TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami deflasi secara month to month (m to m) atau bulan ke bulan sebesar 0,26 persen di Juni 2024.
Sementara secara year on year (yoy) atau tahun ke tahun, Sulsel mengalami inflasi sebesar 2,03 persen.
Sedangkan inflasi tahun kalender atau Juni 2024 terhadap Desember 2023 tercatat 0,83 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto, dalam Konferensi Pers Bulanan melalui YouTube BPS Sulsel, Senin (1/7/2024).
“Andi terbesar (deflasi Juni 2024) adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta transportasi,” kata Aryanto.
Aryanto merincikan, berdasarkan kelompok pengeluaran bulan ke bulan, beberapa pemberi andil deflasi bulan ke bulan.
Yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,26 persen.
Ada juga pakaian dan alas kaki -0,23 persen, serta transportasi -0,06 persen.
Sementara kelompok mengalami inflasi meliputi perawatan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 0,01 persen.
Kemudian penyedia makanan dan minuman/restoran 0,01 persen.
Serta perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,01 persen.
Aryanto juga memaparkan andil atau sumbangsih 10 komoditas dominan terhadap inflasi bulan ke bulan.
Dimulai dari tomat -0,11 persen, angkutan udara -0,06 persen, daging ayam ras -0,04 persen, bawang merah -0,04 persen, dan ikan teri -0,03 persen.
Kemudian telur ayam ras -0,03 persen, beras -0,03 persen, ikan cakalang/ikan sisik -0,03 persen, cabai rawit -0,02 persen, dan ikan layang/ikan benggol -0,01 persen.
Inflasi Antar Wilayah
Dalam kesempatan tersebut, Aryanto juga memaparkan inflasi antar wilayah cakupan IHK Juni 2024 di Sulsel.
Meliputi Watampone deflasi -0,13 persen, Wajo -0,20 persen, Sidrap -0,14 persen, Luwu Timur -0,29 persen, Makassar -0,35 persen, dan Palopo -0,32 persen.
Sementara Bulukumba mengalami inflasi 0,01 persen, serta Parepare 0,34 persen. (*)