TRIBUN-TIMUR.COM - Bikin geger warganet, seorang mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo atau UNG membuat pengakuan dapat kiriman 400 paket COD tanpa sepengetahuannya.

Kabar ini pun viral di media sosial, lantaran si mahasiswi UNG tersebut menyebut kiriman paket COD tersebut ulah pacarnya yang sakit hati.

Diketahui sebelumnya, nasib malang menimpa seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang menjadi korban teror dari mantan pacarnya, yang mengirimkan 400 paket COD kepadanya.

Tidak hanya itu, mahasiswi bernama Sinar Dahlia (22) juga difitnah oleh sang mantan pacar, yang memberitakan bahwa dia terlibat dalam praktik open BO.

Tindakan mantan pacar yang berinisial R tersebut membuat Sinar Dahlia merasa geram, sehingga akhirnya dia memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.

R diketahui telah membuat akun media sosial palsu yang menggunakan nama Sinar Dahlia. Melalui akun tersebut, R menyamar sebagai Sinar Dahlia untuk menggoda pria-pria di internet.

Baca juga: Viral Demi Nonton Konser Taylor Swift Suami Habiskan Rp34 Juta untuk Istri, Rincian Budget Jadi Kaos

Tidak hanya itu, R juga menyebar ujaran kebencian di media sosial seperti Portal Gorontalo. Bahkan, Owan Boalemo menjadi salah satu sasarannya.

R seringkali menghujat Owan hingga menyebabkan warganet geram dan mencari-cari keberadaan Sinar Dahlia.

"Ada sembilan nomor kontak yang digunakan R untuk meneror Sinar Dahlia. Nomor itu juga sering digunakan untuk Open BO dan mengganggu korban," ujar Ali Rajab kuasa hukum Dahlia dilansir dari TribunGorontalo.com, Selasa (5/3/2024).

Dahlia mendapatkan teror dari R sejak pertengahan 2023.

Padahal Dahlia sudah sering memblokir nomor R.

"Diblokir oleh yang bersangkutan (Sinar Dahlia). Dia ganti lagi yang baru, begitu seterusnya," tambahnya.

Namun R terus menganggunya.

Parahnya lagi, R juga meneror orang-orang terdekat Sinar Dahlia seperti keluarga, teman sekelas hingga dosen.

Hingga akhirnya, Dahlia merasa geram dan melaporkan R ke pihak kepolisian.

Namun sudah tiga bulan sejak laporan masuk, Ali mengaku belum mendapat perkembangan kasusnya.

"Kami sudah melaporkan tertanggal 1 Desember 2023 di Unit 5 Cyber Ditreskrimsus Polda Gorontalo.

"Sampai saat ini kami menunggu kejelasan dari Polda Gorontalo untuk bagaimana menyelesaikan kasus ini," tuturnya.