Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Podcast Tribun Timur

Kadin Sulsel Minta Suku Bunga Kredit Turun Agar Geliatkan Sektor Riil

Menurut Satriya Madjid, sektor riil perlu didorong agar bisa menciptakan lapangan kerja hingga akhirnya menumbuhkan perekonomian.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
SUKU BUNGA KREDIT - Wakil Ketua Umum Kadin Sulsel Satriya Madjid (tengah) dan Pengamat Ekonomi Unhas Prof Marsuki DEA (kiri), saat mengisi podcast Tribun Business Forum yang disiarkan melalui YouTube Tribun Timur, Rabu (29/10/2025). Pengusaha minta pemerintah turunkan suku bunga kredit agar gerakkan sektor riil. 

“Turunkan bunga agar pengusaha bisa bernapas dan berproduksi. Kalau sektor riil bergerak, maka perbankan juga pada akhirnya akan ikut sehat,” katanya.

Satrya Madjid juga meminta agar tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kini 12 persen dikembalikan ke 10 persen untuk meringankan pelaku usaha. 

Ketidakstabilan Keuangan 

Pengamat Ekonomi dari Unhas, Prof Marsuki DEA menilai kebijakan pemerintah yang berorientasi pada peningkatan likuiditas perbankan memiliki risiko menimbulkan ketidakstabilan keuangan.

Itu jika tidak diimbangi dengan peningkatan penyerapan kredit di sektor riil.

Menurut Prof Marsuki, logika berpikir Purbaya berangkat dari sisi supply side untuk mendorong demand side. 

Ia menilai pendekatan ini terlihat dari upaya menahan kenaikan pajak dan mendorong penyaluran likuiditas agar kapasitas perbankan meningkat.

“Masalahnya, kredit yang sudah ada saja belum terserap. Kalau likuiditas digelontorkan besar-besaran, situasi keuangan bisa kacau dan membuat Bank Indonesia bingung,” katanya.

Ia menambahkan, meski inflasi saat ini masih tergolong rendah, kebijakan ekspansi likuiditas secara agresif justru dapat memunculkan risiko baru bagi stabilitas sistem keuangan.

Lebih lanjut, Prof Marsuki menilai harapan pemerintah agar suku bunga turun juga sulit tercapai dalam kondisi saat ini. 

Pasalnya, perbankan masih menanggung beban bunga deposito dan rekening nasabah sekitar 4 persen, sementara penyaluran kredit belum optimal.

“Beban bunga bisa mencapai 8 sampai 9 persen. Ini membuat bank semakin berhati-hati menyalurkan kredit,” jelas Prof Marsuki.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved