MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM.COM - Aksi unjuk rasa mahasiswa asal Papua yang berlangsung di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kota Makassar, Sulsel pada Rabu (4/12/2024), berakhir ricuh meski sebelumnya polisi telah berupaya menjaga situasi tetap kondusif.
Saat mahasiswa berencana melakukan long march dari asrama Papua menuju Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, negosiasi telah dilakukan antara perwakilan mahasiswa dan pihak kepolisian untuk memastikan aksi berjalan damai.
Dalam video amatir yang diperoleh, terlihat Direktur Intelkam Polda Sulsel, Kombes Pol Hajat Mabrur Bujangga, berdialog dengan para perwakilan mahasiswa pendemo.
Mengenakan kemeja putih, Kombes Hajat terlihat tenang saat menyampaikan harapannya agar aksi tetap damai.
"Untuk kegiatan aksi unjuk rasa, yang bertanggung jawab adalah saya sehingga saya datang ke sini," ujar Kombes Hajat kepada mahasiswa.
Dia juga meminta agar nilai-nilai perjuangan yang disampaikan mahasiswa tidak dinodai dengan tindakan yang melanggar hukum.
"Tetap aksi damai dan mari kita aksi damai. Setuju ya?" tanyanya, yang langsung disambut setuju para mahasiswa.
Baca juga: Ricuh Polisi Vs Mahasiswa Papua di Makassar, Seorang Bintara Terluka
Dalam negosiasi itu, kesepakatan penting turut dicapai, salah satunya tidak ada pengibaran bendera atau simbol bintang kejora selama aksi berlangsung.
Namun, suasana mulai memanas ketika mahasiswa diduga mengabaikan kesepakatan tersebut dengan berusaha mengibarkan bendera bintang kejora di depan asrama Papua.
Polisi yang bertugas segera mengambil tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air menggunakan mobil water cannon untuk membubarkan massa.
Kericuhan ini menyebabkan seorang anggota polisi mengalami luka di bagian mulut, diduga akibat terkena hantaman benda keras.
Unjuk rasa tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada 1 Desember 2024.
Awalnya, aksi berlangsung kondusif di depan asrama Papua, namun kemudian berujung kericuhan.
Pihak kepolisian menegaskan akan tetap mengedepankan dialog dalam menangani situasi serupa, namun juga tidak akan ragu mengambil langkah tegas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kasus ini menambah daftar insiden terkait unjuk rasa yang diwarnai oleh pelanggaran kesepakatan, menekankan pentingnya pendekatan damai sekaligus penegakan hukum yang konsisten.(*)