TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Sejumlah program strategis di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa dipangkas akibat refocusing anggaran.
Langkah ini diambil untuk menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel.
Ada kuantitas program yang dikurangi, sampai ditunda hingga dianggarkan pada 2025.
Sektor pertanian, perikanan hingga peternakan begitu terdampak refocusing.
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel menjadi salah satu OPD yang paling terdampak.
Kepala TPH-Bun Sulsel, Imran Jausi mengungkapkan bahwa refocusing anggaran Rp142 miliar memaksa pihaknya untuk mengurangi skala beberapa program, seperti penyediaan bibit.
Baca juga: Dinas Bina Marga Sulsel Refocusing Anggaran Demi Bayar Utang Rp213 Miliar
“Program budidaya pisang Cavendish, misalnya, seluruh anggarannya dialihkan karena terkendala dalam pengadaan bibit bersertifikat,” jelas Imran.
"Tidak ada anggaran APBD untuk pisang cavendish karena terkendala pembelian bibitnya harus berlabel dan bersertifikat. Sementara tidak ada pisang cavendish yang ada labelnya. Meskipun kami sudah siapkan anggarannya," sambungnya.
Di sektor peternakan, program bantuan ternak ayam untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) yang sangat dinantikan terpaksa dibatalkan.
Padahal, program ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Sulsel.
Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Disnakeswan Sulsel, Ahmad Masykuri mengungkapkan program ini terpaksa dihentikan karena adanya refocusing anggaran untuk pembayaran utang Pemprov Sulsel.
“Padahal, kami sudah menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari kandang, pakan, hingga pelatihan peternakan,” ujar Masykuri.
Awalnya, program ini direncanakan untuk menyasar 1.500 Rumah Tangga Miskin (RTM) di 15 kabupaten/kota di Sulsel.
Masing-masing RTM akan menerima 30 ekor ayam, lengkap dengan kandang, pakan, dan pelatihan peternakan.
Total anggaran Rp20.165.425.400 dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel.
Namun, di tengah jalan, program ini mengalami refocusing anggaran untuk kebutuhan pembayaran utang Pemprov Sulsel.
"Kita rencana berikan umur empat bulan, karena diharapkan umur lima hingga enam bulan sudah bertelur," ujarnya.
Setelah itu, peternak akan mendapat suntikan pakan hingga dua bulan.
Bahkan Disnakeswan siap menyediakan kandang berkuran 2x3 meter.
"Estimasinya satu pintu (kandang) bisa 10 ayam," lanjutnya.
Disnakeswan juga berencana menyuntik mesin tetas.
Baca juga: Anggaran Pisang Cavendish Rp74 M Kena Refocusing untuk Bayar Utang
Mesin tetas ini dibagikan satu unit per 10 RTM.
"Setelah data masuk, kita kelompokkan 10 terdekat, mesin tetas ini diharapkan yang mengelola Bumdes. Ini bentuk usaha desa karena punya dana desa," jelas Masykuri.
Sayangnya, program ini batal terealisasi imbas penyehatan APBD Sulsel.
Sektor kelautan dan perikanan juga tidak luput dari dampak refocusing anggaran.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel terpaksa mengurangi program pembuatan rumah ikan (rumpon) dan terumbu karang buatan.
Kepala DKP Sulsel, Muhammad Ilyas mengatakan bahwa refocusing anggaran akan menyasar program-program yang bersifat jangka panjang.
Meski demikian, pihaknya akan tetap berupaya menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) untuk program-program tersebut.(*)