Khazanah Islam

Salat Tahajud Bisa Dikerjakan Saat Mendekati Waktu Subuh? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) - Ustadz Abdul Somad jelaskan hukum sholat tahajud sesudah sholat witir, bolehkah?

TRIBUN-TIMUR.COM - Bisakah Salat Tahajud dikerjakan jika sudah mendekati waktu salat subuh?

Berikut ini penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang waktu terbaik mengerjakan Salat Tahajud.

Diketahui, Salat Tahajud dilakukan pada malam hari setelah tidur sejenak.

Ini adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan.

Salat tahajud adalah salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh setiap muslim yang mampu melaksanakannya.

Meskipun tidak diwajibkan, melaksanakan sholat tahajud adalah tanda kesungguhan dalam mencari keridhaan Allah SWT serta merupakan salah satu kunci kesuksesan di dunia dan akhirat.

Ada waktu-waktu terbaik pelaksanaan sholat tahajud.

Menyoal soal waktu, banyak menjadi pertanyaan apakah masih bisa sholat tahajud jam 4 subuh?

Dalam sebuah ceramahnya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan waktu utama atau terbaik melaksanakan sholat tahajud.

Ustadz Abdul Somad lantas menjelaskan apa yang dimaksud malam juga pembagian waktu malam menurutnya.

Hal itu dia beberkan dalam video di kanal YouTube Media Dakwah Hikmah TV yang diunggah pada 2 Februari 2022.

"Menghitung malam itu mulai dari tenggelamnya matahari, kira-kira di Bandung jam 6 sampai terbitnya matahari 12 jam," ujar Ustadz Abdul Somad.

"Maka dihitung dengan membagi 3 jam, 12 dibagi 3 maka sepertiga malam itu lebih kurangnya jam 1 jam 2, itulah waktu utama dari sholat tahajud," tambah Ustadz Abdul Somad.

Mengenai sholat tahajud yang di luar jam yang sudah disebutkan, maka tentu waktunya beda.

"Misal jam 4.20 tetap sholat tahajud namun beda mana waktu baik dan waktu afdol," beber Ustadz Abdul Somad.

"Waktu baik dikerjakan diluar waktu afdol atau sepertiga malam seperti jam 1 dan jam 2, jadi jam 4 itu baik," lanjut Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad juga mengajak agar selalu senantiasa berbuat baik termasuk dengan menjalankan ibadah seperti shalat tahajud.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sudah jelas sholat tahajud jam 4 subuh diperbolehkan, selama adzan subuh belum berkumandang.

Niat Sholat Tahajud

Bagi yang melafadzkan niat, niat shalat tahajud adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatat tahajudi rok’ataini lillahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam.

Nah, berikut ini tata cara sholat tahajud dilansir Tribun-Timur.com dari laman kemenag.go.id:

1. Baca niat Sholat Tahajud

2. Lanjutkan dengan melakukan Takbiratul Ihram (membaca Allahuakbar sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga).

3. Membaca doa iftitah.

4. Membaca surah Al-Fatihah.

5. Membaca surat-surat pendek Al-Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat pendek apa saja dalam Al Quran.

Baca juga: 5 Amalan Sunnah Puasa Ramadhan, Kerjakan Biar Dapat Keberkahan

6. Lakukan langkah-langkah sholat pada umumnya seperti rukuk dan sujud yang lalu rakaat kemudian disamakan dengan rakaat pertama (kecuali doa iftitah).

7. Lakukan tahiyat akhir dan salam.

8. Selanjutnya, Anda disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, sholawat, istigfar, lalu membaca doa sholat tahajud.

Membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

(Tribun-Timur.com/Hasriyani Latif) (BangkaPos.com/Widodo)

Berita Terkini