TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Maros, dr Muhammad Yunus menekankan penderita HIV mustahil sembuh, meskipun telah menjalani proses pengobatan.
Ia menuturkan pengobatan dilakukan untuk meningkatkan antibodi saja.
"Perlu diketahui, HIV memang tak bisa sembuh, pengobatan dilakukan untuk memperbaiki antibodi yang dapat memperpanjang hidup," tutupnya.
Saat ini penderita HIV di Maros sudah menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat.
Ia mengatakan, pengobatan yang diberikan kepada penderita HIV adalah antiretroviral (ARV).
"Perawatan ini, fungsinya tidak menyebuhkan, tapi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, supaya AIDS-nya tidak muncul," imbuhnya.
Mantan Kapus Bantimurung itu menjelaskan, kasus HIV di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan memang mengalami peningkatan.
Baca juga: Kadis Kesehatan Maros Ungkap Ciri-ciri Terjangkit HIV: Demam dan Diare Berkepanjangan
Tercatat, sudah ada 100 kasus yang ditangani sejak tahun 2011 hingga April 2024.
Ia merinci pada tahun 2011 hingga 2021, kasus HIV di Maros yang berobat hanya 23 kasus.
Kemudian tahun 2022 terdapat 32 kasus dan di tahun 2023 kemarin sebanyak 39 kasus.
Sementara, di tahun 2024 januari-April sudah ditemukan 6 kasus.
Yunus mengatakan rata-rata penderita HIV di Maros berada di usia remaja hingga 40 tahun.
"Kalau kita runut dari 2011 sampai April 2024 ada 100 kasus HIV di Maros. 85 orang sudah menjalani pengobatan, 12 orang meninggal dan belum pengobatan 3 orang," katanya. (*)