Wawancara Eksklusif Tribun Timur

Yusran Lalogau: Setiap Tanda Tangan Saya di Atas Kebijakan Harus Berdampak bagi Masyarakat

Penulis: Hasriyani Latif
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEBRAKAN PEMIMPIN - Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau dalam Podcast Gebrakan Sang Pemimpin yang tayang di Youtube Tribun Timur, Sabtu (22/2/2025). Yusran Lalogau memaparkan seperti apa program prioritas yang akan dijalankan bersama pasangannya, Abd Rahman Assagaf.

TRIBUN-TIMUR.COM - Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau komitmen untuk membangun Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Ini adalah periode kedua Yusran Lalogau memimpin Pangkep.

Dalam Podcast Gebrakan Sang Pemimpin yang tayang di Youtube Tribun Timur, Sabtu (22/2/2025), Yusran Lalogau memaparkan seperti apa program prioritas yang akan dijalankan bersama pasangannya, Abd Rahman Assagaf.

Dipandu Host Annisa Husnuzhan, berikut petikan wawancaranya:

Kesibukan usai Pilkada?

Alhamdulillah, setelah Pilkada kemarin dan menyelesaikan cuti kampanye, saya kembali aktif sebagai Bupati di Pangkep. Saya langsung melaksanakan tugas-tugas pemerintahan yang sebelumnya dijalankan oleh pejabat sementara, memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik.

Fokus utama kami adalah memastikan roda pemerintahan berjalan dengan baik. Kami berharap kebijakan yang kami keluarkan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jangan sampai ada program yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini adalah tanggung jawab kami sebagai pimpinan untuk memastikan pelayanan publik tetap optimal.

Memastikan program berjalan?

Saya bersama seluruh jajaran Pemkab Pangkep turun langsung ke masyarakat untuk mengecek apakah program yang sudah dijalankan benar-benar berdampak positif dan bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Kami ingin memastikan bahwa pelayanan dan kebijakan yang kami buat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Tantangan dalam proses tersebut?

Secara pribadi, Alhamdulillah, saya merasa lebih nyaman karena sudah menjabat sebelumnya. Jadi, saya hanya perlu melanjutkan estafet kepemimpinan dengan visi dan misi yang sudah saya rancang sejak periode pertama. Pada periode kedua ini, saya bersama Wakil Bupati Rahman Assagaf tinggal memperkuat dan menyelaraskan program yang telah berjalan.

Kami baru saja menyelesaikan rancangan RPJMD yang telah diselaraskan dengan RPJMN nasional serta kebijakan di tingkat provinsi dan daerah. Ini adalah rencana jangka panjang hingga 20 tahun ke depan. Tugas kami adalah memastikan bahwa target-target yang telah ditetapkan tetap dijalankan dan tidak keluar dari jalur yang telah direncanakan.

Prioritas 100 hari pertama?

Fokus pada mitigasi bencana alam. Hal ini penting karena menurut pemberitahuan dari BMKG, beberapa bulan ke depan intensitas hujan diprediksi lebih tinggi. Di Pangkep, kita sempat alami gangguan infrastruktur akibat curah hujan tinggi, seperti jalan yang terputus selama beberapa jam. Oleh karena itu, kami akan berkoordinasi dengan pihak Balai dan instansi vertikal terkait untuk memastikan langkah-langkah mitigasi dilakukan guna mencegah dampak yang lebih parah.

Strategi menghadapi?

Bencana alam tidak bisa dihindari sepenuhnya. Namun, sebagai pemerintah, kami akan memanfaatkan ilmu dan sumber daya yang ada untuk memastikan kesiapsiagaan yang lebih baik. Dengan dukungan tenaga ahli dan inovasi yang ada, kami akan menerapkan strategi yang efektif agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan lancar meskipun menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Prioritas lain?

Meningkatkan konektivitas irigasi untuk sektor pertanian. Saat ini, masih ada beberapa lahan pertanian yang hanya bisa panen sekali dalam setahun (IP100). Harapannya, dengan peningkatan konektivitas irigasi, para petani bisa meningkatkan produktivitas mereka menjadi 1,5 kali panen atau bahkan dua kali panen dalam setahun.

Langkah konkretnya?

Kami akan memastikan jalur-jalur air dapat mengalir hingga ke lahan pertanian masyarakat. Ini sejalan dengan program pemerintah pusat, khususnya terkait swasembada pangan. Jika sebelumnya targetnya dalam 3–4 tahun ke depan, sekarang Presiden menekankan jika bisa dipercepat, kenapa tidak? Oleh karena itu, saya bersama tim akan memikirkan strategi terbaik agar konektivitas irigasi ini dapat segera terealisasi dan memberikan manfaat langsung bagi petani.

Sektor strategis dikembangkan?

Ekonomi. Kami ingin memastikan bagaimana masyarakat memiliki kesejahteraan yang lebih baik. Oleh karena itu, kami akan berfokus pada sektor pertanian dan perikanan, baik perikanan darat maupun laut. Targetnya adalah meningkatkan hasil produksi, tetapi tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

Kenapa aspek keberlanjutan?

Kita tidak bisa hanya menikmati hasil dari alam saat ini tanpa memikirkan dampaknya bagi anak cucu kita di masa depan. Jika kita tidak menjaga keseimbangan lingkungan, maka bisa saja ke depan hasil yang diperoleh tidak akan sama dengan yang kita nikmati saat ini. Oleh karena itu, dalam periode kedua ini, kami akan memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya alam tetap berkelanjutan agar generasi mendatang juga bisa menikmatinya.

Selain ekonomi?

Sektor pariwisata. Pangkep memiliki potensi wisata yang luar biasa dan kami ingin lebih memperkenalkannya. Pangkep dekat dengan Makassar, jadi kalau sektor wisata bisa dikelola dengan baik, kita bisa menarik lebih banyak wisatawan, baik dari Makassar, Maros, maupun daerah sekitarnya.

Apalagi, Pangkep selama ini dikenal sebagai tempat persinggahan bagi banyak masyarakat dari Sulsel dan Sulbar, terutama untuk menikmati kuliner khas seperti ikan bolu. Ini menjadi potensi yang bisa kami kembangkan lebih jauh.

Pendidikan/kesehatan?

Tentu menjadi prioritas juga. Kami ingin memastikan pembangunan SDM berjalan dengan baik. Salah satu indikatornya adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pangkep setiap tahun.

Oleh karena itu, kami mendorong semua dinas untuk berkolaborasi, karena misalnya dalam meningkatkan angka harapan hidup, tidak hanya Dinas Kesehatan yang harus bekerja, tetapi juga Dinas PU untuk memastikan infrastruktur pendukung, seperti penyediaan jamban.

Tingkatkan kualitas pendidikan?

Fokus pada kualitas guru. Jika gurunya berkualitas, maka anak-anak yang dididik juga akan lebih berkualitas. Saya selalu titipkan pesan kepada para pendidik, selain mendapatkan gaji dan sertifikasi, ada tanggung jawab besar kepada negara.

Salah satu indikator keberhasilan adalah jika ada anak-anak bisa berprestasi, misalnya mengikuti dan memenangkan Olimpiade, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Ini bukan hanya membanggakan sekolahnya, tetapi juga membawa nama baik Pangkep.

Kunci turunkan kemiskinan?

Ini adalah hasil dari kolaborasi. Semua elemen pemerintahan, mulai dari pimpinan OPD, camat, lurah, hingga desa, bekerja bersama-sama menyelesaikan isu-isu di Pangkep, termasuk kemiskinan. Kami menerapkan prinsip gotong royong dalam menyelesaikan masalah.

Bentuk kolaborasinya?

Salah satu contohnya adalah ketika kita melihat indikator kemiskinan, seperti rumah yang masih berlantaikan tanah. Kami berkolaborasi dengan pemerintah desa dan kelurahan, serta mengalokasikan anggaran dari pemerintah daerah untuk program bedah rumah.

Dengan begitu, masyarakat bisa tinggal di rumah yang layak huni sesuai dengan standar penilaian BPS. Ini mungkin terlihat seperti hal kecil, tetapi dampaknya sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat.

Selain bedah rumah?

Kami tidak hanya bekerja sendiri, tetapi juga menggandeng berbagai instansi vertikal, seperti Polres, Kodim, Kejaksaan Negeri, hingga Pengadilan Negeri. Semua program dikolaborasikan agar dampaknya lebih luas.

Kami juga rutin monitoring dan evaluasi bersama DPRD untuk memastikan program yang dijalankan benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Jangan sampai program yang dijalankan hanya menghabiskan anggaran tetapi tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pengembangan SDM?

Dimulai dari peningkatan kualitas hidup masyarakat, termasuk di sektor pendidikan dan kesehatan. Jika masyarakat memiliki akses yang baik terhadap pendidikan dan kesehatan, maka mereka akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi. Oleh karena itu, kami memastikan bahwa layanan dasar ini berjalan optimal. Kami juga mendorong peningkatan kualitas tenaga pendidik.

Terobosan sektor pembangunan?

Infrastruktur jalan. Kita semua tahu betapa pentingnya akses jalan yang baik. Dulu, jika jalanan di depan rumah masih tanah merah atau rusak, kita pasti merasa kesulitan untuk beraktivitas. Alhamdulillah, dengan perbaikan jalan, masyarakat kini lebih mudah bepergian.

Rencana kolaborasi lain?

Kami juga berupaya berkolaborasi dengan kementerian untuk membangun infrastruktur di wilayah kepulauan. Salah satunya adalah membangun dermaga atau pelabuhan kecil yang layak bagi masyarakat kepulauan. Selain itu, kami telah mengoperasikan beberapa kapal besi untuk melayani empat kecamatan kepulauan. Tahun ini, kami akan menambah satu kapal lagi, sehingga total ada lima kapal yang beroperasi untuk melayani masyarakat di sana.

Pemerataan akses pendidikan?

Kami memiliki inovasi agar anak-anak di kepulauan tetap bisa melanjutkan sekolah tanpa harus berpindah pulau. Misalnya, jika di Pulau A hanya ada SD dan SMP-nya ada di Pulau B, maka guru SMP dari Pulau B akan mengajar langsung di SD Pulau A setelah jam sekolah selesai. Dengan sistem ini, anak-anak tidak perlu bolak-balik antar-pulau setiap hari, yang tentunya berisiko terutama saat cuaca buruk.

Layanan kesehatan?

Kami telah membangun beberapa puskesdes dan puskesmas di beberapa pulau serta mendirikan rumah sakit pratama di Pulau Sailus, Kecamatan Liukangng Tangaya. Ini penting karena sekarang ibu hamil harus melahirkan di fasilitas kesehatan, bukan di rumah. Dengan adanya fasilitas ini, angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan.

Langkah lain?

Kami juga menyediakan kapal ambulans di semua puskesmas kepulauan agar pasien darurat bisa segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Selain itu, kami bekerja sama dengan PLN menghadirkan inovasi Super Sun di beberapa pulau yang memberikan akses listrik dan jaringan komunikasi.

Dengan adanya jaringan ini, tenaga kesehatan dapat berkomunikasi dengan dokter untuk melakukan diagnosis awal sebelum pasien dirujuk lebih lanjut.

Tata kelola pemerintahan?

Kedisiplinan. Misalnya, bagi pegawai yang bertugas di kepulauan, saya menegaskan bahwa daftar hadir harus diketahui oleh kepala desa atau lurah setempat. Jika tidak, kami tidak akan mengakui kehadirannya.

Ini penting untuk memastikan bahwa pelayanan pendidikan dan kesehatan benar-benar diberikan kepada masyarakat di kepulauan, sehingga mereka mendapatkan layanan yang sama dengan masyarakat di daratan dan pegunungan.

Upaya dukung ekonomi berkelanjutan?

Contoh sektor utama adalah perikanan. Dulu, ketika orang tua kita melempar udang atau ikan ke empang, hasilnya selalu melimpah. Sekarang, ada risiko ikan tidak tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan kampus-kampus di Sulsel untuk mencari solusi berbasis ilmu pengetahuan agar sistem perikanan bisa lebih optimal dan berkelanjutan.

Saya sering mengibaratkan empang seperti akuarium. Jika akuariumnya bersih, ikan akan tumbuh dengan baik. Tetapi jika airnya kotor, ikan akan sulit bertahan hidup. Oleh karena itu, kami menggunakan teknologi seperti kultivator untuk memperbaiki kualitas tanah di empang, mirip dengan cara membalik tanah di pertanian menggunakan hand traktor. Dengan metode ini, racun seperti amonia yang menumpuk di dasar empang bisa terangkat dan ekosistem perikanan menjadi lebih sehat.

Ekonomi kreatif?

Alhamdulillah, sektor pengolahan hasil perikanan sudah berkembang. UMKM yang dulu hanya menjual secara lokal kini telah mengekspor produk olahan seperti abon ikan bandeng hingga ke Jepang dan Arab Saudi. Ini sejalan dengan arahan Presiden, yaitu jangan hanya mengekspor bahan mentah tetapi olah dulu agar nilai jualnya lebih tinggi. Hal ini juga kami dorong di sektor pertanian, seperti pengolahan sorgum menjadi beras atau kue.

Dukungan terjun ke politik?

Saya dulu sekolah di sekolah Islam saat SD dan SMP, lalu mencoba SMA negeri. Di sana, saya menemukan beberapa hal yang berbeda. Misalnya, ada sekolah yang bagus, tetapi kenapa sekolah negeri tidak bisa bersaing? Saya merasa sarana dan prasarananya juga harus di-upgrade.

Selain itu, saya bertemu dengan teman-teman dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Saya melihat ada teman yang setiap bulan harus pindah rumah karena kosnya tidak terjangkau lagi. Dari situ, saya mulai berpikir bagaimana agar semua orang bisa hidup dengan nyaman.

Jadi motivasi?

Saya ingin bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat. Awalnya, saya masuk DPRD untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Setelah itu, saya dipercaya menjadi Ketua DPRD, lalu akhirnya diberikan amanah menjadi bupati. Tidak semua orang bisa menjadi bupati dan saya sadar bahwa setiap tanda tangan saya di atas kebijakan harus berdampak bagi masyarakat.

Peran orang tua?

Selalu menunjukkan kehidupan sosial yang ada di masyarakat. Ketika saya memutuskan untuk masuk DPRD, saya minta izin dulu. Mereka bilang "Kalau itu yang kau inginkan, silakan. Kami akan mendukung". Saya percaya bahwa jika orang tua sudah merestui, InsyaAllah akan berhasil. Selain itu, istri dan keluarga besar juga selalu mendukung perjalanan politik saya.

Tantangan jadi anggota DPRD usia muda?

Alhamdulillah, orang tua saya sudah memperlihatkan sejak awal bahwa kondisi sosial masyarakat itu beragam. Tidak semua orang memiliki kehidupan yang sama. Dari situ, saya mulai berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk membantu masyarakat.

Jadi, ketika masuk DPRD, saya tidak terlalu merasa kaku. Apalagi, di bangku kuliah pun saya sudah terbiasa dengan kegiatan pengabdian masyarakat, seperti KKN. Itu menjadi bekal untuk saya memahami kondisi masyarakat.

Kuliah dan politik secara bersamaan?

Saya masih menyusun skripsi sambil berjuang mencari suara. Berat juga, tapi Alhamdulillah tetap bisa diimbangi. Organisasi di kampus jalan, kuliah juga tetap jalan. Teman-teman di kampus juga sangat mendukung. Saat awal masuk DPRD, saya tidak terlalu canggung. Tapi, yang membuat saya bingung justru ilmu pemerintahan. Saya belum paham tentang APBD, bagaimana cara memasukkan aspirasi, dan sebagainya.

Menghadapinya?

Saya sadar bahwa sebagai anak muda, kuncinya adalah mau belajar. Tidak ada yang langsung ahli di awal. Yang susah itu kalau kita hanya ingin terlihat gagah dengan status, tapi otak kosong. Itu malah memalukan. Tapi kalau mau belajar, InsyaAllah tidak ada yang akan meremehkan kita. Semua orang pasti butuh proses.

Pesan untuk pemuda?

Jangan takut mencoba. Tidak semua yang kita rencanakan akan berjalan mulus, tapi kalau kita berusaha dan menjalani prosesnya, InsyaAllah akan ada hasilnya.

Saya pribadi pernah mencoba berbagai usaha, seperti menjadi tukang fotokopi dan tukang laundry. Saya tahu rasanya jatuh bangun dalam usaha, tapi yang penting adalah terus melanjutkan dan tidak berhenti di tengah jalan. Pengalaman itu tidak bisa dibeli, hanya bisa dicari.

Jangan berhenti membaca. Ilmu yang kita miliki sekarang belum tentu cukup. Teruslah belajar dan membaca agar kualitas diri kita semakin meningkat.

(Tribun-Timur.com/hasriyani latif)

Berita Terkini