Irjen Ahmad Luthfi Dalam Masalah Besar saat Masuk Calon Gubernur Jateng Terkuat, Ulah 5 Anak Buah

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Direskrimum Kombes Pol Johanson Ronald Simamora (kanan).

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok lima anak buah Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi terlibat kasus narkoba.

Lima anak buah Irjen Pol Ahmad Luthi nekat menynat baerang bukti narkoba yang telah diamankan Polda Jateng.

Kini Ahmad Luthfi dalam masalah besar gegara ulah lima anak buahnya itu.

Padahal Ahmad Luthfi disebut Kapolda Jateng berprestasi jelang Pemilihan Guburnur Jateng.

Aksi anak buah Irjen Pol Ahmad Luthi itupun viral di media sosial.

Lima oknum anggota  (Jateng) dikabarkan ditangkap Paminal Bidang Propam dan Ditresnarkoba Polda Jateng.

Peristiwa tersebut viral setelah diunggah oleh akun Instagram @gagak_kriminal.

Mereka diduga menyalahgunakan barang bukti narkoba hasil penangkapan atau ungkap kasus.

"Polisi tangkap polisi," tulis akun tersebut dalam caption-nya.

Terkait kabar ini, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan kejadian tersebut.

"Sudah diproses kok," kata Satake, saat ditemui Kompas.com di dekat Wonderia Semarang, dikutip Selasa (16/7/2024).

Satake belum bisa menjelaskan secara detail soal penangkapan anggota polisi yang diduga menyalahgunakan barang bukti narkoba tersebut.

"Anggota tetap diproses," ujar dia. 
 
Selanjutnya, para oknum polisi yang terlibat tersebut akan diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Intinya diproses sesuai aturan," imbuh Satake.

Nasib apes menimpa Polda Jateng saat Ahmad Luthi masuk dalam bursa calon gubernur Jateng.

Bahkan Ahmad Luthi masuk dalam daftar peraih elektabilitas tertinggi.

Kronologi

Informasi yang dihimpun, sebelumnya lima anggota polisi ditangkap karena diduga menyalahgunakan barang bukti narkoba berupa sabu pada Selasa (2/7/2024) dini hari lalu di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang Blok C Nomor 19.

Rumah itu selama ini dihuni oleh oknum anggota polisi berinisial MAAIW, 26 tahun.

Bersama MAAIW, anggota polisi lain juga turut ditangkap di lokasi yang sama yaitu RS, 31 tahun; IKH, 26 tahun; AW, 43 tahun; dan P, 42.

Mereka anggota polisi yang tergabung dalam satu Tim di Unit II Subdit III Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah.

Berdasarkan informasinya, mereka diduga menyunat  jumlah barang bukti sabu dari sejumlah pengungkapan.

Pertama pengungkapan di Karanganyar pada 16 Mei 2024 barang bukti 170 gram diduga diserahkan ke penyidik 100 gram.

Kemudian di Kabupaten Tegal pada 12 Mei 2024 barang bukti 190 gram diduga diserahkan 170 gram.

Selanjutnya, di Kabupaten Tegal pada 25 Juni 2024 barang bukti 400 gram diduga diserahkan 250 gram.

Kompolnas Dorong Tindak Tegas Pelaku

Terkait kabar ini, Kompolnas sangat menyesalkan jika benar ada anggota yang berani melakukan tindak pidana dengan mengambil barang bukti untuk dikonsumsi.

Kompolnas pun mendorong pemeriksaan pidana sekaligus kode etik terhadap 5 anggota yang diduga terlibat, dengan dukungan scientific crime investigation agar hasilnya valid.

"Jika benar mereka terbukti melakukan tindak pidana, maka mereka harus dijatuhi hukuman tegas, dan bila perlu diberikan pemberatan hukuman karena sebagai anggota Polri harus taat hukum, dan bukan malah melanggar hukum, apalagi mengonsumsi narkoba,"kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam keterangan tertulisnya kepada Tribun-medan.com, Selasa (16/7/2024.

Kompolnas juga mendorong pemeriksaan pidana dan kode etik menjangkau apakah benar mereka hanya mengonsumsi, ataukah ada juga yang dijual?

"Dengan proses pidana dan kode etik yang tegas, pasti akan menimbulkan efek jera,"ujarnya lagi.

Kompolnas juga mendorong agar atasan langsung juga diperiksa.

"Anggota bisa memanipulasi barang bukti dan mengambilnya untuk keuntungan diri sendiri menunjukkan bahwa atasan langsung kurang mengawasi. Selain itu semua gerakan anggota seharusnya diawasi dengan body camera,"imbuhnya.

Kata Poengky, Kompolnas telah berkali-kali menekankan pentingnya body camera untuk pengawasan kinerja anggota di lapangan agar jangan ada pelanggaran.

Pertarungan elektabilitas Jateng

Survei elektabilitas bakal calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng), terbaru.

Lembaga riset Indeks Data Nasional (IDN) merilis survei terbarunya untuk kekuatan politik di Pemilihan Umum Daerah (Pilkada) Jawa Tengah (Jateng) 2024, Senin (15/7/2024). 

Elektabilitas Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi berada di posisi pincak versibeberapa simulasi calon gubernur (cagub) Jateng.

Elektabilitas Ahmad Luthfi juga tampak bersaing ketat dengan Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono. 

Hendrar Prihadi yang sempat memimpin hasil survei kini merosot.

Hendrar tak masuk lagi dalam tiga besar.

Luthfi dan Sudaryono berada di urutan dua teratas baik dalam simulasi terbuka maupun tertutup.

Dalam simulasi terbuka, Luthfi unggul dengan elektabilitas 13,5 persen, sementara Sudaryono di urutan kedua dengan 9,6 persen.

Direktur Eksekutif IDN, Syifak Muhammad Yus alam menyebut dalam beberapa simulasi terbuka, elektabilitas Sudaryono sebesar 9,6 persen berada di posisi kedua dengan menempel ketat Ahmad Luthfi yang berada di posisi pertama sebesar 13,5 persen. 

Lantas Selain Luthfi dan Sudaryono ada beberapa tokoh lainnya yang masuk dalam persaingan ketat peta politik di kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024.

Mereka adalah eks Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto hingga eks Bupati Kendal, Dico Ganinduto.

Ada juga Eks Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Eks Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua DPW PKB Jateng Yusuf Chudiori, Anggota DPD RI Casytha Arriwi Kathmandu, Ketum PSI Kaesang Pangarep hingga Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi.

Dalam simulasi terbuka atau top of mind, tampak Ahmad Luthfi berada di urutan teratas.

Lantas berikut persentasenya:

Irjen Pol Ahmad Luthfi 13,5 persen

Sudaryono 9,6 persen

Taj Yasin Maimoen 4,6 persen

Dico Ganinduto 3,7 persen

Ganjar Pranowo 3,5 persen

Bambang Wuryanto 2,3 persen

Yusuf Chudiori 1,7 persen

Hendrar Prihadi 1,5 persen

Casytha Arriwi Kathmandu 1 persen

Kaesang Pangarep 0,7 persen

FX Hadi Rudyatmo 0,5 persen

"Sementara itu, ada 55,2 persen yang belum menentukan pilihan calon gubernur," ungkap Direktur Eksekutif IDN Syifak Muhammad Yus saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Simulasi 6 Calon Gubernur Jawa Tengah:

Irjen Pol Ahmad Luthfi 20 persen

Sudaryono 16,7 persen

Taj Yasin Maimoen 13,6 persen

Bambang Wuryanto 9,7 persen

Yusuf Chudlori 5,1 persen

Hendrar Prihadi 4,9 persen

Simulasi 3 Calon Gubernur Jawa Tengah:

Ahmad Luthfi 32 persen

Sudaryono 22,4 persen

Hendar Prihardi 6,9 persen

Survei LSI

Survei elektabilitas Pilgub Jateng 2024 lainnya, juga dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 21-26 Juni 2024.

Survei ini diikuti 1200 responden, yaitu warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Tengah yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon.

Responden dipilih melalui metode Double Sampling, yaitu pengambilan sample secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.

Margin of error survei diperkirakan ± 2,8 persen  pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Pada simulasi top of mind Cagub Jateng 2024, mayoritas belum menentukan pilihan, yaitu mencapai 78,7 persen. 

Namun lagi-lagi Ahmad Luthfi menjadi sosok paling banyak disebut.

Lantas berikut persentasenya:

Ahmad Luthfi 5,2 persen

Kaesang Pangarep 2,5 persen

Sudaryono 2,1 persen

Simulasi 3 Nama Pertama

Ahmad Luthfi (28,2 persen)

Taj Yasin Maimoen (26,0 persen)

Bambang Wuryanto/Bambang Pacul (19.6 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (26,2 persen)

Simulasi 3 Nama Kedua

Ahmad Luthfi (34,6 persen)

Taj Yasin Maimoen (28,6 persen)

Hendrar Prihadi (5,3 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (31,5 persen)

Simulasi 3 Nama Ketiga

Ahmad Luthfi (40,4 persen)

Sudaryono (16,3 persen)

Dico Ganinduto (9,1 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (34,2 persen)

Simulasi 3 Nama Keempat

Ahmad Luthfi (35,9 persen)

Bambang Pacul (20,0 persen)

Sudaryono (14,9 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (29,2 persen)

Simulasi 3 Nama Kelima

Kaesang Pangarep (31,0 persen)

Ahmad Luthfi (28,4 persen)

Bambang Pacul (15,1 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (25,5 persen)

Simulasi 3 Nama Keenam

Kaesang Pangarep (30,9 persen)

Ahmad Luthfi (29,5 persen)

Sudaryono (13,0 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (26,6 persen)

Simulasi 3 Nama Ketujuh

Kaesang Pangarep (40,1 persen)

Sudaryono (17,9 persen)

Hendrar Prihadi (10,9 persen)

Tidak Tahu/Tidak Jawab (31,1 persen)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Terkini