CSR Huabao Fokus Infrastruktur dan Pendidikan

Ringkasan Berita:

• Proyek perpanjangan landasan pacu Bandara Maleo Morowali sepanjang 1.800 meter menelan investasi Rp164 miliar. 
• Di sektor pendidikan, program Huabao Youth Empowering Chambers (HYEC) membekali siswa SMK dengan keterampilan lunak seperti public speaking dan problem solving, serta mengenalkan Bahasa Mandarin untuk anak SD dan TK di Morowali.

TRIBUN-TIMUR.COM – Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Huabao Indonesia dinilai berdampak bagi masyarakat.

Perusahaan ini meraih dua penghargaan sekaligus dalam ajang Bisnis Indonesia CSR Awards 2025 (BISRA 2025).

Penghargaa diraih yaitu Special Mention CSR Infrastruktur Bandara dan Special Achievement Real Contribution in Enhancing the Quality of Education Through Huabao Youth Empowering Chambers (HYEC).

Huabao Indonesia, bagian dari Zhenshi Holding Group, berkomitmen menginternalisasi prinsip keberlanjutan ke seluruh lini bisnis.

Fokus CSR diarahkan pada pembangunan daerah.

Seperti perpanjangan landasan pacu Bandara Maleo Morowali dan peningkatan kualitas SDM melalui program HYEC.

Departemen Eksternal Huabao Indonesia, Zheng Yong, menyebut penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi atas konsistensi perusahaan dalam mengelola Pilar Sosial.

“Huabao akan terus menginternalisasi prinsip keberlanjutan ke dalam sistem kerja organisasi, salah satunya melalui program CSR yang berdampak positif bagi masyarakat sekitar kawasan industri,” katanya via rilis ke tribun, Rabu (5/11/2025). 

External Manager Huabao Indonesia, Cipto Rustianto, menambahkan Zhenshi Holding Group telah menyelesaikan dua proyek CSR di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Perpanjangan landasan pacu Bandara Maleo dan perbaikan ruas jalan Trans Sulawesi di Desa Ambunu, Kecamatan Bungku Barat.

Landasan pacu Bandara Maleo diperpanjang dari 1.500 meter menjadi 1.800 meter dengan lebar 30 meter. 

Proyek ini menelan investasi sekitar 10 juta dolar AS atau setara Rp164 miliar.

Untuk sektor pendidikan, program HYEC bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing SDM lokal agar mampu bersaing di industri nasional maupun global.

“Melalui HYEC, siswa dibekali keterampilan lunak seperti public speaking dan problem solving. Ini modal penting agar mereka bisa terserap di dunia industri,”  katanya. 

Program HYEC telah berjalan sejak 2023 dan menyasar siswa-siswi di Kabupaten Morowali.

Pembelajaran soft skill diberikan kepada siswa SMK 1 Bungku Barat dan SMK 2 Bungku Barat.

Sementara pembelajaran Bahasa Mandarin diterapkan di SD Tondo dan TK Assyahfa, Desa Topogaro, dengan pendekatan bermain sambil belajar. (*)