TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kabar duka datang dari Sulawesi Selatan. Drs H Mappaturung Parawansa Kr Kio, mantan Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Sulsel periode 1983–1990, wafat pada Sabtu (23/8/2025) pukul 20.40 WITA.
Almarhum juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembangunan Daerah (Dirjen Bangda) Departemen Dalam Negeri pada 1990–1994.
Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Syekh Yusuf, Katangka, Kabupaten Gowa, tepatnya setelah Masjid Tua Katangka.
Sebagai pejabat pusat, Parawansa dikenal visioner.
Ia tidak hanya membangun sistem birokrasi, tetapi juga menyiapkan kader-kader muda.
Saat menjabat di Depdagri, ia membawa sejumlah akademisi dan birokrat potensial asal Sulawesi Selatan ke Jakarta, di antaranya Prof. Ryaas Rasyid dan Rafiuddin Hamarung.
Baca juga: Pemprov Sulsel Bakal Pangkas Belanja Pegawai Rp26 Miliar
Prof. Ryaas Rasyid, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Otonomi Daerah Indonesia, adalah pemikir utama di balik lahirnya UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Ia sempat menjadi Menteri Negara Otonomi Daerah di era Presiden Abdurrahman Wahid.
Sementara Rapiuddin Hamarung juga tercatat sebagai salah satu pejabat yang meniti karier di pusat berkat bimbingan Parawansa.
Guru Besar Ilmu Pemerintahan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta dikenal sebagai pemikir dan perumus desentralisasi serta otonomi daerah di Indonesia.
Peran pentingnya adalah tokoh utama dalam perumusan UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang menjadi tonggak pelaksanaan otonomi daerah pasca-reformasi.
Rapiuddin Hamarung pernah menjabat sebagai Penjabat Bupati Pinrang dari tahun 1980 hingga 1981.
Kemudian dipercaya mengemban amanah sebagai Gubernur Kalimantan Tengah periode Juli 1999 hingga 8 Maret 2000, masa transisi reformasi.
“Beliau ini adalah pamong senior yang memayungi semua pejabat. Beliau adalah teladan di eranya,” kenang Makmur Idrus, mantan Plt Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel, Minggu (24/8/2025).
Tak hanya Makmur Idrus, Ketua PKB Parepare pernah tinggal di rumahnya Jakarta tahun 90-an.
"Saya pernah tinggal dirumahnya di Sunter Jakarta. Beliau orang baik dan penuh perhatian. Semoga Allah menempatkanya di sorganya Allah SWT," tulisnya dalam grup WhatsApp, Sahabat PKB.
Parawansa dikenang bukan hanya sebagai birokrat tinggi, tetapi juga guru bagi generasi pamong yang melahirkan banyak tokoh nasional dari Sulawesi Selatan.
Aliyah Mustika Ilham Melayat
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, melayat ke rumah duka almarhum H. Mappaturung Parawansa di Jalan Syekh Yusuf, Katangka, Kabupaten Gowa, Sabtu (23/8/2025).
Aliyah hadir untuk menyampaikan duka cita mendalam sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum yang dikenal sebagai sosok panutan di lingkungannya.
Dalam kunjungannya, Aliyah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga besar yang ditinggalkan dan mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Semoga almarhum husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan,” ujar Aliyah.
Ia juga mengenang H. Mappaturung Parawansa sebagai figur ramah, bersahaja, dan peduli terhadap sesama.
“Beliau pribadi bijaksana dan banyak memberikan teladan, baik bagi keluarga maupun masyarakat,” tambahnya.
Suasana haru menyelimuti rumah duka, di mana kerabat, sahabat, dan tokoh masyarakat hadir memberikan penghormatan terakhir.(*)