Feni Ere

Kisah Feni Ere Hilang Setahun Berakhir Sisa Tengkorak, Orangtua Temukan Bercak Darah di Kamar

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENJEMPUTAN MAYAT FENI - Keluarga Feni Ere (kiri) jemput kerangka manusia Feni Ere di RSUD Sawerigading Palopo pada Kamis (20/2/2025) (kanan). Sebelumnya kerangka manusia tersebut ditemukan di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo pada 10 Februari 2025.

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Malang niang nasib dari warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, Feni Ere (28 tahun).

Ia terakhir hilang Januari 2024 lalu. 

Setelah sebulan, ia ditemukan hanya sisa tengkorak di kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo beberapa waktu lalu. 

Parman, ayah korban sudah menempuh segala cara untuk menemukan anaknya, Feni Ere, seorang sales mobil di Kota Palopo.

Tak hanya melapor ke polisi, Parman juga telah mencari anaknya ke Luwu Timur dan Toraja.

Feni diketahui tinggal sendiri di rumahnya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo.

Sementara orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara.

“Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah,” kata Parman kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

Di dalam rumah, orang tua Feni menemukan bercak darah dalam kamar. 

“Banyak darah di kamarnya,” terangnya.

Parman kemudian melapor hilangnya Feni ke Polres Palopo, pada Sabtu 27 Januari 2024.

Setelah melakukan pencarian selama setahun, Feni belum juga ditemukan.

Baru ketahuan nasib setelah warga menemukan kerangka tengkorak yang mirip dengan ciri-ciri Feni. 

Kesulitan Identifikasi Korban

Sebelumnya polisi kesulitan mengidentifikasi identitas kerangka manusia yang ditemukan tersebut.

Pihak kepolisian kemudian melakukan autopsi dan pemeriksaan DNA kerangka serta keluarga yang merasa kehilangan anaknya.

Salah satu keluarga yang merasa kehilangan anak adalah Parman, warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo.

Parman mengaku kehilangan anaknya yang diketahui bernama Feni Ere sejak Januari 2024.

Tepat di usia Feni Ere ke 28 tahun, pihak kepolisian mengizinkan pihak keluarga menjemput kerangka Feni di RSUD Sawerigading Palopo.

“Kami mengizinkan pihak keluarga Feni untuk mengambil kerangka manusia yang ditemukan tersebut meskipun belum ada hasil pemeriksaan DNA yang keluar,” kata Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayeed Ahmad Aidid saat dihubungi, Kamis (20/2/2025).

Kerangka tersebut diserahkan ke pihak keluarga karena adanya kecocokan antara fisik Feni dan kerangka manusia yang ditemukan.

“Ada kemiripan antara kerangka yang ditemukan dengan ciri fisik korban. Keluarga juga meyakini kerangka tersebut adalah korban,” jelasnya.

Namun hingga saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan kasus ini.

 

Isak Tangis Keluarga

Isak tangis sambut kedatangan kerangka mayat Feni Ere di kediamannya di Jalan Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Palopo pada Kamis (20/2/2025).

Polisi kemudian mengevakuasi kerangka manusia tersebut dan membawanya ke RSUD Sawerigading.

Beberapa hari setelah penemuan kerangka manusia tersebut, tim forensik Polda Sulsel autopsi kerangka manusia itu.

Tak hanya itu, tim forensik juga mengambil sampel DNA dari kerangka manusia tersebut serta sampel DNA warga Mungkajang Palopo yang mengaku kehilangan anaknya.

Warga Mungkajang tersebut diketahui bernama Parman. Ia mengaku kehilangan anaknya yang bernama Feni Ere sejak Januari 2024.

Setelah 10 hari ditemukannya kerangka manusia di Battang Barat Palopo, polisi menyerahkan kerangka tersebut ke keluarga Feni Ere.

"Hari ini Polres Palopo bersama RSUD Sawerigading menyerahkan kerangka manusia yang ditemukan di Battang Barat kepada keluarga korban," kata Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi saat ditemui, Kamis (20/2/2025).

Pihak kepolisian menyerahkan kerangka tersebut ke keluarga Feni Ere karena adanya kemiripan fisik Feni Ere dengan kerangka yang ditemukan di Battang Barat itu.

Pantauan Tribun-Timur.com, kerangka tersebut dimasukkan ke dalam peti berwarna putih dan dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans.

Ratusan keluarga dan kerabat Feni Ere mengiringi ambulans yang membawa kerangka tersebut dari rumah sakit menuju rumah duka.

Isak tangis keluarga dan kerabat yang berada di rumah duka pecah saat melihat ambulans yang membawa kerangka Feni Ere tiba. (*)


Laporan Wartawan Kontributor Tribun-Timur: Andi Bunayya Nandini

 

Berita Terkini