TRIBUN-TIMUR.COM - Selain Kota Palopo, Kabupaten Luwu juga dilanda banjir, pada Kamis (12/12) malam.
Hujan yang terus menerus mengguyur wilayah itu, menyebabkan Sungai Bua di Kabupaten Luwu meluap.
Sungai ini merupakan salah satu urat nadi kehidupan masyarakat Kecamatan Bua. Sungai ini dimanfaatkan warga untuk kepentingan pertanian dan perkebunan.
Berdasarkan pantauan Tribun Luwu, banjir merendam Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
“Terjadi hujan dengan intensitas lebat di hulu sejak pukul 18.00 wita dan membuat kenaikan debit air sungai bua hingga merendam ruas jalan Desa dan sebagian pemukiman warga dengan ketinggian bervariasi 30-50 centimeter,” jelas Kepala BPBD Luwu, Andi Baso Tenriesa, Jumat (13/12).
Kata Andi Baso, dari data pantauan lapangan, pihaknya mencatat setidaknya ada 10 rumah terendam banjir.
Baca juga: Sungai Cakalang Palopo Penuh Sampah dan Potongan Kayu Besar Usai Banjir Melanda
“Ditambah banjir juga berdampak ke jalan desa dan perkebunan milik warga yang ikut terendam,” bebernya.
Ia menambahkan, banjir perlahan mulai surut setelah hujan berhenti mengguyur Kabupaten Luwu.
“Sudah perlahan surut. Tetapi warga tetap waspada. Mereka bisa menghubungi nomor emergency Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik di 0812 4204 0888,” jelasnya.
Sebelumnya, curah hujan yang cukup tinggi juga membuat jalan penghubung Kota Palopo dan Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu terputus.
Material longsor menutup badan jalan di kilometer 9 Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Palopo.
Akibatnya, jalan penghubung kabupaten itu sementara terputus dan belum bisa dilalui oleh kendaraan.
Beberapa warga Kecamatan Bastem, Luwu yang ingin menuju ke Palopo sempat dievakuasi oleh BPBD dan Damkar.
Tim Recue Damkar Kota Palopo, Muh Nur Tandiwajang menerangkan, setidaknya ada 19 warga yang dievakuasi menuju Siguntu.
Evakuasi itu melibatkan 4 orang personel BPBD, 2 orang dari Polres Palopo ditambah Tim Rescue Damkar sebanyak 1 orang.
“Pertama tadi ada 6 orang dewasa ditambah 1 balita. Sebanyak 4 orang dewasa menaiki mobil. Sisanya ada pasangan suami-istri menggunakan sepeda motor yang membawa anaknya,” akunya, Jumat (13/12).
Kemudian disusul 12 orang dewasa lain yang juga dievakuasi oleh tim sekitar pukul 19.30-21.00 Wita.
“Evakuasi dipimpin Kepala BPBD Burhan Nurdin. Evakuasi warga itu karena arus yang deras, kita menggunakan tali karmantel yang dibentang di dua sisi,” bebernya.
Kepala Pelaksana BPBD Palopo, Burhan Nurdin menerangkan akibat curah hujan tinggi sebagian wilayah Palopo terendam banjir.
“Ada empat kecamatan yang dilalui oleh DAS Latuppa, yaitu Mungkajang, Sendana, Wara, dan Wara Timur,” kata Burhan.
Ketinggian air di sejumlah titik mencapai 30 sentimeter.
Hingga saat ini, BPBD belum menerima laporan adanya warga mengungsi akibat bencana tersebut.
Burhan juga mengungkapkan bahwa terjadi longsor di Latuppa Palopo pada kilometer 9 akibat hujan deras.
“Ada longsor di kilometer 9,” tambahnya. Video detik-detik terjadinya longsor, beredar luas di media sosial.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlanjut hingga pertengahan Februari 2025.
Jalanan Ditutup
Dalam perkembangan terbaru, hingga kemarin, ruas jalan penghubung antara Bastem Utara di Kabupaten Luwu dengan Kota Palopo, tertutup material longsor.
Longsor terjadi di kilometer delapan Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo.
Longsor ini terjadi pada Kamis (12/12/2024) saat hujan deras mengguyur Kota Palopo.
Tak ada korban akibat bencana tersebut, namun arus lalu lintas lumpuh total.
“Sampai saat ini (kemarin) kendaraan belum bisa melintas karena kami belum membersihkan material longsor di jalan itu.
Tanah masih sangat labil, sehingga pembersihan belum dilakukan,” kata Kalak BPBD Palopo, Burhan Nurdin kepada Tribun-Timur.com saat dihubungi, Jumat (13/12).
Puluhan meter badan jalan tertutup material longsor di kilometer 9 Kelurahan Latuppa, Palopo.
“Sekitar 50 meter badan jalan tertutup material longsor,” tambahnya.
Kejadian tersebut kemudian menarik perhatian Pemerintah Kota Palopo termasuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal itu disampaikan oleh PJ Wali Kota Palopo, Firmanza saat meninjau lokasi longsor.
“Bapak Gubernur tadi sudah perintahkan kami untuk meninjau lokasi longsor sekaligus mengambil langkah untuk mencari tahu solusi yang dapat dilakukan,” ujar Firmanza.
Berdasarkan tinjauannya, Firmanza menyampaikan terdapat tiga titik longsor di Kelurahan Latuppa akibat hujan deras pada Kamis (12/12).
“Ada tiga titik longsor disini, dua sudah dikerja oleh teman-teman BPBD, kepolisian, TNI dan masyarakat dan sudah bisa dilalui. Tinggal satu yang panjangnya sekitar 50 meter dan kondisinya masih labil sehingga belum bisa dilakukan pembukaan jalan,” jelasnya.
Firmanza juga menyampaikan pihaknya telah berkomunikasi dengan Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan dan Balai Besar Jalan untuk melakukan pembukaan jalan jika kondisi sudah normal.