TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Daffa Salman dalam mode fokus berkarir di PSM Makassar, belum pikirkan usaha sampingan.
Termasuk mengabaikan tawaran klub besar Liga 1 lainnya dengan masih ingin berseragam PSM Makassar di musim-musim berikutnya.
Daffa Salman berada dalam performa yang sangat bagus semenjak berseragam PSM Makassar.
Pemuda 21 tahun ini dipercaya sebagai pemain inti dalam 12 laga terakhir Pasukan Ramang.
Tentu ini kesempatan yang belum tentu datang dua kali dalam karirnya.
Apalagi diasuh oleh pelatih berlabel juara musim lalu.
Daffa ingin memanfaatkan situasi ini.
Pasalnya Tavares punya magis dalam mengorbitkan pemain muda.
Olehnya itu, Daffa memilih fokus dan konsisten bermain sepakbola serta tak terpikirkan melakukan pekerjaan lain.
“Belum ada untuk saat ini, saya hanya fokus bermain sepakbola saja,” katanya kepada tribun timur, Kamis (4/1/2023).
Pria yang mengidolakan Sergio Ramos ini juga punya keinginan membela Timnas Indonesia.
Untuk itu, Daffa tidak ingin fokusnya terpecah.
Berkat PSM Makassar, Daffa mulai diperhitungkan serta dilirik tim lain.
Pasalnya, pria asal Tasikmalaya ini menyabet beberapa penghargaan individu.
Yang terakhir Daffa dinobatkan sebagai Best Young Player of The Month November.
Sehingga dia tidak ragu untuk bertahan lebih lama di skuat Ramang.
“Untuk saat ini apabila saya masih dibutuhkan akan tetap bertahan di Makassar,” tegasnya
“Tentunya pasti ada, saya rasa itu harapan semua pemain dan mudah-mudahan sampai rezekinya dan saya layak untuk bisa berseragam Timnas,” sambung Daffa.
Kunci keberhasilan pemuda yang lahir 30 April 2002 ini adalah kerja keras.
Dukungan keluarga menjadi motivasinya tembus skuat inti Laskar Pinisi.
“Faktor usaha, kerja keras, dukungan keluarga, dan yang paling utama tentunya doa kedua orang tua,” tandas bek tengah PSM itu.
Awal Karir Daffa
Sejak umur tiga tahun, Daffa sudah diperkenalkan dengan sepakbola oleh sang ayah.
Ayahnya kelahiran Medan kemudian mengikuti event di Tasikmalaya.
Ayah Daffa menetap di Tasikmalaya pada tahun 1982.
Kemudian saat umur enam tahun, Daffa masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) Galuh Putra di Tasikmalaya.
Daffa dilatih langsung oleh ayahnya sendiri.
Dari SSB ini bek kanan PSM Makassar itu mengasah bakatnya.
“Awalnya dari umur tiga tahun sudah dikenalin sama ayah tentang apa itu sepakbola, karena dasarnya ayah saya juga pemain bola asal Medan yang berlabuh di Tasikmalaya karena event Porda tahun 1982 awalnya,” katanya kepada tribun timur, Kamis (4/1/2024).
“Masuk SSB Galuh Putra sekitaran umur 6 tahun yang langsung dilatih sama ayah saya sampai sekarang juga masih dilatih ayah,” terang Daffa.
Dari SSB lokal inilah, Daffa menggantungkan cita-citanya menjadi pemain sepakbola profesional.
Daffa berposisi sebagai bek tengah.
Posisi ini cukup krusial dalam satu tim.
Bakatnya semakin terasa dengan mengikuti kompetisi tingkat nasional.
Kompetisi pertama yang diikuti Haornas (Hari Peringatan Olahraga Nasional) dan Piala Soeratin di tahun berikutnya.
Lalu, Daffa terpantau tim pencari bakat.
Tahun berikutnya pemuda kelahiran Tasikmalaya 30 April 2002 ini direkrut tim amatir Liga 3 Persikotas Tasikmalaya.
Namun tim tersebut gagal berlaga karena covid 19.
Kemudian, Daffa hijrah ke klub amatir lain R2B Bandung mengikuti Liga 3 seri 2 Jawa Barat.
“Dua tahun, cuma yang satu tahun batal digelar karena covid 19 timnya Persikotas, tahun berikutnya saya ikut lagi Liga 3 di bandung namanya R2B Bandung,” ujar Daffa.
Pemain satu ini berusaha keras menembus tim kompetisi profesional.
Daffa terbilang mempunyai potensi sebagai pemain belakang.
Tidak lama berselang setelah dari tim amatir, Daffa direkrut Persela Lamongan tim Liga 2 tahun 2022.
Di Persela Lamongan, Daffa mencatatkan enam penampilan dengan total 369 menit bermain.
Waktu yang cukup banyak bagi seorang pemain muda.
Kompetisi kasta kedua ini berhenti setelah terjadi tragedi Kanjuruhan.
Akibatnya pemain dan tim Liga 2 rehat cukup lama.
Akan tetapi, bakatnya kembali terpantau agen Azmi Ponti yang mencari bek muda PSM Makassar.
Daffa menjalani trial dengan skuat Ramang di awal musim 2023/2024.
Disini perjuangan Daffa baru saja dimulai untuk bermain di kompetisi kasta tertinggi Liga 1 Indonesia.
Apalagi tekanan cukup besar, trial di tim yang baru saja juara Liga 1.
Kabar baik datang, setelah hampir satu bulan trial bersama Juku Eja.
Akhirnya Daffa Salman mendapatkan kontrak profesionalnya di tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Pertama Haornas, terus Soeratin dan tahun 2021 saya mengikuti liga 3 seri dua Jawa Barat, 2022 saya di Liga 2, dan 2023 alhamdulillah bisa bermain di Liga 1,” ujarnya.(*)