Khazanah Islam

Keajaiban Isra Miraj Menurut Quraish Shihab: Mengubah yang Tak Mungkin Menjadi Mungkin

Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cendekiawan Muslim, Prof Quraish Shihab saat menyaimpakan tausiahnya pada acara Mengenang 40 Tahun Wafatnya Hadji Kalla & Hj Athirah di Masjid Raya, Makassar, Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Isra' Mi'raj dalam kalender Hijriah jatuh pada tanggal 27 Rajab, menjadi momentum istimewa bagi umat Islam.

Bulan ini memiliki makna penting bagi Rasulullah SAW, dan umat Islam bersyukur kepada Allah SWT karena Nabi telah mengalami peristiwa Isra' dan Mi'raj.

Dalam sebuah ceramah, Sayyid Muhammad bin Alwy Al-Maliki menyatakan bahwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah SAW adalah sebuah mujizat yang tidak dipercayai oleh orang kafir pada saat itu, karena perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW terasa tidak masuk akal.

Perjalanan dimulai dari Mekkah ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan ke langit hanya dalam satu malam.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat pertama:

"سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ"

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1).

Dalam sebuah video, M Quraish Shihab mengatakan bahwa arti dari kata "Lailan" adalah waktu malam yang singkat.

Meskipun terdapat hadis yang menceritakan bahwa bantal Nabi Muhammad masih hangat ketika kembali dari perjalanan, hadis ini tidak shahih karena diriwayatkan Nabi Muhammad berangkat dari masjid, bukan dari rumahnya.

Namun, Quraish Shihab mengatakan bahwa hal ini merupakan perumpamaan dari singkatnya perjalanan malam yang ditempuh oleh Rasulullah.

Selain itu, ia juga menjelaskan konsep reliabilitas waktu, yaitu perbandingan tolak belakang antara kekuatan dan kecepatan.

Cahaya akan terlebih dahulu sampai dibandingkan batu ke satu titik yang sama dari titik yang sama.

Ada satu hal dalam hidup manusia yang tidak memerlukan tempat atau waktu, yaitu waktu Tuhan.

Bagi Tuhan, tidak ada masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Dengan demikian, waktu itu sudah datang walaupun waktu itu belum datang untuk manusia.

Maka, jangan pernah mengukur kemampuan Tuhan dengan kemampuan manusia, karena ini adalah kesalahan yang sering dimaknai oleh umat Islam.

Pengistilahan indah lainnya adalah tentang seekor lalat yang terbawa dalam pesawat.

Pesawat tersebut membawa lalat dari Jakarta ke Makassar, lalu kembali ke tempat awal.

Ketika sang lalat tiba di Jakarta dan menceritakan bahwa ia telah terbang ke Makassar, tidak akan ada lalat lain yang percaya.

Lalat tidak memiliki kekuatan untuk terbang sejauh itu, hal itu dapat terjadi karena bantuan pesawat.

Begitu juga dengan peristiwa Isra' Mi'raj.

Nabi Muhammad tidak mengatakan bahwa ia pergi tanpa bantuan Allah SWT, yang membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.(*)

Berita Terkini