Ke Mana Uang Kami? Guru di Enrekang Ngadu ke Wabup Tuntut Klarifikasi Dana Sertifikasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU ENREKANG - Saat perwakilan Aliansi Guru Enrekang, mengadu ke Wakil Bupati Enrekang, Andi Tenri Liwang di Kantor Bupati Enrekang, Jl. Jenderal Sudirman Poros Enrekang-Toraja, Kelurahan Leoran, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Selasa (25/3/2025). Mereka meminta agar Wabup Enrekang dapat memfasilitasi pertemuan guru dengan Permadi Hasan membahas persoalan sertifikasi guru.

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG – Ratusan guru tergabung dalam Aliansi Guru Enrekang (AGE) aksi unjuk rasa di Kantor Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Enrekang, Senin (24/3/2025) siang.

Para guru kecewa karena Kepala BKAD Enrekang, Permadi Hasan, tidak berada di tempat.

Permadi Hasan diketahui sedang menghadiri pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Makassar.

Tak kunjung mendapat jawaban, para guru akhirnya mengadu ke Wakil Bupati Enrekang, Andi Tenri Liwang.

Mereka meminta bantuan dipertemukan dengan Permadi Hasan.

"Selama ini sudah beberapa kali diminta untuk bertemu, dua kali diundang ke DPRD, tapi dia juga tidak hadir," ujar perwakilan guru, Yenni Herman, saat audiensi di ruang Wakil Bupati Enrekang.

DEMO GURU - Perwakilan Aliansi Guru Enrekang, Yenni Herman diwawancarai usai audiensi dengan Wakil Bupati Enrekang, Andi Tenri Liwang di Kantor Bupati Enrekang Jl.Jendral Sudirman, Poros Enrekang -Toraja, Kelurahan Leoran, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulsel. Senin (24/3/2025). Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap Permadi Hasan lantaran mangkir saat Demo Sertifikasi Guru. (TRIBUN-TIMUR.COM/Muhammad Nur Alqadri)

"Oleh karena itu, mungkin Pak Wakil Bupati bisa memfasilitasi pertemuan kami dengan Pak Permadi," sambungnya.

Yenni menegaskan bahwa para guru tidak menuntut pencairan sertifikasi jika memang anggarannya tidak ada. 

Namun, mereka meminta transparansi terkait penggunaan dana tersebut.

"Kami hanya ingin audiensi dengan Pak Permadi, ingin tahu ke mana uang kami," tuturnya.

Menurutnya, jumlah guru yang ikut aksi baru sebagian kecil. 

Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, ada kemungkinan aksi yang lebih besar, termasuk mogok mengajar.

"Kalau semua guru turun, bisa jadi kami mogok mengajar kalau sertifikasi kami tidak dibayarkan," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Andi Tenri Liwang mengatakan telah meminta Inspektorat Enrekang untuk melakukan pemeriksaan terkait penggunaan dana sertifikasi guru.

"Saya sudah meminta Pak Inspektur untuk memeriksa (Permadi), terkait ke mana dana sertifikasi guru ini digunakan," ujarnya. (*)

 

 

Berita Terkini