WATAMPONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Massa yang menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Bone, Sulsel berdatangan ke depan Kantor Bupati Bone di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Watampone, Kabupaten Bone, Sulsel, Selasa (19/8/2025) siang.
Pantauan Tribun-Timur.com, mereka berjalan kaki dan sebagian tampak mengenakan topeng, membawa bendera Merah Putih, dan bendera "Aliansi Pemuda Bersatu".
Di depan Kantor Bupati Bone, polisi sudah memasang kawat duri untuk menghalangi massa demonstran.
Demonstran sudah orasi menyampaikan tuntutannya agar kenaikan PBB-P2 dibatalkan.
Depan Masjid Masjid Al-Markaz Al-Ma'arif atau Masjid Agung Watampone, seberang Kantor Bupati Bone, dalam beberapa hari terakhir didirikan posko pengumpulan bantuan logistik.
Posko tersebut didirikan kelompok yang mengatasnamakan diri Aliansi Rakyat Bone Bersatu.
Posko ini sebagai pusat pengumpulan bantuan dan menjadi simbol solidaritas rakyat yang menolak kebijakan yang dianggap memberatkan.
Spanduk besar bertuliskan 'Aliansi Rakyat Bone Bersatu Tolak Kenaikan PBB-P2' terpampang jelas, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung.
Baca juga: Sosok Rafli Fasyah Pimpin 1.000 Massa Aksi Tolak Kenaikan PBB-P2 di Bone
Dalam spanduk, warga bahkan membuat plesetan singkatan PBB dari Pajak Bumi dan Bangunan menjadi "Pajak Bumi untuk Beramal".
Beramal merupakan akronim dari nama Bupati dan Wakil Bupati Bone, (Bersama) Andi Asman Sulaiman dan Andi Akmal Pasluddin yang dipakai saat kampanye.
Demo hari ini merupakan lanjutan dari demo sebelumnya.
Dua hari, Selasa (12/8/2025) dan Kamis (13/8/2025), mereka menggelar demonstrasi di Kantor DPRD Bone dan Kantor Bupati Bone menolak kebijakan yang dianggap sepihak itu.
Demonstrasi tersebut pun sempat ricuh.
Demonstran juga kecewa karena Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman dan Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin tak menemui mereka untuk dialog pada Selasa lalu.
"Ini bentuk kekecewaan kami karena Bupati Bone tidak menemui rakyatnya,” teriak seorang orator.