GM PLN UID Sulselrabar Ungkap Strategi Menuju NZE 2060 dalam Seminar Nasional Teknik Elektro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

General Manager PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi dan komitmen PLN dalam mendukung Net Zero Emission(NZE) 2060.

TRIBUN-TIMUR.COM – PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

Langkah ini mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Dalam Seminar Nasional Teknik Elektro (SEMNASTEK) 2024 yang bertema "Tantangan Kebijakan, Teknologi, dan Stabilitas Energi Baru Terbarukan" diadakan oleh Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dan Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) Regional IV di Kota Kendari pada(27/4/2024), General Manager PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin, memaparkan strategi dan komitmen PLN dalam mencapai NZE 2060.

"PLN bekerja keras dengan melakukan dekarbonisasi batubara dan gas, meningkatkan kapasitas EBT dan sistem pendukungnya serta mengembangkan ekosistem hijau. Langkah-langkah ini merupakan program inisiatif agar NZE 2060 dapat terwujud," ujar Andy.

Andy mencatat bahwa bauran EBT di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) sudah mencapai 45,78 persen yang mana angka ini sudah melampaui target nasional sebesar 23 persen yang diharapkan mulai tahun 2025.

Selain itu, Andy merinci beberapa program transisi energi yang sudah diterapkan PLN di Regional Sulawesi, antara lain penerapan Smart Grid di dua subsistem.

Selayar dan Tahuna, pengoperasian 30 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 22 lokasi, serta layanan Renewable Energy Certificate (REC) yang mencapai 35.452 unit atau setara 35.452 Mega Watthour (MWh).

Lebih lanjut, Andy menjelaskan bahwa potensi besar EBT yang sedang digarap PLN termasuk pembangkit listrik berbasis panas bumi (geothermal), angin (bayu), surya, dan air (hydro), khususnya di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

"Komitmen ini tercermin dalam program transformasi PLN dengan aspirasi hijau untuk menghadirkan energi ramah lingkungan," tegas Andy.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Dr. Ir. Edward Ngii, ST., MT, menyatakan bahwa seminar nasional ini merupakan peluang emas untuk memperkuat jejaring institusi dan meningkatkan pendidikan teknik elektro.

"Kegiatan ini mempercepat lahirnya inovasi baru. Dari diskusi dan pertukaran ide yang terjadi, kami yakin akan muncul gagasan-gagasan brilian yang dapat memajukan industri dan teknologi di Indonesia. Manfaat dari kegiatan ini sangat besar," ujar Edward.

Ia juga menyebutkan bahwa materi yang disampaikan memberikan pencerahan baru terkait arah pengembangan EBT ke depannya.(*)

Berita Terkini