TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Anggota Komisi V DPR RI Hamka B Kady menggelar silaturahmi bersama warga.
Silaturahmi di Jl Syekh Yusuf, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Makassar, Jumat (25/8/2023) lalu.
Mereka nampak sangat antusias menyambut kedatangan politisi senior Partai Golkar ini.
Antusiasme terlihat dari banyaknya warga yang hadir.
Kebanyakan dari kalangan ibu-ibu.
Mereka memanfaatkan momentum kedatangan Hamka B Kady untuk menyampaikan aspirasi dan uneg-uneg mereka.
Termasuk untuk foto bersama.
Hamka B Kady mengaku merasa berbahagia bisa bersilaturahmi dengan warga Syekh Yusuf.
Hamka B Kady pun menyampaikan sejumlah hasil kerjanya selama dua periode berada di Senayan.
Mulai dari menghadirkan program nasional berupa mega proyek jalan dan jembatan, bendungan dan irigasi, hingga kereta api.
Demikian juga pembangunan bandara, pelabuhan, bedah rumah, hingga pembangunan sanitasi layak.
“Saya berterima kasih karena selama dua periode ini bapak dan ibu tetap bersama-sama dengan saya. Insya Allah, kita akan berjuang lagi di Pemilu 2024,” kata Hamka B Kady.
Silaturahmi semakin meriah dengan adanya doorprize atau hadiah dari Hamka B Kady.
Mulai dari kipas angin, dispenser, setrika, dan beragam hadiah lainnya.
Dalam kegiatan itu, warga juga menyambut kedatangan politisi senior Partai Golkar itu dengan keluhan air bersih.
“Air bersih minim pak, sudah lumayan lama tidak hujan,” ujar salah seorang warga.
Selain itu, warga juga berkeluh kesah terkait infrastruktur lorong, sarana dan prasarana umum, lapangan kerja, hingga jaminan kesehatan serta pendidikan.
Merespon keluh kesah tersebut, Hamka melalui kewenangannya di DPR RI akan menindaklanjutinya ke instansi terkait.
Ia menyinggung soal proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mamminasata yang sementara tengah berjalan.
"Proyek Strategi Nasional itu bisa menjawab kebutuhan air bersih di Makassar. Selain Makassar, proyek ini juga menyasar Maros, Sungguminasa (Gowa) dan Takalar," jelas Hamka.
Persoalan air bersih, kata Hamka memang selalu menjadi polemik setiap tahun. Khususnya pada musim kemarau panjang.
“Makassar terlebih khusus saya tekankan, Makassar itu sangat memerlukan air bersih,” katanya.
Ia menyoroti di daerah pinggir laut. Menurutnya, warga Makassar di sekitar sana kesulitan mendapat air bersih,
“Di daerah Ujung Tanah sana, bagaimanapun dia bor pasti tidak bisa dapatkan air bersih,” jelasnya.
Karenanya, ia menilai proyek dengan nilai investasi Rp1.167.362.000.000 itu sangat mendesak.
Hamka menjelaskan, skema pendanaan ini terbagi dari tiga sumber dana.
APBN menanggung Rp527.864.000.000.
APBD provinsi Rp237.682.000.000. Sementara APBD empat kabupaten atau kota (Mamminasata) Rp401.816.000.000.
“Apa yang ditanggung empat kabupaten atau kota ini, yaitu penampungan pipa yang dibor provinsi. Yang sudah dibuatkan pipa besar dari sumber air. Dibangun di sekitar Kima (Kawasan Industri Makassar) nanti menggunakan APBN dan APBD Provinsi,” jelasnya.
APBD empat kabupaten atau kota itu, kata Hamka digunakan untuk menyambung pipa dari rumah ke rumah.
Karenanya, kabupaten atau kota, provinsi dan pusat mesti tersinkronisasi. Agar proyek ini bisa jalan.
“Kalau pusat saja selesai saluran airnya, penampungan airnya, yang bisa mengaliri seribu liter per detik atau 600 liter per detik,” katanya.
“Tidak disalurkan ke rayakat sama saja bohong. Oleh karena itu kontrak kerja pemprov dan pemkot harus konsisten dan konsekuen menganggarkan dananya,” terangnya.
Ia menyebut proyek ini akan memulai kontrak kerja Juli nanti. Ditargetkan selesai akhir 2024.
“Sebelum Pak Jokowi selesai,” katanya.(*)