Pengacara Ditembak di Bone

Bak Sniper, Penembak Misterius Pengacara Rudi S Gani di Bone Diduga Membidik dari Tempat Tinggi

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lingkaran merah menunjukkan garis polisi terpasang di pekarangan samping belakang rumah warga berhadapan depan bangunan kantor pengacara Rudi S Gani pasca peristiwa penembakan di malam pergantian tahun, di Dusun Limpoe, Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (9/1/2025).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terungkap posisi penembak misterius saat mengeksekusi pengacara Rudi S Gani, di Dusun Limpoe, Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Pantauan tribun di lokasi kejadian Selasa (9/1/2025) sore, tampak garis polisi masih terpasang tepat di bangunan yang bakal dijadikan kantor hukum oleh Rudi S Gani.

Di dalam bangunan seluas 4x6 meter yang pengerjaan hampir rampung itu, Rudi S Gani merenggang nyawa.

Ia ditembak menggunakan peluru kaliber 8 mellimeter, saat makan malam bersama keluarganya sambil menanti malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024).

Peluru yang disebut dimuntahkan dari laras senapan angin itu, menembus pipih tepat di sisi kanan hidung Rudi.

Proyektil peluru ditemukan Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel bersarang di tulang lehernya.

Temuan posisi peluru di tulang leher itu, menguatkan dugaan pelaku membidik Rudi, di tempat lebih tinggi.

Pasalnya, selain lokasi kejadian (bangunan kantor Rudi), polisi juga memasang police line (garis polisi) di pekarangan samping rumah warga.

Posisi rumah warga itu berada di atas tebing setinggi 1-2 meter dari jalanan dusun tepat di depan kantor yang dibangun Rudi.

Jaraknya pun hanya sekitar 15-20 meter dari posisi bangunan kantor tempat Rudi tertembak.

Di pekarangan samping rumah panggung tersebut, terdapat tumbuhan lengkuas, sereh, kelor, pohon kelapa dan kandang ayam.

Polisi juga disebut menemukan ranting lengkuas yang patah, saat melakukan olah TKP setelah kejadian.

"Diduga di situ posisi itu yang menembak, karena ada rantingnya itu lengkuas patah infonya waktu dicek sama polisi," ucap salah satu warga di lokasi.

Selain itu, di dalam garis polisi juga terdapat tumpukan kayu bakar yang disusun rapi.

Saat bidikan lensa kamera 70-200 mm tribun, disejajarkan dari sudut lokasi yang digaris polisi dengan posisi duduk Rudi S Gani di dekat pintu belakang kantor, terlihat cukup presisi.

Terlebih, empat jendela bangunan kantor sudah hampir rampung tersebut belum dipasangi kaca dan pintu depan.

Dugaan posisi penembak berada tidak jauh dari lokasi kejadian, juga dikuatkan dengan pernyataan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan.

"Yang jelas berdasarkan hasil Labfor, korban ditembak dari jarak sekitar 15 meter," ucap Yudhiawan kepada tribun saat di Mapolres Enrekang, Selasa (7/1/2024).

Mertua Rudi, Syamsul Alam (75) yang ditemui di rumahnya, mengaku mendengar dengan jelas suara tembakan saat kejadian malam penghujung 2024 itu.

penampakan rumah Rudi S Gani di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. Nampak garis polisi masih terpasang setelah Rudi tewas ditembak. (TRIBUN-TIMUR.COM / WAHDANIAR)

Saat itu, kata Syamsu Alam, dirinya ikut makan ikan bakar bersama Rudi dan keluarga lainnya di dalam kantor.

"Iye jelas sekali kedengaran kalau itu suara tembakan, bahkan disaat yang lainnya bilang pecah pembuluh darah hanya saya yang bilang kalau Rudi itu ditembak," jelasnya.

Dirinya semakin yakin Rudi ditembak, saat tak sengaja menyentuh luka di bawah mata kanan korban yang berlumuran darah.

"Karena saya sempat memegang luka nya dan dalam itu," bebernya.

Sejauh ini, Polres Bone telah menyita 11 pucuk senapan angin dalam penyelidikan kasus ini.

28 saksi diperiksa 

Jumlah saksi diperiksa terkait penembakan pengacara Rudi S Gani di rumahnya, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone, terus bertambah.

Sejauh ini, sudah ada puluhan saksi yang dimintai keterangan penyidik terkait peristiwa pembunuhan di malam pergantian tahun tersebut.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, sejauh ini sudah ada 28 saksi yang diperiksa.

"Saat ini penyidik dari Polda dan Polres Bone telah melakukan pendalaman informasi dari saksi-saksi, yang telah diperiksa ada 28 orang," kata Kombes Pol Didik Supranoto saat dikonfirmasi, Rabu (8/1/2025) siang

Saat ditanya, apakah tiga orang yang dicurigai istri almarhum Rudi, Hj Maryam, juga telah diperiksa?

Kombes Pol Didik Supranoto, menjawab normatif.

"Saksi yang ada di TKP dan lainya yang kemungkinan menurut penyidik bisa memberikan info terkait dengan kejadian," jelasnya.

Pelaku Diduga Sering Pegang Senjata 

Kasus penembakan terhadap pengacara Rudy S Gani, saat malam pergantian tahun di rumahnya, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, terus didalami polisi.

Berbagai kecurigaan muncul pasca sepekan kasus menggemparkan itu terjadi.

Terlebih, istri almarhum Rudi S Gani, Hj Maryam (45) telah memberikan kesaksian kepada penyidik sambil menyerahkan bukti-bukti dugaan ancaman dialami suaminya sebelum ditembak.

Ketua Tim Pencari Fakta Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Makassar, Tadjuddin Rachman mengatakan, pelaku diduga bukan orang awam dalam penggunaan senjata.

 "Tentu orang yang biasa. Biasa menggunakan itu barang (senjata)," ujar Tadjuddin ditemui di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Selasa (7/1/2025) dini hari.

Dalam pengusutan kasus ini, beberapa barang bukti penting telah dikumpulkan oleh pihak berwenang. 

Salah satunya adalah bukti elektronik berupa percakapan di media sosial yang diduga berkaitan dengan peristiwa tersebut.

Informasi ini diharapkan dapat membantu mengungkap motif dan pelaku di balik insiden tragis ini.

"Bukti eletronik (soal pengancaman), percakapan di media sosial," ungkapnya.

Tiga Sosok Dicurigai 

Istri almarhum Rudi S Gani, Hj Maryam (45) telah memberikan kesaksian kepada penyidik Polres Bone, di Mapolda Sulsel, Senin (6/1/2025) malam.

Ia menjawab 39 pertanyaan penyidik selama lebih kurang delapan jam didampingi Tim Pencari Fakta Peradi Makassar.

Dari pemeriksaan Hj Maryam, terdapat tiga sosok yang diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Rudi.

Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, mengungkapkan, kecurigaan kini telah terfokus pada tiga sosok yang diduga terkait dalam kasus tersebut.

Menurutnya, ketiga orang yang dicurigai memiliki peran berbeda dalam kasus ini. 

"Yang ibu curiga ada tiga, nanti mengerucut karena ada namanya pelaku utama, ada intelektual dan ada yang membantu, jadi turut serta," ungkap Tadjuddin Rachman.

Ia pun menduga tidak menutup kemungkinan adanya unsur perencanaan dalam kasus pembunuhan Rudi.

"Untuk sementara ini masih 338 (penganiayaan yang mengakibatkan kematian) masih belum digunakan 340 (pembunuhan berencana)," ujar Tadjuddin.

"Memang kalau nanti sudah mengerucut, dan motifnya begini baru ditentukan (pasal)," sambungnya.

Disebutkan Tadjuddin, dari tiga orang yang dicurigai, salah satunya diduga sebagai otak di balik peristiwa ini.

Sementara, dua lainnya diduga turut terlibat sebagai pelaku eksekutor dan pihak yang membantu.  

"Diantara tiga orang disebut, ada yang menyuruh melakukan, ada yang melakukan, dan ada yang membantu," bebernya.

Sejauh ini, sebanyak 18 Saksi diperiksa penyidik kepolisian terkait kasus penembakan misterius itu.

Istri Rudi S Gani Beberkan Bukti ke Penyidik 

Hj Maryam didampingi Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, keluar dari ruang penyidik pukul 23.30 Wita.

Ia menjalani pemeriksaan lebih kurang delapan jam di lantai dua Ditreskrimum Polda Sulsel.

"Jadi pemeriksaan dimulai pukul 15.00, kemudian jam 23.30 Kita baru tinggalkan ruangan penyidik," kata Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman saat dihampiri.

Tadjuddin Rachman mengatakan, total pertanyaan yang diajukan penyidik ke Hj Maryam, sebanyak 39 pertanyaan.

"Dari 39 pertanyaan itu, orang yang diduga dicurigai ibu sudah mengerucut ke beberapa orang dan termasuk orang yang sangat dicurigai mengerucut ke sana," jelasnya.

Meski demikian, dirinya mengaku belum dapat memaparkan lebih jauh siapa saja sosok dicurigai itu.

Sebab, kata dia, penyidik dari Polres Bone dibantu Polda Sulsel, masih melakukan pendalaman.

"Nanti penyidik yang melakukan pendalaman siapa diantara nanti yang ditetapkan sebagai tersangka," bebernya.

Dari beberapa orang dicurigai lanjut dia, kesemuanya berkaitan dengan perkara yang didampingi Rudi S Gani 

"(Iya) yang ada hubungannya dengan pekerjaan itu, kasus itu," jelasnya.

Tiga Pekerja Bangunan Kantor Rudi Turut Diperiksa 

Selain istri pengacara Rudi S Gani, Hj Maryam, penyidik juga memeriksa tiga saksi lainnya di lantai 2 Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (6/1/2025).

Ketiga saksi lainnya itu, merupakan buruh dan tukang yang mengerjakan bangunan kantor hukum yang didirikan Rudi S Gani, di samping rumahnya, di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti mengatakan, total ada 18 saksi diperiksa termasuk Hj Maryam dan tiga pekerja bangunan tersebut.

"Sampai hari ini, kemarin 14 tambah hari ini empat, jadi ada 18 sampai saat ini," kata Kombes Jamaluddin Farti ditemui di kantornya.

Pemeriksaan terhadap ke empat saksi hari ini, lanjut Jamaluddin dilakukan penyidik dari Polres Bone.

Meski demikian kata dia, Polda Sulsel membackup full penanganan kasus menggemparkan di penghujung 2024 itu 

"Langkah selanjutnya, tim masih bekerja di lapangan, doakan saja mudah-mudahan bisa segera terungkap," ujarnya.

Perwira tiga melati ini masih irit bicara ihwal adanya pelaku yang sudah dicurigai dalam aksi penembakan misterius itu.

"(Yang dicurigai), belum ada, masih penyelidikan. Masih proses didalami," terang Jamal.

"Tentunya kami juga butuh informasi dari masyarakat kalau da informasi terkait ini silakan kami terbuka menerima masukan dari teman-teman semua," sambungnya.

Terkait adanya kabar senjata disita Polres Bone, Jamaluddin mengaku akan mengkroscek lebih lanjut.

"(Senjata yang diamankan) Nanti kami kroscek di Polres Bone. (Dugaan pengancaman terhadap korban), nanti, masih berjalan proses pemeriksaan di atas, tunggu aja dulu," imbuhnya.(*)

 

 

 

 

Berita Terkini