TRIBUN-TIMUR.COM - Sholat tahajud adalah salah satu bentuk ibadah malam yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Sholat tahajud dikerjakan pada malam hari.
Umumnya setelah terbangun dari tidur.
Namun bagaimana jika ingin sholat tahajud tapi belum tidur bolehkah?
Keutamaan sholat tahajud mendapatkan tempat terpuji di sisi Allah SWT, diampuni dosanya, doanya dikabulkan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta menghindarkan diri dari perbuatan dosa.
Riwayat Imam An-Nasa'i menjelaskan, Nabi Muhammad saw apabila terbangun di tengah malam, akan melakukan sholat tahajud:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ
Artinya, “Bahwa Nabi Muhammad saw apabila terbangun di tengah malam, maka beliau akan mendirikan shalat tahajud.” (HR An-Nasa'i).
Namun terkadang masih ada yang bingung apakah sholat tahajud bisa dikerjakan tanpa harus tidur dulu.
Baca juga: 5 Doa Pagi Hari, Amalkan Sebelum Beraktivitas Agar Rezeki Berlimpah dan Berkah
Terutama bagi seseorang yang begadang namun ingin melaksanakan salat/sholat tahajud.
Seperti diketahui, sholat tahajud bukanlah bagian dari sholat lima waktu yang hukumnya wajib.
Sholat Tahajud merupakan kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dengan Allah SWT, memohon ampunan, serta memperoleh keberkahan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Sholat tahajud biasanya dilakukan dengan melakukan rangkaian rakaat yang bisa disesuaikan, dilakukan di waktu sepertiga malam terakhir sebelum waktu shubuh.
Jumlah rakaat sedikitnya dua rakaat serta sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Terkait pertanyaan apakah sholat tahajud harus tidur dulu, Ustadz Khalid Basalamah memberikan penjelasan.
Menurutnya, memang sangat dianjurkan untuk tidur terlebih dahulu sebelum melakukan sholat tahajud.
Tapi ia menggarisbawahi jika ini bukan keharusan.
"Tidak harus tidur, tapi afdolnya (lebih baik) tidur terlebih dahulu," ujarnya.
Ustadz Khalid Basalamah kemudian memberikan contoh ketika seseorang sedang begadang, namun ingin menunaikan sholat tahajud, maka itu boleh dilakukan.
"Boleh tidak tidur, kalau sedang begadang lalu dia salat malam ya boleh saja,"
"Tapi afdolnya (lebih baik) memang harus tidur," terangnya.
Waktu Terbaik Sholat Tahajud
Perlu diketahui pula, walau bisa dilaksanakan mulai setelah Isya sampai menjelang subuh, ada waktu sholat tahajud terbaik yang bisa Anda pilih.
Waktu terbaik itu yakni sepertiga malam terakhir.
Bagaimana menentukan sepertiga malam terakhir sebagai waktu sholat tahajud yang paling utama?
Waktu sholat tahajud setidaknya bisa dibagi menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
1. Sepertiga Malam Pertama
Waktu sholat tahajud ini dimulai dari pukul 19.00 sampai pukul 22.00.
2. Sepertiga Malam Kedua
Waktu sholat tahajud ini dimulai dari pukul 22.00 sampai pukul 01.00.
3. Sepertiga Malam Ketiga atau Terakhir
Nah, waktu sholat tahajud malam ketiga atau terakhir ini dimulai pukul 01.00 sampai dengan mendekati masuknya waktu subuh.
Ini merupakan waktu terbaik atau yang paling utama.
Hadist Waktu Sholat Tahajud Terbaik
Ada hadist-nya yang menyebut bahwa waktu terbaik sholat tahajud pada sepertiga malam terakhir itu sesuai sunnah Rasul.
Waktu Sholat tahajud terbaik ini sesuai dengan riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda.
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Sesungguhnya puasa yang paling dicintai di sisi Allah adalah puasa Daud15 dan shalat yang dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Beliau biasa tidur di separuh malam dan bangun tidur pada sepertiga malam terakhir. Lalu beliau tidur kembali pada seperenam malam terakhir. Nabi Daud biasa sehari berpuasa dan keesokan harinya tidak berpuasa.”16
‘Aisyah pernah ditanyakan mengenai shalat malam yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Aisyah menjawab,
كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ وَيَقُومُ آخِرَهُ ، فَيُصَلِّى ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَثَبَ ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ ، وَإِلاَّ تَوَضَّأَ وَخَرَجَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur di awal malam, lalu beliau bangun di akhir malam. Kemudian beliau melaksanakan shalat, lalu beliau kembali lagi ke tempat tidurnya. Jika terdengar suara muadzin, barulah beliau bangun kembali. Jika memiliki hajat, beliau mandi. Dan jika tidak, beliau berwudhu lalu segera keluar (ke masjid).”
Tata Cara Sholat Tahajud 2 Rakaat Sendiri
Sholat tahajud tak memiliki jumlah rakaat tertentu yang kemudian harus dilakukan, dan dapat dikerjakan secara tidak terbatas dalam rakaatnya.
Namun, sholat tahajud didirikan sekurang-kurangnya dalam dua rakaat.
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan sholat Tahajud hampir mirip dengan sholat sunnah 2 rakaat pada umumnya, di mana sholat ini diawali dengan niat dan takbiratul ihram serta diakhiri dengan salam.
Satu-satunya pembeda dari sholat tersebut terletak pada bacaan niatnya.
Berikut ini tata cara sholat tahajud dilansir Tribun-Timur.com dari laman kemenag.go.id:
1. Baca niat Sholat Tahajud
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatat tahajudi rok’ataini lillahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”
2. Lanjutkan dengan melakukan Takbiratul Ihram (membaca Allahuakbar sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga).
3. Membaca doa iftitah.
4. Membaca surah Al-Fatihah.
5. Membaca surat-surat pendek Al-Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat pendek apa saja dalam Al Quran.
6. Lakukan langkah-langkah sholat pada umumnya seperti rukuk dan sujud yang lalu rakaat kemudian disamakan dengan rakaat pertama (kecuali doa iftitah).
7. Lakukan tahiyat akhir dan salam.
8. Selanjutnya, Anda disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, sholawat, istigfar, lalu membaca doa sholat tahajud.
Membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
(Tribun-Timur.com/Hasriyani Latif)