TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Arab Saudi baru saja menambah kuota jemaah haji Indonesia.
Kini Indonesia mendapat jatah tambahan kuota sebanyak 20 ribu jemaah.
Humas Kanwil Kemenag Sulsel, Mawardi Siradj, mengaku alokasi kuota tambahan di Sulsel belum bisa dipastikan jumlahnya.
Pasalnya pembahasan pembagian kuota tambahan akan dibahas bersama DPR RI.
Mekanismenya pun bukan terkait usulan Kemenag wilayah, melainkan keputusan bersama dalam rapat tersebut.
"Kalau ada penambahan kuota nasional itu seluruh provinsi harus dapat juga termasuk Sulsel," jelas Mawardi Siradj saat dikonfirmasi, Sabtu (21/10/2023).
"Persoalan pembagian akan dibahas sama DPR RI. Jadi tidak serta merta ada kuota atau langsung ada tambaha. Jadi bukan mengusul, nanti dibahas di DPR RI," sambungnya.
Untuk saat ini kuota normal di Sulsel ada 7.272.
Dengan adanya tambahan kuota nasional, maka jatah kuota Sulsel akan bertambah.
Sementara itu, masa tunggu paling lama kini masih dipegang Kab Bantaeng.
"Kalau masa terlama masih Bantaeng dengan 46 tahun," kata Mawardi.
"Paling cepat ada 3, kalau bukan Luwu dan Enrekang sekitar 15-17 tahun masa tunggu," sambungnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumal mengaku tambahan kuota ini akan mengurangi panjangnya antrean, tetapi juga menuntut persiapan yang lebih matang.
"Kami harus mempersiapkannya dengan lebih baik. Tidak mudah mengatur perjalanan 241 ribu jemaah, apalagi jika terdapat tambahan 20 ribu," jelasnya.
Saat ini lanjut Gus Men, pihaknya fokus pada jamaah calon haji yang masuk dalam status lansia.
Jumlah jemaah haji lansia kini mencapai 600 ribu.
"Kami ingin memastikan bahwa mereka juga menjadi prioritas," katanya.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih