Aswar Hasan Wafat

Aswar Hasan Wafat, Ketua ICMI Sulsel Prof Arismunandar: Kita Kehilangan Intelektual

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ARISMUNANDAR KENANG ASWAR– Ketua ICMI Sulsel Prof Arismunandar saat menjadi narasumber Dialog Forum Dosen digelar Tribun Timur bersama Forum Dosen dengan tema Mengenang Almarhum Dr Aswar Hasan Msi di Ruang Redaksi Lantai 2 Tribun Timur, Jl Opu Dg Risadju, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (19/8/2025) sore. Aswar Hasan aset intelektual. Punya sikap kritis dan independen terhadap kritikan sosial dan pemerintahan.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kepergian Aswar Hasan meninggalkan warisan pemikiran dan keteladanan intelektual.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin (FISIP Unhas) yang juga Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Sulawesi Selatan (Sulsel) periode 2011-2019 itu meninggal dunia pada Rabu (13/8/2025) malam.

Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulsel Prof Arismunandar sangat kehilangan atas wafatnya Aswar Hasan.

Baginya, Aswar Hasan aset intelektual. Punya sikap kritis dan independen terhadap kritikan sosial dan pemerintahan.

Hal ini disampaikan di Dialog Forum Dosen bertemakan Mengenang Almarhum Dr Aswar Hasan Msi di Ruang Redaksi Lantai 2 Kantor Tribun Timur, Jl Opu Dg Risadju No 430, Kota Makassar, Selasa (19/8/2025) sore.

Kegiatan diselenggarakan oleh Tribun Timur bersama Forum Dosen.

“Saya merasa kita kehilangan besar aset intelektual. Barangkali kita butuh waktu lama menemukan lagi sekelas Aswar Hasan,” ungkapnya.

“Kita ini punya intelektual banyak, tapi juga bisa menjawab persoalan kemasyarakatan, kritik transformasi tidak banyak seperti beliau,” tambahnya.

Mantan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) ini mengakui tak bisa mengikuti jejak Aswar Hasan. Apalagi, kalau soal menulis.

Berulang kali almarhum Aswar Hasan memintanya menulis, tapi Prof Arismunandar mengaku agak kesulitan.

“Walau beberapa kesempatan dia bilang tulis meki, memang mau, tapi tidak biasa seperti dia. Sakit pun dia tetap menulis,” akunya.

Prof Arismunandar menyarankan agar pemikiran Aswar Hasan lewat tulisannya selama ini bisa dijadikan buku.

Mengingat tulisannya banyak kritikan sosial.

Tulisan terakhirnya 29 Juli lalu sempat jadi bahan diskusi. Lantaran judulnya Mempertanyakan Leadership Gubernur Sulsel.

Menurut Prof Arismunandar, tulisan itu sangat cair dan logic.

Aswar Hasan mampu memberikan argumen kuat soal leadership Gubernur Sulsel.

Jadi sorotannya pertama, Sulsel masuk 10 provinsi termiskin di Indonesia.

Kedua, mundurnya lima pejabat provinsi, ketiga hubungan kurang harmonis dengan DPRD.

Terakhir terjadinya konflik dan gangguan keamanan bagi anak daerah di ibu kota provinsi.

Prof Arismunandar terkejut dengan tulisan  Aswar Hasan tersebut.

Lantaran pada 24 Juli, dirinya bertemu dengan Aswar Hasan sudah memakai kursi roda.

“Kenapa lima hari muncul tulisan itu, ini luar biasa, Kita sehat tapi tidak wal afiat, dia sakit, tapi wal afiat memberikan manfaat kepada orang,” ucapnya.

“Ini tugas kita lahirkan cendekiawan baru seperti Pak Aswar,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan sahabat almarhum Aswar Hasan, M Imran Hanafi.

Imran Hanafi benar-benar kagum dengan kegigihan Aswar Hasan menyampaikan pikirannya melalui tulisan.

“Satu hal membuat saya betul-betul sadar, menarik apa Pak Aswar lakukan dengan kekerasan hati secara positif. Dalam artian walau sakit, tetap konsisten menulis dan mengemukakan pikiran-pikirannya,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, sejak kuliah Aswar Hasan sosok relatif serius dan bicara apa adanya. Omongannya selalu positif.

Imran Hanafi pun tak heran ketika Aswar Hasan sakit, tapi  tetap mampu menuliskan pikiran-pikirannya.

“Kezuhudan beliau ketika mahasiswa masih sampai sekarang, jaga konsistensinya di jalur intelektualisme,” tutupnya.

Hadir dalam dialog ini Tenaga Ahli Utama Kantor Presiden Prof Ali Mochtar Ngabalin, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber daya dan Alumni FISIP Unhas Andi Iqbal Sultan, Ketua Satupena Sulsel Rusdin Tompo.

Turut hadir, Ketua KB PII Sulsel Saiful Kasim, Guru Besar Universitas Islam Alauddin (UIN) Makassar Prof Qasim Mathar, Kepala Pusat Kajian dan Advokasi Bantuan Hukum (PKABH) Universitas Muslim Indonesia Prof Muin Fahmal dan dosen FISIP Unhas Hasrullah, anak almarhum Aswar Hasan, Ahmad Ashari (*)

Berita Terkini