TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Optimasi lahan rawa terus menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Lahan rawa disulap menjadi sawah diyakini dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Imran Jausi.
Imran Jausi menyebutkan bahwa saat ini lahan rawa yang dioptimalkan sudah mulai ditanami.
Bahkan, lahan rawa dijadikan sawah ini menjadi fokus utama pada musim tanam yang berlangsung dari Oktober hingga Maret.
"Optimasi lahan rawa seluas 13.648 hektar sudah berjalan, semuanya mulai menanam," jelas Imran Jausi kepada Tribun-Timur.com, Senin (11/11/2024).
"Ada yang sudah panen di Pinrang, ada juga yang sementara panen, sementara yang lainnya menunggu panen. Setelah panen, kita dorong lagi. Lahan rawa itu biasanya banyak airnya," lanjutnya.
Selama ini, lahan rawa disebutkan sebagai solusi yang efektif karena ketersediaan air yang melimpah.
Hal ini dimanfaatkan untuk mendukung pertanian, terutama tanaman padi.
"Inilah semua yang saya maksudkan sebagai upaya kita untuk menutupi kekurangan produksi sawah," jelasnya.
Salah satu buktinya adalah lahan rawa di Pinrang yang sudah dipanen beberapa waktu lalu.
Lahan seluas 500 hektar di Pinrang sudah dipanen pada Juni 2024.
Baca juga: 10 Bulan Sulsel Catat 4.975 Kasus DBD, 20 Orang Meninggal
Optimasi lahan rawa di Kabupaten Pinrang tersebar di lima kecamatan, antara lain:
Kecamatan Lanrisang, seluas 63,8 hektar
Kecamatan Suppa, seluas 22,7 hektar, dengan konstruksi sepanjang 1.144 meter
Kecamatan Mattiro Sompe, kecamatan terluas dalam kegiatan optimasi lahan rawa, dengan luas 278,7 hektar
Kecamatan Watang Sawitto, seluas 93,7 hektar, dengan konstruksi sepanjang 5,57 meter
Sementara itu, Pj Bupati Pinrang, Ahmadi Akil, mengungkapkan bahwa sektor pertanian menjadi unggulan dalam pembangunan di Pinrang.
Ini terlihat dari luas lahan yang digunakan untuk tanaman padi, yaitu 52.124 hektar.
Selain itu, komoditas hortikultura lainnya seperti cabai, pisang, tomat, durian, dan pepaya juga dibudidayakan di lahan seluas 3.586,33 hektar.
"Alhamdulillah, realisasi tanam di periode Oktober-Maret 2023/2024 mencapai 51.956 hektar. Sementara realisasi panen pada bulan Januari-Juni mencapai 45.882,35 hektar atau 88,31 persen dari realisasi tanam," jelas Ahmadi Akil.
"Rata-rata produksi padi adalah 9,6 ton per hektar, dengan total produksi gabah kering panen sebanyak 279.542 ton," lanjutnya.
Namun, meskipun hasil pertanian menunjukkan angka positif, cuaca ekstrem beberapa waktu lalu menyebabkan sebagian sawah mengalami gagal panen atau puso.
"Kemarin beberapa wilayah di Pinrang mengalami banjir akibat cuaca ekstrem. Laporan kami mencatat, ada seluas 989,90 hektar sawah yang mengalami gagal panen," tandasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz