Makassar Mulia
Ali Gauli Arief: MCK Gratis di Seluruh Pasar Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Makassar Raya, Ali Gauli Arief, memastikan seluruh fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di pasar-pasar telah digratiskan.
Kebijakan ini menindaklanjuti instruksi langsung Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.
Instruksi itu disampaikan saat peluncuran sistem transaksi non-tunai QRIS di Pasar Pusat Niaga Daya, Senin (28/7/2025) silam.
"Kita sudah lakukan pembenahan di semua MCK di pasar-pasar. Sekarang sudah digratiskan sesuai perintah pak wali,” kata Ali Gauli kepada Tribun-Timur, Jumat (26/9/2025).
Menurutnya, MCK adalah fasilitas publik yang sangat vital dan tidak bisa lagi dibebani biaya bagi masyarakat.
Baca juga: Perumda Pasar Sosialisasi Pembayaran Non Tunai ke Pedagang Pasar Daya dan Terong
Lebih dari itu, kualitas MCK juga mencerminkan budaya dan perilaku masyarakat Makassar.
“MCK itu bukan hanya soal kebutuhan dasar, tapi gambaran budaya lokal," ungkapnya.
Ali Gauli mengaku kalau MCK di pasar terjaga kebersihannya, maka otomatis kebersihan pasar juga ikut terjaga.
Itu dinilai bisa menjadi kebiasaan baik yang diterima pedagang, pembeli, maupun semua masyarakat.
Saat ini, Perumda Pasar Makassar membawahi 25 pasar.
Rinciannya terdiri dari 18 pasar induk, 4 pasar darurat, dan 3 kawasan Pedagang kaki lima (PKL).
Pasar induk yang menjadi fokus utama pengelolaan antara lain New Makassar Mall.
Kemudian Pasar Pa’baeng-Baeng, Pasar Daya, Pasar Mandai, hingga Pasar Panakkukang.
“Semua pasar di Makassar itu dalam kewenangan PD Pasar, kecuali pasar induk tertentu," tegas Ali Gauli.
Total ada 18 pasar induk, ditambah pasar darurat seperti pasar Cidu, serta kawasan PKL.
"Semua MCK di sana sudah kita gratiskan,” tegas Ali.
Meski toilet pasar digratiskan, Ali menegaskan kebersihan dan operasional MCK tetap akan dijaga.
Mekanisme pembiayaan dilakukan melalui pengelolaan pendapatan dari aktivitas pasar.
"Pasar itu kan kawasan lengkap. Ada ruko, kios, pasar basah, pasar kering. Dari situ kita menarik retribusi dan jasa produksi," katanya.
"Sebagian dana itu kita kembalikan untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pasar, termasuk MCK,” lanjutnya.
Ali menegaskan, kebijakan ini bukan sekadar menghapus pungutan.
Namun juga mendorong perubahan perilaku masyarakat.
“Kalau MCK bersih, pasar juga semakin diterima. Itulah budaya yang ingin kita bangun di Makassar,” pungkasnya.(*)