Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun RT RW

Tugas Berat RT di Wilayah Konflik Makassar, Hasnia: Harus Ikhlas dan Sabar

Munafri Arifuddin, ia mengaku banyak belajar tentang tanggung jawab sosial di tingkat paling dasar pemerintahan.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Pejabat Sementara (Pjs) Ketua RT 03/RW 03, Kelurahan Bara-Barayya, Hasnia 

MAKASSAR, TRIBUN – Menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) di kawasan padat penduduk bukanlah tugas ringan. Terlebih jika wilayah tersebut memiliki riwayat konflik antarwarga, seperti di Kelurahan Bara-baraya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.

Namun hal itu tak membuat Hasnia mundur.

Sejak Maret 2025, perempuan kelahiran Makassar, 20 April 1992 ini, dipercaya sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Ketua RT 03/RW 03.

Ia memimpin wilayah dengan sekitar 150 kepala keluarga (KK).

Bagi Hasnia, jabatan RT bukan sekadar posisi administratif, tapi ladang pengabdian.

Di bawah kepemimpinan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, ia mengaku banyak belajar tentang tanggung jawab sosial di tingkat paling dasar pemerintahan.

“Selama diamanahkan, sudah ada beberapa program yang kita jalankan, seperti mendata jumlah penduduk, menagih iuran PBB, iuran sampah, sampai sosialisasi program pemerintah ke masyarakat,” kata Hasnia, Minggu (14/9/2025).

Iuran Sampah Jadi Tantangan

Meski aktif menjalankan berbagai tugas, Hasnia tak menampik bahwa menjadi Ketua RT penuh tantangan. Salah satu yang paling berat adalah penagihan iuran sampah warga.

“Tantangannya jadi RT itu masalah penagihan sampah. Sudah banyak yang tidak mau bayar. Padahal, kewajiban itu masih berlaku,” ujarnya.

“Baru ada pembayaran sampai bulan April. Kalau ada yang tidak bayar, kartunya kita kembalikan ke kantor lurah, lalu pihak kelurahan melaporkannya ke kecamatan,” lanjut Hasnia.

Bara-baraya, Wilayah Konflik

Selain urusan administratif, Hasnia juga dihadapkan pada potensi gesekan sosial.

Bara-baraya dikenal sebagai kawasan padat dengan sejarah konflik, mulai dari kekerasan antar kelompok hingga bentrok senjata tajam seperti busur dan parang.

Konflik agraria juga pernah mewarnai wilayah ini, ketika warga harus mempertahankan lahan dari klaim sepihak.

Situasi tersebut memunculkan ketegangan yang disebut warga sebagai 'perang melawan mafia tanah'.

Kondisi ini menjadikan upaya menciptakan keamanan dan kedamaian sosial sebagai tanggung jawab utama setiap pemimpin wilayah.

Namun, di bawah kepemimpinan Hasnia, situasi di RT 03 diklaim lebih kondusif.

“Alhamdulillah, di era saya, tidak ada lagi konflik seperti dulu. Sudah aman-amanmi sekarang. Tapi sebagai RT, saya tetap harus mengantisipasi,” ungkapnya.

“Caranya, setiap hari saya turun berbaur dengan warga, memberikan edukasi, dan mengingatkan agar tetap hidup rukun,” tambahnya.

Hasnia percaya, menjaga keharmonisan antarwarga adalah kunci menciptakan lingkungan yang damai.

Ia rutin menyampaikan pentingnya persatuan dan kesadaran diri kepada warganya.

“Karena wilayah kami cukup padat dan rawan konflik, biasa saya ingatkan warga untuk saling mengingatkan. Hidup rukun dan damai itu dimulai dari kesadaran diri kita sendiri,” ujarnya.

Di luar perannya sebagai RT, Hasnia juga aktif sebagai pelaku UMKM. Ia menjalankan usaha rumahan sambil mengurus tiga anak bersama sang suami, Hasbullah Umar.

Sebagai perempuan Bugis-Makassar, ia terbiasa hidup mandiri dan tangguh.

Bagi Hasnia, jabatan RT adalah bukti bahwa perempuan juga mampu memimpin, bahkan di wilayah yang penuh tantangan.

“Kalau dijalani dengan ikhlas dan sabar, semua bisa diatasi,” pungkasnya.

Hasnia

TTL: Makassar, 20 April 1992

Alamat: Jl. Abubakar Lambogo lorong 4 No 24A, Makassar

Pekerjaan: Wirausahawan/UMKM Rumahan

Aktivitas: Pjs Ketua RT 03/RW 03, Kelurahan Bara-baraya, Kecamatan Makassar

Masa Jabatan: Sejak Maret 2025 

Jumlah KK di Wilayah: 150 KK

Pendidikan terakhir: SMA 

Nama Suami: Hasbullah Umar

Anak: 3

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved