TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Seksi Intelijen Kejari Makassar, Andi Alamsyah mengemukakan alasan mengapa kantor pengelola Pasar Butung yang disegel sebelumnya dibuka kembali dan diserahkan ke Perumda Karya Makassar.
Hal itu dijelaskan Andi Alamsyah saat berdialog dengan massa pendukung KSU Bina Duta yang sebelumnya menempati kantor pengelola tersebut.
Menurut Andi Alamsyah, pembukaan kantor pengelola Pasar Butung yang diserahkan ke Perumda Karya Makassar, itu berkaitan dengan kasus korupsi yang menjerat ketua KSU Bina Duta, Andri Yusuf.
Andri Yusuf adalah tersangka kasus korupsi pengelolaan lods Pasar Butung oleh Kejari Makassar, yang kini berstatus terdakwa.
"Kalau kami membiarkan pengelolaan Pasar Butung masih dilaksanakan pihak lama (KSU Bina Duta), itu sama (halnya) kami melanggengkan perkara korupsinya (Andri Yusuf)," ujar Andi Alamsyah.
"Makanya untuk saat ini kami meminta, ini kan sudah diambil alih oleh Pemerintah Kota melalui PD Pasar," sambungnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, upaya pengambilan alihan pengelolaan itu tidak lain untuk mengamankan aset Pemerintah Kota Makassar.
"Kalau ada hal-hal ibu keberatan silahkan tempuh mekanisme hukum, saya rasa teman-teman di Pemkot juga sudah siap," jelasnya.
Diwarnai Ketegangan
Rencana pengosongan atau pengambilan alihan pengelolaan Pasar Butung Makassar, diwarnai ketegangan, Senin (2/10/2023) siang.
Rencana pengambilan alihan oleh Perumda Karya Makassar mendapatkan penolakan dari sejumlah oknum yang mengaku pengelola Pasar Butung yang sah.
Pantauan di lokasi, sempat terjadi ketegangan antara salah satu pengelola dan sejumlah massa di gerbang utama Pasar Butung.
Pasalnya, seorang pria yang diduga dari kubu pengelola yang lama melontarkan kata-kata kasar kepada petugas yang berjaga di lokasi.
"Pencuri kau, pencuri," kata pria berbaju hitam itu.
Sontak, sejumlah massa yang berada di lokasi langsung emosi mendengar pria tersebut melontarkan kata-kata yang kurang etis.
"We kenapa kau bilangi petugas, tangkap saja pak, dia provokator," teriak salah satu massa.
Beruntung, anggota Polres Pelabuhan dan anggota Satpol PP yang berada di lokasi langsung melerai massa yang emosi.
Pria yang berteriak-teriak itu pun dievakuasi dari kerumunan massa.
Polisi Imbau Massa Tak Berkepentingan Keluar dari Pasar Butung
Polisi mengimbau kawanan massa yang menduduki Pasar Butung, agar segera meninggalkan lokasi.
Hal itu diucapkan Wakapolres Pelabuhan Makassar, Kompol Sugeng Suprijanto.
"Saya mohon rekan-rekan untuk segera keluar dari lokasi. Silahkan petugas keluarkan yang tidak berkepentingan," tegas Kompol Sugeng lewat pengeras suara.
Meski begitu, pantauan di lokasi, massa masih bertahan di area bagian lobby Pasar Butung.
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Yudi Frianto tampak melakukan proses mediasi atau dialog.
Dialog itu dilakukan bersama perwakilan kubu pengelola Pasar Butung dan juga Perusahaan Daerah Makassar Rata (Perumda Karya).
Sebelumnya diberitakan, Ratusan personel gabungan Polres Pelabuhan Makassar dan Satpol PP bersiaga di depan Pasar Burung, Kecamatan Wajo, Makassar, Senin (2/10/2023) pagi.
Mereka dalam posisi siaga untuk mengawal rencana pengosongan pengelola lama Pasar Butung oleh PD Pasar Raya Makassar.
Pantauan di lokasi para personel kepolisian terlihat membekali diri dengan rompi anti huru-hara.
Selain itu, polisi juga membekali diri dengan tameng.
Selain itu juga disiagakan satu Water Cannon atau rantis pengurai massa menghadap pasar butung.
Di jalan masuk Pasar Butung, juga tampak sekelompok massa yang bersiaga.
Informasi yang dihimpun, massa itu merupakan pendukung pengelola lama.(*)