TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar akan menugaskan satu orang perwakilan di setiap kecamatan untuk mengoordinasikan pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Koordinasi ini rencananya akan dilakukan oleh sekretaris camat, yang sekaligus akan dijadikan sebagai Satuan Tugas (Satgas) MBG.
Hal tersebut disampaikan Munafri Arifuddin saat menerima audiensi Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Badan Gizi Nasional (BGN), Kamis (27/3/2025).
"Saya akan kasih masing-masing satu orang per kecamatan untuk koordinasi dengan kalian. Mungkin sekretaris camat yang akan koordinasi langsung. Jadi nanti sekretaris camat jadi Satgas MBG. Kita akan buat aturan baru untuk itu," ucap Munafri Arifuddin.
Munafri menegaskan, Pemkot sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat pasti akan memberikan dukungan penuh.
Menurutnya, program MBG ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden dalam upaya intervensi stunting di Indonesia.
"Ini menjadi program yang sangat disupport oleh Presiden karena beliau yang ciptakan program ini. Di retret pun kemarin, Kepala BGN datang ke kami sampaikan ini," katanya.
Baca juga: Dandim Jeneponto Terima Kasih ke Bosowa karena Bangun Dapur Makan Bergizi Gratis
Pemkot Makassar juga siap berkontribusi lebih jauh, termasuk dalam pembangunan dapur SPPG jika diperlukan.
Langkah ini dinilai sejalan dengan visi Makassar sebagai kota yang unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Dimana setiap warganya memiliki akses terhadap layanan dasar, termasuk pemenuhan gizi yang layak.
"Kami support, kalaupun kami harus bantu bangun dapur, kami akan coba. Entah apakah kami langsung buat atau cari mitra, yang penting pemerintah pusat tahu, jangan sampai kita dianggap tidak support," ujarnya.
Sementara itu, epala Kelompok SPPI Kota Makassar, Muhammad Abdillah Satar, menjelaskan bahwa program MBG dirancang untuk memberikan akses makanan bergizi kepada kelompok rentan di masyarakat.
Sasaran penerima manfaatnya mencakup anak sekolah dari tingkat TK hingga SMP, serta ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah dua tahun (baduta).
"MBG ini sebagai salah satu Asta Cita Presiden, harapannya untuk mengintervensi stunting yang dihadapi Indonesia saat ini," ujar Muhammad Abdillah Satar.
Program ini juga memiliki pendekatan berbasis komunitas dengan mendukung perekonomian lokal.