BPBD Makassar Sebut Permintaan Bantuan Air Sudah Berkurang

Penulis: Siti Aminah
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi krisis air bersih akibat musim kemarau di Makassar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar tidak lagi intens memberikan bantuan air bersih ke rumah-rumah warga.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar tidak lagi intens memberikan bantuan air bersih ke rumah-rumah warga.

Bukan karena bantuan disetop, tetapi permintaan distribusi air bersih sudah mulai menurun.

"Memang pada sat ini permintaan atau  permohonan distribusi sudah berkurang, ini karena sumber air baku PDAM sudah mulai tersedia," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin, Jumat (23/11/2023) lalu.

Wilayah kekeringan juga sudah berkurang, dulunya melanda hampir 10 kecamatan, sekarang sisa dua kecamatan, Kecamatan Ujung Tanah dan Tallo.

Itupun hanya beberapa titik atau wilayah yang terdampak, seperti di Jalan Sabutung, Galangan Kapal, Kaluku Bodoa, dan Karuwisi.

"Bahkan beberapa hari terakhir ini tidak ada lagi permohonan bantuan air bersih," ungkapnya. 

Kata Achmad Hendra, kondisi cuaca di wilayah sekitar Makassar seperti Gowa dan Maros sudah mulai hujan.

Sehingga PDAM sudah bisa memproduksi air baku meskipun kapasitasnya masih terbatas.

Adapun status darurat kekeringan di Kota Makassar telah berakhir pada 15 November lalu.

Namun pimpinan kota Makassar menginstruksi agar status siaga kekeringan tida terburu-buru dicabut.

BPBD masih ditugaskan untuk memantau kondisi dan perkembangan cuaca kedepan. 

"Meskipun informasi BMKG bahwa musim hujan mulai 21 November  tapi kita lihat kondisi cuaca kadang hujan dan tidak, kadang mendung, susah diprediksi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, lima Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar sudah beroperasi total.

Beberapa IPA PDAM sebelumnya tak bisa berproduksi karena kurangnya sumber air baku akibat kekeringan.

Antara lain IPA 2 Panaikang, dan 3 Antang yang sumber airnya dari bendung Leko Pancing Maros, serta IPA 4 Maccini Sombala yang sumber airnya dari Bendungan Bili-bili.  

Air baku pada IPA 4 Maccini Sombala juga sempat mengalami kadar klorida yang tinggi.

Direktur Utama PDAM Makassar Beni Iskandar mengatakan, kendati sudah beroperasi tetapi air baku belum bisa optimal.

Itu karena musim hujan belum intens terjadi sehingga sumber air baku masih belum cukup untuk mengairi rumah-rumah warga.

"Sudah beroperasi tapi air bakunya belum bisa optimal karena hujan belum intens," ucap Beni Iskandar via telepon.

Bendung Leko Pancing misalnya,  produksi air bakunya masih dibawah kapasitas.

Normalnya, Leko Pancing memproduksi air baku 1.500 liter per detik, sekarang ini baru diangka 800 liter per detik.

"Tapi sudah ada peningkatan (dulu sempat 600 liter per detik), dan sudah bisa menyuplai," jelas Beni.

Pompa inline yang dipasang di utara kita juga belum bisa maksimal kata Beni.

Ketersediaan air baku masih diangka 400 liter per detik, sementara normalnya 550 liter per detik

"Itumi pompa inline kemarin saya coba tapi tiba-tina berkurang lagi air baku, butuh 550 liter per detik sementara belum ada hujan juga di hulu," keluhnya.

Adapun total produksi untuk keseluruhan IPA PDAM masih berkisar di 2 ribu lebih yang mestinya diangka 3 ribu lebih. (*)

Berita Terkini