Guru Lutra Batal Dipecat
Dibebaskan dari Belenggu Panjang, Rasnal–Muis Disambut Haru Keluarga dan Rekan Guru
Guru dan siswa SMAN 1 Luwu Utara menyambut kedatangan Rasnal dan Abdul Muis dengan pelukan dan air mata.
Penulis: Andi Bunayya Nandini | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU UTARA - Guru dan siswa SMAN 1 Luwu Utara (Lutra) menyambut kedatangan Rasnal dan Abdul Muis, dua guru batal dipecat setelah bertemu Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Kedua guru ini kembali ke Luwu Utara usai melalui proses panjang terkait pemberhentian dengan tidak hormat (PTDH).
Untuk menyambut mereka, keluarga besar SMAN 1 Lutra menggelar acara khusus di sekolah.
Guru tampak meneteskan air mata saat memeluk Rasnal dan Abdul Muis.
Rasnal dan Abdul Muis kembali memakai seragam KORPRI.
Pakaian kebesaran dari aparat sipil negara (ASN).
Baca juga: Kepsek Pakaikan Seragam Korpri, Guru Menangis Sambut Kedatangan Rasnal-Abdul Muis di SMAN 1 Lutra
KORPRI merupakan satu-satunya organisasi profesi untuk menghimpun seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia.
Saat datang, dua orang guru langsung menyambut dengan pelukan.
Satu perempuan.
Satu lagi lelaki.
Ada tetesan air mata dari kedua guru itu.
Saat menyanyikan hymne guru, suasana haru semakin terasa karena kebahagiaan seluruh warga sekolah atas kembalinya kedua guru.
Guru PJOK SMAN 1 Lutra, Saharuddin, menyampaikan rasa kagumnya terhadap Rasnal.
Menurutnya, Rasnal adalah sosok disiplin dan cerdas, sekaligus peduli terhadap pendidikan.
Ia menambahkan, Rasnal juga bukan hanya pemimpin, tetapi teman dan seperti saudara bagi guru-guru di sekolah.
“Pak Rasnal selalu memberikan perhatian kepada kami,” kata Saharuddin kepada Tribun-Timur.com, Rabu (19/11/2025).
Sementara, Saharuddin menilai Abdul Muis sangat peduli terhadap guru honorer.
“Pak Muis selalu berbagi, terutama saat menerima sertifikasi,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan rasa kecewanya saat mendengar kabar PTDH keduanya.
Saharuddin yakin tudingan penyimpangan dana komite terhadap Rasnal dan Abdul Muis tidak benar.
“Melihat mereka kembali mengajar, kami semua merasa lega dan bahagia,” tambahnya.
Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Lutra, Heriyana, juga mengungkapkan kesannya terhadap Rasnal dan Abdul Muis.
Ia menilai Rasnal adalah sosok tegas, tetapi tetap peduli terhadap guru.
Heriyana menceritakan ia sering ditegur atau dimarahi jika melakukan kesalahan, namun Rasnal selalu memperlakukan guru dengan perhatian.
Tentang Abdul Muis, Heriyana menilainya sebagai pemimpin yang senang berbagi.
“Pak Muis selalu membantu guru honorer dan membagikan rezekinya dengan tulus,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan guru-guru sangat merasakan sakit saat kedua guru diberhentikan.
Namun, kebahagiaan kini kembali dirasakan ketika mereka bisa mengajar lagi.
Kembalinya Rasnal dan Abdul Muis menjadi momen emosional bagi seluruh civitas SMAN 1 Lutra.
Penyambutan hangat ini menegaskan rasa hormat dan kasih sayang mendalam dari guru-guru maupun siswa terhadap kedua guru tersebut.
Awal Mula Kasus
Kasus yang menjerat Rasnal dan Abdul Muis bermula dari polemik dana komite sekolah.
Saat itu, pihak sekolah meminta sumbangan sukarela sebesar Rp20 ribu per bulan kepada orang tua siswa untuk membantu pembayaran insentif guru honorer.
Namun, salah satu LSM melaporkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) dalam pengelolaan dana tersebut.
Laporan itu membuat mantan Kepala SMAN 1 Luwu Utara, Rasnal, serta Bendahara Komite, Abdul Muis, ditetapkan sebagai tersangka.
Keduanya sempat ditahan di Rutan Masamba dan menerima Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Gubernur Sulsel.
Keputusan itu memicu penolakan dari kalangan guru.
PGRI Luwu Utara menggelar aksi unjuk rasa menuntut keadilan, menilai kebijakan tersebut tidak proporsional.
Pada Rabu (12/11/2025), Rasnal dan Abdul Muis bersama PGRI Luwu Utara mengadukan nasib mereka ke DPRD Sulsel, kemudian bertolak ke Jakarta untuk menemui Presiden.
Presiden Prabowo menyetujui rehabilitasi dan memulihkan status ASN keduanya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.