Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penculikan Anak

Cegah Penculikan Anak, Dosen Psikologi UNM Basti Tetteng Ingatkan Edukasi Keamanan bagi Orang Tua

Pencurian anak terjadi karena motif ekonomi, tak punya keturunan dan lengahnya pengawasan orang tua

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Muh Hasim Arfah
Dok pribadi Basti Tetteng
PENCULIK ANAK - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Basti Tetteng. Basti membagikan tips mencegah penculikan anak. 
Ringkasan Berita:
  • Pencurian anak terjadi karena motif ekonomi, tak punya keturunan dan lengahnya pengawasan orang tua
  • Orang tua harus memiliki kemampuan edukasi kepada anak tentang keamanan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kasus penculikan bocah berusia 4 tahun asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Bilqis Ramdhani menjadi perhatian publik.

Bilqis diculik di Taman Pakui Sayang, Jl AP Pettarani, Kota Makassar, Minggu (2/11/2025).

Ia ditemukan enam hari berselang, Sabtu (8/11/2025).

Murid TK PAUD ini ditemukan sekitar 2.611 km sebelah barat Makassar, dengan melintasi tiga pulau besar Nusantara, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Pulau Jawa lalu ke bagian tengah Sumatera.

Jarak 2.611 km itu dirujuk dari Kota Makassar ke  Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar, Dr Basti Tetteng meminta orang tua waspada terhadap kasus pencurian anak.

Baca juga: Bilqis Selamat, Fakta Baru Tersangka SY Diduga Jual Anak Sendiri

Menurutnya, pencurian anak terjadi karena motif ekonomi, tak punya keturunan dan lengahnya pengawasan orang tua.

Motif ekonomi untuk kebutuhan hidup.

Makanya, pelaku memperjualbelikan anak, bahkan sampai perdagangan organ tubuh.

Sedangkan, motif tak punya keturunan karena lamanya menanti buah hati. Kadang orang berbuat nekat.

Terakhir, faktor kesadaran dan kewaspadaan orang tua kurang. Hal ini bisa memicu meningkatnya kasus penculikan, karena ada peluang.

“Penting ditingkatkan kewaspadaan dan kesadaran orang tua, penculikan bisa terjadi kapan saja dan ke siapa saja,” katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (11/11/2025).

Namun, peningkatan dan kewaspadaan dan kesadaran saja tak cukup mencegah penculikan anak.

Basti menyebut, orang tua harus memiliki kemampuan edukasi kepada anak tentang keamanan.

Anak diajarkan menghadapi situasi yang tak biasa. Misalnya, bagaimana menghadapi orang asing atau tak dikenal, diajar langkah ditempuh kalah menghadapi situasi pemaksaan, bagaimana cara meminta tolong.

Selain itu, anak diberi pemahaman jangan menerima makanan dan minuman dari orang tak dikenal, dan jangan pergi dengan orang asing.

“Orang tua harus mempunyai kemampuan edukasi keamanan kepada anak,” sebutnya.

Ketua Senat Fakultas Psikologi UNM ini menambahkan, orang tua wajib memantau aktivitas anak.

Ia melihat sekarang ini banyak orang tua sibuk, sehingga tak bisa memantau buah hatinya.

Anak penting dipantau dengan siapa bermain serta ke mana dia bermain.

“Memantau aktivitas anak setiap waktu, baik di rumah maupun luar rumah,” lanjutnya.

Tak kalah pentingnya, kata Basti, adalah pentingnya ajarkan anak tentang batasan.

Orang tua perlu memantau media sosial anak.

“Apa aktivitas anak di media sosial, karena informasi sekarang sangat tak terkendali,” ucapnya.

Kalau pun anak berada di lingkungan sekolah dan sekitar, orang tua tak boleh juga lepas tangan.

Basti menyampaikan, anak tetap harus dikontrol ketika di sekolah. Upayanya dengan mengetahui jam pulang, aktivitas dilakukan serta teman terdekat dari anak.

Sebab, jika diserahkan tanggungjawab kepada sekolah mengawasi anak tak akan efektif. Namun, bukan berarti membatasi kegiatan produktif anak.

“Kerjasama dengan sekolah dan termasuk teman bergaul sang anak,” tuturnya.

Sementara di lingkungan, Basti mengatakan, orang tua jangan tertutup.

Mereka harus bergaul dengan lingkungan sekitarnya, termasuk mengenalkan anak.

Supaya ketika terjadi sesuatu tak diinginkan, lingkungan sekitar juga merasa terlibat.

“Keterlibatan sosial, orang akan merasa penting. Jadi bisa membantu kalau ada sesuatu yang buruk terjadi,” terangnya.  (*)

 

Dokumen Pribadi

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved