Punya 139.000 Ekor, Populasi Sapi di Wajo hanya Kalah dari Bone

Penulis: Faqih Imtiyaaz
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Gubernur Sulsel saat meninjau proses Inseminasi Buatan sapi di Wajo.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program Inseminasi Buatan (IB) kian gencar dilaksanakan Pemprov Sulsel.

IB merupakan metor reproduksi ternak sapi yang dilakukan secara buatan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan produktivitas populasi ternak. 

Kali ini, Pemprov Sulsel menyasar Kabupaten Wajo.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mendorong peningkatan ternak di Wajo. 

Bahtiar bersama Bupati Wajo, Amran Mahmud meninjau pelaksanaan IB di peternakan milik warga di Desa Patila, Kecamatan Pammana, Jumat (9/2/2024)

"Di Kabupaten Wajo populasi ternak (sapi) 139.000 ekor. Wajo itu terbesar kedua setelah Bone. Fokus kami tahun ini di bidang peternakan termasuk inseminasi buatan," kata Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Wajo, Ashar.

Pemprov menyerahkan bantuan berupa coolbox vaksin sebanyak 20 kotak, obat cacing 3.600 bolus.

Lalu ada multivitamin 385 bungkus, imbuhan pakan 1.450 kg.

Ada juga obat-obatan 468 botol dan disinfektan 1.000 botol.

"Jadi dengan bantuan dari Pak Gubernur inseminasi buatan dan vaksin serta obat-obatan bisa kita lebih tingkatkan lagi ke depannya," lanjutnya.

Selain bantuan tersebut, Ashar berharap petugas inseminasi buatan juga perlu dilindungi dengan asuransi.

Para peternak setempat merasa terbantu dengan hadirnya program inseminasi buatan.

Sebab produksi sapi berkualitas bisa dilakukan dengan cepat.

"Program ini sangat bagus karena sapi kami berkembang dari sapi Bali, sapi saya sekarang ada Limosine, Simental dan Brahma," ucap peternak, Mappiasse.

"Kalau masalah penjualan, sapi biasa dengan sapi IB, jauh lebih mahal yang IB," tambah peternak lainnya, Muhammad Tang.

Sebelumnya, metode IB juga massif dilakukan di Kabupaten Soppeng.

Tujuannya sama meningkatkan kualitas produksi sapi di Sulsel

Berita Terkini