Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Program MBG di Bone Mulai Berjalan, Kepala Satgas Pastikan Menu Diawasi Ahli Gizi

Menurut Edy sapaan akrabnya setiap dapur MBG ditargetkan melayani maksimal 3.000 siswa. 

Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
MBG- Potret Kepala Satgas Percepatan MBG di Bone, Edy Saputra Syam saat meninjau dapur MBG di Lamuru (15/9/2025). Edy mengaku menu yang disajikan bukan makanan 'enak' ala rumah makan, melainkan makanan bergizi yang diawasi langsung oleh ahli gizi. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bone kini mulai berjalan, meski baru tiga dapur yang beroperasi.

 Kepala Satgas Percepatan MBG di Bone, Edy Saputra Syam, menyebut dapur tersebut masing-masing berada di Kecamatan Salomekko, Palakka, dan Lamuru.

Menurut Edy sapaan akrabnya setiap dapur MBG ditargetkan melayani maksimal 3.000 siswa. 

Namun, idealnya, setiap kecamatan memiliki dapur MBG agar distribusi lebih merata. 

“Targetnya harusnya setiap kecamatan ada dapur MBG. Tapi tidak mutlak harus di ibu kota kecamatan, dilihat dari titik dekatnya sasaran. Tergantung mitra yang bekerja sama,” jelasnya, saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (15/9/2025).

Ia menjelaskan, pemerintah pusat bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menggelontorkan program ini. 

BGN kemudian bermitra dengan yayasan sebagai pengelola dapur MBG.

 “Yayasan yang berkontrak dengan BGN. Mereka yang menjalankan fungsi dapur dalam hal pelayanan pemenuhan gizi (SPPG),” ungkap Edy.

Meski demikian, sejumlah kendala masih dihadapi. 

Banyak mitra belum siap karena proses penyelesaian dapur dan kelengkapan peralatan belum sesuai spesifikasi BGN. 

“Harus terspesifikasi semua dulu baru dilakukan MoU dengan mitra BGN,” katanya.

Edy mengaku pihaknya menargetkan tahun ini semua dapur rampung, namun hal itu bergantung pada kesiapan mitra. 

Apalagi untuk daerah terluar Bone, tantangannya lebih berat. 

“Misalnya di Kecamatan Tellu Limpoe, sasaran yang bisa dijangkau hanya sekitar 500 orang. Biaya yang harus dikeluarkan mitra cukup besar, sehingga mereka juga memikirkan ada tidaknya income dari modal yang dikeluarkan,” jelasnya.

Sebagai solusi, BGN berencana membangun dapur di wilayah-wilayah terluar Kabupaten Bone

Hal ini mempertimbangkan ketentuan teknis, seperti jarak maksimal 6 kilometer atau waktu tempuh 20–30 menit dari dapur ke penerima manfaat.

Edy juga menepis anggapan negatif soal kualitas makanan MBG yang sempat viral di media sosial.

Menurutnya, yang disajikan bukan makanan 'enak' ala rumah makan, melainkan makanan bergizi yang diawasi langsung oleh ahli gizi. 

“Setiap dapur SPPG diawasi ahli gizi. Menu sudah diatur sejak sepekan sebelumnya agar bahan yang dipakai selalu segar,” ujarnya.

Ia mencontohkan dapur di Poleonro, Kecamatan Lamuru, yang menyajikan menu berbeda setiap hari. 

“Lima hari dalam seminggu sudah diaturkan menunya seperti apa, buahnya apa. Mitra wajib menyiapkan sesuai permintaan ahli gizi, tidak bisa seenaknya. Saya sempat coba makanannya, enak dan sayurnya mantap,” ungkap Edy.

Program MBG sendiri beroperasi setiap Senin hingga Jumat.

Khusus di dapur Lamuru, setiap Jumat anak-anak juga mendapat tambahan susu sebagai sumber protein.

Sejumlah siswa penerima manfaat mengaku senang dengan hadirnya program ini. 

Siswi SD di Kecamatan Lamuru, Siti Rahma (12), mengatakan ia jadi lebih bersemangat berangkat ke sekolah. 

“Kalau ada makanannya begini, kita tidak lapar lagi di kelas. Rasanya juga lumayan enak,” katanya sambil tersenyum.

Menurutnya, menu yang bervariasi membuat anak-anak tidak bosan. 

“Tadi menunga, tempe, ayam, sayur sama buah. Katanya juga nanti kalau hari Jumat akan ada susu. Semoga susu coklat saya sudah tidak sabar,”tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved