah akan menggunakan material pipa HDPE berstandar tinggi.

Merupakan pipa yang terbuat dari bahan polietilena berdensitas tinggi.

Pipa HDPE, jenis pipa plastik yang fleksibel, kuat, dan tahan terhadap tekanan maupun korosi. 

Pipa ini banyak digunakan untuk mengalirkan air bersih, gas, limbah, dan cairan industri.

"Nanti dilengkapi sistem manhole dan handhole yang mempermudah akses perawatan," jelasnya. 

Ducting sharing juga akan dilengkapi rack ODC atau optical distribution cabinet.

Yaitu lemari atau rak distribusi jaringan serat optik yang berfungsi sebagai titik penghubungantara kabel feeder dan kabel distribusi ke pelanggan. 

"Desain rack ODC memastikan efisiensi penempatan kabel, kemudahan identifikasi jaringan, dan optimalisasi ruang bawah tanah," paparnya. 

Implementasi ini akan dilakukan bertahap menggunakan standar keselamatan dan keberlanjutan yang ketat untuk menjamin keandalan sistem di masa depan. 

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menekankan pentingnya perencanaan matang dalam pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang mengusung sistem ducting.

Ia menegaskan, perencanaan yang baik menjadi kunci keberlanjutan proyek agar dapat dikerjakan secara menyeluruh dan tidak menimbulkan monopoli.

"Perencanaan untuk kerja sama pemerintah kota harus jelas. Menurut saya, perlu ada batas minimal berapa ruas agar program ini berkelanjutan," ujar Munafri, saat memimpin rapat koordinasi.

"Kalau menyanggupi, kami akan menggandeng provider dan investor lain untuk membangun di ruas lainnya," tambah Appi.

Program SJUT merupakan langkah strategis Pemerintah Kota Makassar untuk menata jaringan utilitas, seperti kabel listrik dan telekomunikasi, agar terintegrasi di bawah tanah. 

Upaya ini diharapkan menjadikan Makassar lebih rapi, aman, dan modern.

Menurutnya, keterlibatan banyak pihak akan mempercepat progres pembangunan sekaligus menjaga keindahan kota.

"Dengan begitu, proyek ini bisa diselesaikan secara bersamaan. Relawan di lapangan juga harus turun untuk menambah estetika kota dan berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD)," jelasnya.

Berikut enam ruas jalan pembangunan ducting sharing tahap 1. 

1. Boulevar 2,8 Kilometer 

2. Jl pengayoman 4,5 Kilometer 

3. Jl Rappocini 1,9 Kilometer

4. Jl Hj Bau 1,7 Kilometer.

5. Jl Bontolempangan 2,4 Kilometer

6. Jl Hasanudin 2,2 kilometer. (*)