Alasan PDIP Sebut Jokowi Bersandiwara saat Minta Maaf, DPP Sudah Pengalaman Lihat Kelakuan Presiden

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo mengikuti Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di Istana, Kamis (1/8/2024).

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba minta maaf atas segala salah dan khilafnya selama menjabat.

PDIP pun meragukan ketulusan Jokowi meminta maaf.

Permintaan maaf Jokowi itu dinilai hanya sandiwara belaka.

Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Hanteru Sitorus.

Deddy menduga Jokowi hanya bersandiwara untuk mendapat simpati rakyat.

Deddy mengatakan, Jokowi kerap mengatakan hal yang bertentangan dengan perasaan, tindakan dan pikirannya.

"Jadi saya enggak tahu kali ini dia tulus atau tidak. Jangan-jangan dia sedang bersandiwara untuk mencari simpati, bukan tulus meminta maaf," ucap Dedy, Jumat (2/8/2024).

Deddy lantas mengatakan, Jokowi seharusnya mencabut semua aturan yang memberatkan rakyat.

Menurutnya, hal itu perlu dilakukan apabila Jokowi benar-benar tulus meminta maaf.

Deddy menilai, sejumlah lembaga telah mengalami kerusakan selama Jokowi menjabat dua periode sebagai presiden.

"Gunakan sisa waktu yang ada untuk memperbaiki kerusakan semua lembaga yang terkait demokrasi, penegakan hukum, HAM, lingkungan hidup, dan distribusi keadilan-kesejahteraan. Jangan omon-omon saja," ujarnya.

Selain itu, Deddy juga mendesak Jokowi membatalkan usulan perubahan nomenklatur Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Deddy turut menyinggung sejumlah pasal yang berpotensi merusak tatanan dalam revisi Undang-undang TNI dan Polri.

Hal itu, kata dia, perlu dilakukan karena rezim Jokowi telah merusak hukum dan demokrasi melampaui masa Orde Baru (orba).

"Kalau hal-hal itu dilakukan baru kita belajar percaya kalau beliau serius minta maaf pada rakyat. Jujur saja, 5 tahun rezim Jokowi itu daya rusaknya terhadap hukum dan demokrasi melampaui 32 tahun kekuasaan Orba," imbuh Deddy.

Jokowi Minta Maaf

Jokowi menyampaikan permintaan maaf saat memberikan sambutan di acara zikir dan doa bersama menyambut HUT ke-79 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/8/2024).

Selain Jokowi, turut hadir sejumlah tokoh dalam kesempatan itu.

Di antaranya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju (KIM).

"Dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Jokowi.

Sebagai manusia biasa, Jokowi menyadari bahwa dirinya tidak dapat menyenangkan semua pihak.

Ia mengatakan, segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

"Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut Presiden mengajak kepada jemaah yang hadir untuk berdoa bersama memohon pertolongan Allah SWT, agar diberikan kemudahan untuk meraih cita-cita bangsa yang maju.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurul Arifin, Jumat (2/8/2024).

"Kami tentu saja menyambut dengan baik permintaan maaf dari Bapak Presiden Jokowi. Ini menandakan kebesaran jiwanya, hatinya, sebagai seorang manusia tentu saja tidak luput dari ketidaksempurnaan," ucap Nurul.

Selain itu, Nurul juga menyatakan sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi selama 10 tahun kepemimpinannya. 

 "10 tahu  memberikan perubahan begitu banyak, inovasi-inovasi beliau terutama pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, dan program-program yang inovatif, yang diberikan Jokowi," ujar Nurul. 

"Ini jadi catatan sejarah tersendiri karena dalam 10 tahun perjalanan banyak fasilitas-fasilitas yang tadinya tidak kita rasakan dan sepertinya sedikit impossible, tapi dalam kepemimpinan beliau pembangunan bisa bejalan masif dan merata, "katanya.

Nurul pu memberikan satu contoh inovasi yang dilakukan Presiden Jokowi yakni membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Ini adalah bukti pemerataan ekonomi yang mungkin banyak yang ignore, tapi kami lihat ini adalah satu pemikiran progresfi yang akan buat Indonesia jadi negara maju dengan pemerataan ekonomi di berbagai daerah," kata Nurul.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh rakyat Indonesia. 

"Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati izinkanlah saya dan Profesor Kyai Haji Ma'ruf Amin, ingin mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," ucap Presiden Jokowi dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan di Istana Merdeka, Kamis (1/8/2024).

"Khususnya selama kami berdua amanah Presiden Republik Indonesia dan sebagai wakil presiden Republik Indonesia," tambahnya.

Dalam keterangannya, Presiden Jokowi juga menyadari jika kepemimpinan yang dijalankannya bersama Ma'ruf Amin selama ini tidak dapat menyenangkan semua pihak. Menurutnya hal tersebut karena ketidaksempurnaannya sebagai manusia.

"Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak, kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak," ucap Jokowi.

"Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujar Jokowi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini