TRIBUN-TIMUR.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pasar modal Indonesia mengalami penguatan pada September 2024, didorong oleh sentimen positif dari pelonggaran kebijakan moneter global.
IHSG naik 0,34 persen secara bulanan dan sempat mencatat rekor tertinggi pada level 7.905. Kenaikan ini sejalan dengan arus modal asing yang kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia, di mana non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp25,02 triliun.
Selain itu, pasar obligasi Indonesia juga menunjukkan tren positif dengan penurunan yield SBN sebesar 107,6 basis poin dan kenaikan nilai obligasi korporasi.
Investor asing terus menunjukkan minat terhadap pasar obligasi Indonesia, tercatat net buy sebesar Rp20,82 triliun pada September 2024. Di sisi lain, Bursa Karbon Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sejak diluncurkan setahun yang lalu, dengan total volume perdagangan mencapai 613.894 ton CO2e.
OJK optimis bahwa tren penguatan ini akan terus berlanjut, mengingat tingginya minat investor global terhadap pasar Indonesia, khususnya sektor keuangan dan energi hijau.
Ke depan, potensi pertumbuhan Bursa Karbon juga sangat besar, didukung oleh lebih dari 3.974 pendaftar di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).
Dengan kondisi pasar modal yang semakin solid, OJK berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur pasar, termasuk mendukung penggalangan dana melalui Penawaran Umum dan Securities Crowdfunding (SCF) yang hingga September 2024 mencapai nilai total Rp13,70 triliun