Budayawan Luwu Wafat

Budayawan Luwu Alvin Shul Vatrick Wafat, Afif Hamka: Banyak Legacy Almarhum Harus Dijaga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Luwu, Alvin Shul Vatrick wafat.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kabar duka, Budayawan Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Alvin Shul Vatrick berpulang.

Kabar wafatnya budayawan sekaligus penggiat literasi di Tana Luwu ini membuat Kepala Dinas Parawisata dan Kebudayaan, Afif Hamka berkabung.

Afif Hamka tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya setelah mendengar kabar meninggalnya Alvin Shul Vatrick.

Menurut Afif Hamka, sosok almarhum banyak membantu dirinya selama ditunjuk sebagai kadis Parawisata dan Kebudayaan Luwu yang baru.

"Saya tidak monitor kalau beliau sempat dirawat. Saya tidak bisa sekali lupakan beliau, waktu awal-awal ku tugas (Dinas Parawisata dan Kebudayaan)," jelasnya sambil menahan haru, Sabtu (21/12/2024).

Afif Hamka mengenang almahum sebagai sosok berjasa sehingga Festival Budaya yang ia garap bisa terlaksana.

"Bahkan Bang Alvin, salah satu Festival Budaya di Agustus kemarin. Di mana ada agenda mattompang (ritual pembersihan benda pusaka) di dalamnya. Dan itu baru pertama kalinya, Luwu dalam konteks pemerintahan buat itu acara. Bang Alvin di belakangnya," akunya.

Ia sempat ragu, agenda mattompang bisa terlaksana di acara Festival Budaya di bulan Agustus lalu itu.

"Saya terus terang, saya tidak yakin acara mattompang itu bisa terlaksana. Tapi Bang Alvin yang kasih ka semangat. Makanya saya terus terang sangat kehilangan," terangnya.

"Tapi Bang Alvin yakinkan saya. Kalau perlu semua jejaring saya akan gerakkan, begitu kata beliau. Bisa kita wujudkan," tambahnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kabar Duka, Budayawan Luwu Alvin Shul Vatrick Meninggal Dunia

Dirinya menambahkan, masih banyak agenda yang sudah ia rencanakan dengan Alvin Shul Vatrick keĀ  depan.

Termasuk membuat acara mattompang dengan skala yang lebih besar lagi.

"Saya pribadi sangat kehilangan. Masih banyak yang rencana kami mau buat. Termasuk mattompang massal. Saya sempatkan utarakan niat ku, karena sukses yang kita lakukan kemarin di Agustus," akunya.

Menurutnya, budayawan macam Alvin Shul Vatrick telah menyimpan legacy yang cukup banyak bagi kebudayaan di Bumi Sawerigading.

"Dan itu legacynya, Bang Alvin untuk Kabupaten Luwu. Dan all out beliau. Dengan keterbatasannya. Itu yang saya tidak bisa lupa. Banyak yang beliau wariskan, dan saya kira kita harus bertanggung jawab penuh meneruskan dan merawat itu," jelas Afif Hamka.

Sempat Dirujuk ke Makassar

Jaya Lobo membenarkan kabar berpulangnya Alvin Shul Vatrick sehabatnya itu.

Kata Jaya, almarhum sempat dirawat di RSUD Batara Guru, Kota Belopa selama tiga hari sejak, Rabu (18/12/2024).

"Beliau sempat dibawa di UGD di Batara Guru. Dia mengeluh, jantungnya sering sakit," jelasnya, Sabtu (21/12/2024).

Menurut Jaya, selama di rumah sakit, sahabatnya itu kerap kali berkabar dengan dirinya.

Di akhir jelang kepergian almarhum, beliau menginginkan kue buroncong yang dijual Jaya di warung kopi miliknya.

"Di situ beliau sampaikan, saya kangen makan buroncong ta. Kan memang ada saya jual di warkop ku. Jadi saya sempat buatkan untuk almarhum," ujar Jaya sambil menahan tangis.

Setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit, melihat kondisi mendiang Alvin Shul Vaterick, dokter memutuskan merujuknya ke rumah sakit di Makassar, Jumat (20/12/2024) malam.

Tetapi, baru sampai di Kabupaten Pangkep, mobil ambulance yang ditumpangi almarhum tidak bisa melanjutkan perjalanan.

"Macet, karena banjir. Jadi karena kondisi fisiknya yang semakin menurun, beliau dibawa ke rumah sakit terdekat di lokasinya itu yang ada di Pangkep. Di sanalah almarhum menghembuskan napas terakhir," tandas Jaya.

Jaya mengisahkan sosok almarhum sebagai orang yang tak pernah marah dan suka menolong sesama.

Pernah suatu ketika, mendiang Alvin Shul Vaterick diminta menjadi juri di salah satu ajang di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Jaya heran, karena honor yang didapatkan Alvin Shul Vatrick malah diberikan kepada pengurus masjid yang almarhum jumpai.

"Honor jadi juri di Palu, lomba puisi, itupun diberikan masih sama orang-orang, seperti pengurus masjid. Selama saya mengenal beliau, saya belum menemukan dia marah, kemudian dia sangat bijak," bebernya.

Dirinya menambahkan, masyarakat Luwu kehilangan sosok yang selama ini berdedikasi melestarikan budaya di Bumi Sawerigading.

"Karena hampir 100 tahun, baru adalagi yang mengorek-ngorek buku Kitab Ilagaligo. Itulah yang menjadi buku Romanza Purba dalam Stanza I Lagaligo," tutup Jaya.(*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Berita Terkini