Jaringan Adopsi Karang

Fadly PADI Duta Jaringan Adopsi Karang,Rektor Unhas Prof JJ Apresiasi Dukungan JOB Tomori Pertamina

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PARA AKTIVIS - Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa bersama puluhan aktivis di sela dalam Seminar Keanekaragaman Hayati di Kampus Unhas, Makassar, 27 Februari 2025. Acara yang dirangkaikan deklarasi Jaringan Adopsi Karang Indonesia itu kerja sama Unhas, JOB Tomori Pertamina Medco Energi, bersama Association Dive Safety Indonesia (ADSI), Pemda Banggai, serta sejumlah praktisi konservasi karang.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan tokoh dan aktivis kawakan membentuk Jaringan Adopsi Karang Indonesia.

 Lewat lembaga ini. mereka mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi dalam perlindungan dan pemulihan ekosistem laut.

Memang, Jaringan Adopsi Karang Indonesia lahir untuk merespon kondisi ekosistem laut.

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga ekosistem terumbu karangnya.

Data dari laporan Status Terumbu Karang Dunia 2021 yang dirilis oleh Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN), sekitar 70 persen terumbu karang di Indonesia dalam kondisi kurang baik hingga rusak.

Jaringan Adopsi Karang Indonesia dideklarasikan dalam Seminar Keanekaragaman Hayati di Kampus Unhas, Makassar, 27 Februari 2025.

Acara yang dirangkaikan seminar itu kerja sama Unhas, JOB Tomori Pertamina Medco Energi, bersama Association Dive Safety Indonesia (ADSI), Pemda Banggai, serta sejumlah praktisi konservasi karang.

Menurut Muhammad Syakir, salah satu inisiator Jaringan Adopsi Karang  Indonesia dari JOB Tomori Pertamina – Medco Energi, bergabungnya berbagai pihak dalam Jaringan Adopsi Karang Indonesia diharapkan dapat menginisiasi langkah pemulihan terumbu karang yang saat ini mengalami tekanan dahsyat.

“Sejumlah penyelam, komunitas selam, pemerhati pariwisata bahari, peneliti, dan masyarakat luas telah bersepakat meluncurkan Jaringan Adopsi Karang Indonesia ini, yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu,” jelas alumnus Ilmu Kelautan Unhas itu.

Paparan Rektor JJ

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa ( Prof JJ ) menegaskan pentingnya konservasi terumbu karang sebagai investasi masa depan. 

Dalam pemaparannya mengenai Optimalisasi Program Adopsi Karang sebagai Solusi Konservasi Berkelanjutan, Prof JJ menekankan bahwa Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati laut dunia, dengan terumbu karang sebagai aset ekologis yang tak ternilai.

“Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pemutihan karang akibat perubahan iklim, perikanan destruktif dengan bom dan sianida, pencemaran laut dari limbah industri serta plastik, hingga pariwisata yang tidak berkelanjutan,” kata Prof JJ.

“Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa sangat serius. Populasi ikan akan menurun drastis, abrasi dan erosi pantai semakin parah, keanekaragaman hayati laut terancam, serta sektor ekonomi seperti perikanan dan pariwisata akan mengalami kerugian besar,” jelas Prof JJ menambahkan.

Rektor Unhas menegaskan pentingnya konservasi terumbu karang sebagai investasi masa depan. Dalam pemaparannya mengenai Optimalisasi Program Adopsi Karang sebagai Solusi Konservasi Berkelanjutan, ia menekankan bahwa Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati laut dunia, dengan terumbu karang sebagai aset ekologis yang tak ternilai.

“Kita harus memahami pentingnya terumbu karang sebagai aset bangsa. Indonesia adalah bagian dari Coral Triangle, kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia,” ujar Prof JJ.

Dia juga menegaskan bahwa terumbu karang memiliki kapasitas resiliensi luar biasa dan perlu dikelola secara berkelanjutan.

“Pengelolaan terumbu karang bukanlah pemborosan, melainkan investasi bagi masa depan ekonomi dan lingkungan Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi dalam menjaga ekosistem laut,” kata Prof JJ.

Dalam acara tersebut, Rektor Unhas juga mengapresiasi inisiatif Jaringan Adopsi Karang Indonesia yang diluncurkan di kampusnya serta adanya kontribusi JOB Tomori Pertamina – Medco Energi dalam mengkampanyekan konservasi karang di lokasi operasi. 

“Kita perlu membangun gerakan konservasi yang lebih masif dan terencana. Pengelolaan kawasan konservasi laut harus dilakukan secara efektif, dengan memilih spesies karang yang lebih resiliensi untuk memastikan keberlanjutannya,” jelas Prof JJ.

Menurutnya, ilmu kelautan memiliki peran strategis dalam memahami keseimbangan ekologi dan menemukan solusi berbasis sains untuk meningkatkan ketahanan ekosistem laut. Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku industri untuk berkolaborasi dalam mendukung upaya konservasi.

Pendekatan multi-pihak sangat diperlukan agar kebijakan yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada perlindungan lingkungan, tetapi juga mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Pada kesempatan yang sama, Rektor JJ menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai, Ismed Wardana, yang turut memaparkan langkah-langkah konservasi yang telah diterapkan di wilayahnya bersama JOB Tomori Pertamina – Medco Energi.

Ismed menjelaskan program Akar Merah (Adopsi Karang Metode Receptor), sebuah inovasi dalam pengelolaan ekosistem laut yang terintegrasi dengan pengembangan destinasi wisata berkelanjutan di Pantai Kilo 5.

Program ini bertujuan untuk menjaga kelestarian terumbu karang sekaligus meningkatkan daya tarik wisata di kawasan tersebut dan telah berjalan sukses berkat kolaborasi dengan JOB Tomori.

Selain Ismed, hadir tim JIB Tomori Pertamina – Medco Energi, akademisi dan pakar karang Indonesia Prof Munasik Motali dari Undip yang juga memaparkan pengalaman konservasi karang di Karimun Jawa, Lily Damayanti dari MARS yang sukses melaksanaan program restorasi karang di Pulau Badi, Bontosua dan sejumlah perairan.  Acara dipandu oleh fasilitator seminar, Dr Syafyddin Yusuf, dari FIKP Unhas.

Romy Irvan Prasetyo, QHSE Senior Manager Job Tomori mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan laut yang luar biasa sebagai bagian dari segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle), wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. 

”Namun, perubahan lingkungan dan aktivitas manusia terus mengancam keberadaan ekosistem ini. inilah yang mendasari JOB Tomori mengadakan kegiatan Seminar Keanekaragaman Hayati,” ujarnya. 

Beberapa pakar dan praktisi terumbu karang, menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut diantaranya Prof Dr. Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin yang juga selalu Presiden ADSI (Association of Diving School International) Indonesia chapter, Prof Munasik dari Universitas Diponegoro Semarang, dan Lily Damayanti selaku Conservation Program manager PT. MARS Symbioscience

Fadly PADI Jadi Ambassador

Seminar ini semakin istimewa dengan kehadiran Andi Fadly Arifuddin alias Fadly PADI, yang mengikuti acara dari awal hingga akhir. Ia dengan antusias menyatakan kesiapannya untuk didapuk sebagai Duta Jaringan Adopsi Karang Indonesia.

“Semangat konservasi bahari harus terus digaungkan. Saya berharap dengan menjadi bagian dari jaringan ini, upaya konservasi karang bisa berjalan sukses,” ungkap Fadly.

Ia juga membagikan pengalamannya dalam berbagai program konservasi, termasuk penanaman sejuta terumbu karang dan upacara bendera bawah laut pada peringatan HUT ke-70 Indonesia pada 2015.

“Dari situ akhirnya saya makin peduli dengan terumbu karang. Kekayaan hayati Indonesia adalah salah satu harta paling berharga yang harus kita jaga bersama,” tutupnya.

Pada kesempatan tersebut, dalam rangka memperkuat sinergi dalam pelestarian terumbu karang, telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara JOB Tomori, Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), dan ADSI.(*).

Komunitas Selam Berpartisipasi dalam Seminar dan Deklarasi Jaringan Adopsi Karang Indonesia:

• Tomori DC – Luwuk Banggai
• Bahari Diving Club Sumse
• Paradise Dive Center Kabupaten Kepulauan Talaud
• KOMPAK BARRIER REEF Desa Botutonuo Kab. Bone Bolango, Gorontalo
• GGI SCUBA – Makassar
• Sangkarrang Ocean Dive (SOD) Makassar
• OYE Selam Indonesia
• BKKPN Kupang-Maros
• Yayasan Pinisi Pusaka Indonesia
• Diver Santuy Gorontalo
• Salolo Diving Club (SDC) UNTAD Palu
• Divers Corner Palu
• PPKPMP LPPM UNTAD
• Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC-UH) – Makassar
• Lembaga Maritim Nusantara – Makassar
• Yayasan Fakfak Molo Indonesia – Fakfak, Papua Barat
• Aceh Ocean Diving Club Universitas Syiah Kuala (ODC_USK)
• Universitas Khairun, Ternate
• FPIK Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
• Marine Diving Club FPIK ULM, Banjarbaru
• Bira Dive Centre Bulukumba
• Pelakita.ID

Berita Terkini