Beda Bupati Koltim Abdul Azis, Daeng Manye Kakak Fadil Imran Tegaskan Diperiksa KPK sebagai Saksi

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUPATI ASAL SULSEL - Potret Mereka Bupati Kolaka Timur Abdul Azis dan Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye. Dua bupati asal Sulsel berurusan KPK bulan Agustus 2025.

TRIBUN-TIMUR.COM - Sama-sama berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dua bupati asal Sulawesi Selatan (Sulsel) punya nasib berbeda.

Mereka yakni Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye dan Bupati Kolaka Timur (Koltim) Abdul Azis.

Abdul Azis kelahiran Enrekang, sedang Firdaus Daeng Manye lahir di Makassar.

Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye menegaskan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi.

‎"Saya hadiri panggilan KPK hanya dalam status saksi dalam perkara tersebut,” ungkap Daeng Manye kepada Wartawan, Rabu (7/8/2025).

Namun, Daeng Manye tidak merinci lebih jauh soal materi pemeriksaan, dengan alasan menghormati proses penyidikan yang sedang berjalan.

“Saya menghormati proses hukum. Semuanya sudah saya sampaikan kepada penyidik,” imbuhnya.

Sebelumnya,  ‎Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengungkap, Firdaus Daeng Manye diperiksa, Selasa (5/8/2025).

"Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK," kata Budi Prasetyo, dalam keterangan tertulis.

Budi Prasetyo menyebut, kakak Komjen Fadil Imran dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus pengadaan perangkat Electronic Data Capture (EDC) di seluruh SPBU Pertamina periode 2018–2023.

‎Proyek ini bertujuan memantau distribusi dan penjualan BBM bersubsidi secara real-time.

‎Nilai anggarannya mencapai Rp3,6 triliun.

Sementara itu, Bupati Koltim Abdul Azis ditangkap KPK di Makassar, Kamis (7/8/2025) malam, sehari jelang pembukaan Rakernas Partai NasDem.

Rakernas Partai NasDem di Hotel Claro dijadwalkan dibuka Jumat (8/8/2025).

Penangkapan Abdul Azis dibenarkan Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto.

"Saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polda Sulsel," kata Fitroh, Jumat malam.

Fitroh mengatakan, Abdul Azis ditangkap terkait dugaan suap proyek peningkatan kualitas rumah sakit didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Profil dan Rekam Jejak Abdul Azis

Nama lengkapnya Abd Azis S.H M.H.

Abdul Azis lahir di Kabupaten Enrekang, Sulsel, 05 Januari 1986.

Ia besar di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Istrinya bernama Hartini Azis, A.Ma.

Dari pernikahannya, mereka dikaruniai lima anak.

Nama Abdul Aziz mungkin sudah tak asing bagi masyarakat Kolaka Timur.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia aktif menjadi Polri dan ajudan Gubernur kala itu. 

Politisi berusia 38 tahun tersebut menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di Kecamatan Kalukku.

Dia bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar.

Azis muda lalu menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri atau SMPN 1 Kalukku.

Selanjutnya, menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri atau SMAN 1 Kalukku.

Setamat SMA, diapun menempuh pendidikan kepolisian.

Dia lulus dan tamat Pendidikan Pembentukan Bintara atau Diktukba Polri di Sekolah Polisi Negara SPN Batua, Polda Sulsel.

Abdul Azis juga tercatat menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum (SH) di Universitas Sulawesi Tenggara atau Unsultra.

Kini dia melanjutkan pendidikan magisternya atau S2 di perguruan tinggi yang sama.

Abdul Azis sebelumnya berdinas di Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra).

Sosoknya mulai dikenali masyarakat Sultra kala menjadi ajudan Gubernur Sultra Ali Mazi.

Dia kerap mendampingi orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi atau Pemprov Sultra tersebut dalam setiap aktivitasnya.

Pada 31 Januari 2022, Abd Azis memilih pensiun dini sebagai anggota Polri.

Dengan pangkat terakhir Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) yang bertugas sebagai Banit I Subdirektorat I Dirintelkam Polda Sultra.

Dia mengajukan pensiun dini melalui Biro Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah atau Polda Sulawesi Tenggara.

Beberapa bulan setelah pensiun dirinya, Abd Azis bergabung dengan Partai Nasdem.

Hingga kemudian namanya digadang-gadang menjadi calon Wakil Bupati Kolaka Timur.

Dia mengantongi rekomendasi sejumlah partai politik untuk pemilihan Wakil Bupati Koltim di DPRD.

Parpol pengusungnya yakni Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Abd Azis pun terpilih Wakil Bupati Kolaka Timur sisa masa jabatan 2022-2024.

Dia terpilih sebagai Wabup Koltim dengan meraih 13 suara dari total 25 legislator, unggul dua suara dari kandidat lainnya Hj Diana Massi.

*Riwayat Pendidikan:

- SD Negeri Kalukku, Mamuju, tahun 1997

- SMPN 1 Kalukku, Mamuju, tahun 2000

- SMAN 1 Kalukku, Kab. Mamuju, tahun 2003

- Diktukba Polri,  SPN Batua, lulus tahun 2004.

- S1 Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), lulus tahun 2016

- S2 Unsultra, lulus tahun 2023.

*Riwayat Pekerjaan:

- Badit Intelkam Polda Sulawesi Tenggara, Tahun 2004

- ADC Gubernur Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

- Bupati Kolaka Timur, 2022-sekarang.

Profil dan Rekam Jejak Daeng Manye

Daeng Manye merupakan kakak kandung Kabaharkam Polri, Komjen Fadil Imran.

Dia juga seorang birokrat memilki jaringan di level nasional.

Kekuatannya itu sudah tercermin dari konsistensi empat tahun Daeng Manye melakukan sosialisasi dan membentuk relawan.

"Saya mulai jalan dari empat tahun lalu, selama itu saya berikhtiar terus," katanya beberapa waktu lalu.

Daeng Manye lahir di Makassar pada bulan Juli 1967.

Dia menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan S2 di Jurusan Marketing Manajemen di Universitas Muhammadiyah Malang.

Mengenai karir, Mohammad Firdaus Daeng Manye sarat dengan jabatan kepala.

Di antaranya Kepala Telkom Indonesia Timur, Kepala Telkom Indonesia Barat, Direktur utama PT. PINS Indonesia, Deputy marketing Telkom Flexi, Kepala Telkom Jabodetabek dan Banten unit Customer Service.

Kepala telkom Tulungagung dan Trenggalek, Kepala Telkom Probolinggo, Kepala Telkom Pasuruan, Kepala Telkom Sidoarjo, Kepala Telkom Surabaya Timur, dan Kepala Telkom Jakarta Selatan.

Ia memiliki penghargaan fantastik berupa “Satya Lencana Pembangunan” yang diperoleh langsung dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada tahun 2016 dan sebagai The Role Model Culture Telkom 2016 dalam kategori membangun budaya perusahaan.

Tak hanya itu, beberapa keterlibatan Mohammad Firdaus Daeng Manye dalam bidang sosial, di antaranya sebagai pembina Yayasan Siada Abdul Hamid yang bergerak dibidang sosial dan pendidikan.

Kemudian sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Seribu Mata Air yang bergerak di bidang wakaf, dan anggota dewan Presidium Bhinneka Foundation yang bergerak pada pemikiran strategis untuk pengembangan Papua. (Tribun-Timur.com)

Berita Terkini