TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar pembekalan khusus bagi 62 mahasiswa yang akan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Fakultas Vokasi/Gedung Pertemuan Ilmiah (GPI) Unhas Tamalanrea, Makassar, Sabtu (17/5/2025).
Pembekalan ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai agen pengabdian masyarakat di tingkat global.
Kegiatan diselenggarakan oleh Subdirektorat Pendidikan Berbasis Pengabdian Masyarakat (PBPM) di bawah Direktorat Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (Transdiva) Unhas.
KKN Internasional Malaysia merupakan program kerja sama antara Unhas dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia melalui Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Direktur Transdiva, Ir Sahriyanti Saad, mengatakan 62 mahasiswa yang lolos merupakan hasil seleksi ketat dari ratusan pendaftar.
Ia menegaskan, peserta harus menunjukkan kualitas terbaik selama menjalani pengabdian di Malaysia, khususnya dalam mendampingi dan memberi edukasi kepada anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Anak-anak PMI adalah bagian dari generasi penerus bangsa yang harus kita bantu dan motivasi. Kalian adalah perwakilan terbaik dari Unhas yang diharapkan mampu memberi kontribusi nyata dalam membentuk masa depan mereka,” kata Sahriyanti dalam keterangan tertulis, Minggu (18/5/2025).
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof Muhammad Ruslin, mengingatkan para peserta bahwa mereka adalah duta Unhas di mata dunia.
“Kalian adalah wajah Unhas di masyarakat global. Bawalah semangat pengabdian, keberagaman ilmu, dan budaya akademik yang unggul. Tugas ini bukan hanya pengabdian, tetapi juga bagian dari diplomasi kebudayaan,” katanya.
Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas komitmen mereka.
Ia menilai program ini sebagai bentuk konkret kontribusi Unhas dalam menjawab tantangan global melalui pengabdian lintas negara.
“Kegiatan ini tidak hanya memberi dampak kepada masyarakat Indonesia di luar negeri, tetapi juga membangun kesadaran mahasiswa terhadap isu-isu kemanusiaan dan pendidikan yang bersifat transnasional, seperti keberadaan anak-anak imigran yang terancam stateless,” kata Prof JJ, sapaan akrabnya.
Dalam pembekalan tersebut, peserta menerima materi dari sejumlah narasumber, di antaranya Dr Syarifuddin Mabe Parenreng yang membawakan materi etika dan sikap mahasiswa di luar negeri; Jamaluddin Fitrah Alam, materi teknis program KKN di Malaysia; serta Nosakros Arya, strategi komunikasi, media, dan pelaporan kegiatan KKN.
Meski pembekalan ini dilakukan lebih awal untuk peserta gelombang pertama akan berangkat pada Juni 2025, seluruh peserta KKN Internasional Malaysia tetap wajib mengikuti seluruh tahapan dan prosesi KKN.
Program ini sejalan dengan inisiatif Kampus Berdampak yang diluncurkan Kemdiktisaintek pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025.
Inisiatif tersebut menekankan peran perguruan tinggi sebagai pusat transformasi sosial melalui kolaborasi antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat. (*)