Cerita Alfaraby saat Ayahnya Rasnal Ditahan Kasus Komite Rp20 Ribu: Shock, Mobil Dijual, Uang Habis

Ringkasan Berita:

• Alfaraby menceritakan keluarganya mengalami krisis finansial dan tekanan sosial setelah ayahnya, Rasnal, ditangkap dan dipenjara terkait pungutan komite Rp20 ribu di SMAN 1 Luwu Utara. 
• Ia menyaksikan sendiri ayahnya menangis di tahanan dan menghadapi konflik batin yang berat. 
• Untuk bertahan, keluarga menjual mobil, menghabiskan tabungan, hingga berutang. 
• Meski demikian, dukungan moral dan materi dari guru, siswa, dan orang tua membuatnya yakin bahwa ayahnya telah dikriminalisasi.

TRIBUN-TIMUR.COM - Alfaraby mengaku sempat mengalami krisis finansial saat orang tuanya Rasnal ditangkap.

Rasnal ditangkap kasus uang komite Rp20 ribu di SMAN 1 Luwu Utara.

Saat itu, Rasnal, menjabat Kepala SMAN 1 Luwu Utara.

Rasnal dan Abdul Muis dijatuhi hukuman 1 tahun 2 bulan dari Mahkamah Agung.

Alfaraby mengaku kejadian itu merupakan pukulan telak bagi keluarganya.

Apalagi ayahnya dikenal seorang pendidik yang jujur, tiba-tiba harus dieksekusi di hadapan publik.

Baca juga: Kronologi Awal Faisal Tanjung Laporkan 2 Guru SMAN 1 Luwu Utara Kasus Pungli, Berawal Pesan WA Viral

"Kami kaget, keluarga shock sekali. Saya sempat antar bapak ke Lapas Makassar," ujarnya.

Alfaraby menyaksikan ayahnya menangis di dalam tahanan.

"Saya ini tidak salah, saya ini seorang pendidik, bagaimana pandangannya orang kepada saya dibawa ke tempat seperti ini," ucap Alfaraby menirukan perkataan ayahnya..

Tak cukup sampai di situ, stigma sosial kian memberatkan Alfaraby dan keluarga.

"Sanksi sosialnya sangat berat kepada saya. Karena banyak anggapan miring," akunya.

Ia memahami, ayahnya mengalami konflik batin yang hebat.

Selain menghadapi masalah hukum, ditambah sempat ada sedikit permasalahan keluarga di rumah.

"Sangat berpengaruh sekali ke kondisi dapur rumah. Sampai dijual itu mobil Rush, tabungan juga dikuras. Uang betul-betul habis. Bahkan nol, dan meminjam ke keluarga," ungkapnya.

Di tengah keterpurukan itu, Alfaraby merasakan kekuatan moral dari banyak pihak.